Beranda / Young Adult / Dunia friendshit / 4. Shafa cemburu

Share

4. Shafa cemburu

Penulis: DreamerFlowers
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-24 14:49:42

Berdiam diri dikamar seharian dengan makanan dan juga laptop tidak pernah membuat Acha bosan tapi hari ini berbeda, cewek malas itu terlihat tidak bergairah untuk makan dan nonton badannya seperti jelly yang dimasak kebanyakan air, lembek tidak bertenaga.

Acha sama sekali tidak turun dari tempat tidur nya, badannya tertutup selimut tebal hingga leher, bibir pucat nya merintih lirih dengan badannya yang menggigil pelan.

Hari ini Reno juga tidak kerumah nya padahal ini jadwalnya dia libur biasa nya sudah ke kamar Acha dan mengomel karna Acha yang masih tidur atau bermalas-malasan diatas kasurnya.

Manik matanya berair kepalanya pusing, dengan sisa-sisa tenaga tangannya meraba sekitar mencari handphone nya.

Orang pertama yang Acha cari adalah Reno. Bibir pucat nya berucap lirih mengirimkan pesan suara kepada Reno.

Acha butuh Reno.

"Reno, gue mau mati." Kira-kira ini yang diucapkan Acha.

Tidak perlu menunggu lama pesannya langsung dibaca oleh Reno namun tidak kunjung dibalas.

Reno sepertinya sedang sibuk bersama Shafa, Acha hanya bisa menghela nafasnya panjang lalu matanya perlahan terpejam.

Hampir setengah jam dari Acha mengirimkan pesan pada Reno, suara pintu kamar terbuka membuat Acha sayup-sayup membuka matanya kembali.

Reno datang bersama Shafa, wajah Reno terlihat sangat khawatir.

"Lo sakit?"

Acha tidak menjawab manik layu nya yang berair menjelaskannya kepada Reno, tanpa babibu lagi Reno langsung menggendong badan Acha, berjalan terlebih dahulu keluar membiarkan Shafa mengikutinya dari belakang.

"Biar aku aja yang bawa." Ucap Shafa mengambil alih kunci mobil nya. "Kamu fokus sama Acha aja." Sakit sekali Shafa mengucapkan ini tapi dirinya juga kasian melihat keadaan Acha.

Reno mengelus pelipis Acha yang berkeringat, Acha sangat jarang sekali sakit tapi jika sudah sekali nya begini Reno sangat khawatir.

Melihat kekhawatiran Reno kepada Acha lagi-lagi membuat Shafa iri dan cemburu. Kapan Reno akan seperti itu kepada nya, cincin dijari manisnya yang diberikan Reno kemarin seperti tidak ada makna dan spesialnya.

"No, kayanya gue sekarat." Lirihan Acha membuat Reno mendengus kesal.

"Jangan aneh-aneh, bentar lagi sampe rumah sakit."

Acha mengeleng tidak berdaya. "Gue gak mau kerumah sakit."

"Kalo gak kerumah sakit lo bisa sekarat beneran."

Acha bungkam, wajah pucat pasi nya menujukan seolah-oleh dirinya memang sedang sekarat.

"No." Panggil Acha melirik Reno lewat ekor matanya.

"Di surga ada mochi gak ya?"

ALLAHUAKBAR!!!

*****

Setelah diperiksa dokter kini Acha tidur, Shafa dan Reno saling diam menatap Acha. Canggung, Reno kehabisan kata nya untuk berbicara dengan Shafa dipikirkannya saat ini hanya Acha.

Shafa mendekat pada Reno menyentuh lembut lengan cowok itu sambil tersenyum tipis. "Aku pulang aja ya."

"Mau gue anterin?"

Sebuah tawaran bukan ajakan.

"Gak usah aku pesan grabcar aja. Kamu jagain Acha aja disini kasian dia."

"Oke, hati-hati. Kabarin kalo udah dirumah nanti." Ucap Reno membuat Shafa hanya bisa tersenyum miris.

Berharap apa dirinya?

Shafa segera pergi dari sana, berlama-lama disana hanya membuatnya sakit hati lebih baik Shafa pulang dan menenangkan hati nya.

"Shafa." Seseorang memanggil Shafa saat berjalan di koridor rumah sakit. Shafa menoleh melihat Bara teman kerja Reno yang berjalan menghampirinya.

"Lama gak ketemu."

Shafa membalas uluran tangan Bara dengan senyumannya, selain Reno dulu Shafa juga pernah menyukai Bara waktu masih jadi seniornya di kampus.

"Agak sibuk sama kerjaan jadi jarang kesini." Balas Shafa, biasanya memang dirinya selalu berkunjung kerumah sakit untuk mengantarkan bekal makan siang Reno.

Bara mengangguk mengerti, dilihatnya kesekeliling lalu kembali bertanya. "Gak sama Reno, dia hari ini gak masuk."

Shafa tersenyum kecil. "Acha sakit, Reno lagi nemenin dia."

"Lo gak ikut nemenin?"

"Gak sanggup gue, Bar."

Bara mengangguk mengerti, sudah menjadi rahasia umum hubungan antara Acha dan Reno.

"Sorry ya, gue duluan gojek gue kayanya udah sampe."

"Oh iya, hati-hati."

Bara merasa kasihan kepada Shafa. Mau-mau nya cewek itu bertahan pada Reno yang dihati nya hanya ada sahabat nya.

Semua orang juga jika melihat bagaimana Acha dan Reno pasti sudah bisa menyimpulan sendiri ada apa diantara keduanya. hanya Acha dan Reno saja yang terus berlari dari kenyataan dan tetap bersembunyi di balik kata sahabat.

Kadang Bara merasa sangat geram bagi Bara hubungan Reno dan Acha sudah bukan lagi friendship tapi FRIENDSHIT!

Sekarang Bara ingin lihat akan bertahan sampai mana hubungan sahabat itu.

*****

"Gue denger dari Shafa, Acha sakit?" Ucap Bara basa-basi pada Reno yang baru datang keruangannya setelah memeriksa pasien nya.

"Iya, demam."

"Repot banget ya pasti ngurusin orang kaya Acha." Ujar Bara memainkan rubik ditangannya melirik Reno ingin melihat respon cowok itu.

"Gue gak pernah ngerasa direpotin."

Bara berdiri dari duduknya mendekat pada Reno lalu menyandarkan badannya pada ujung meja. "Shafa keliatan sedih banget kemaren, pasti karna liat lo yang segitu khawatirnya sama Acha."

Reno tidak menggubris omongan Bara.

"Gue jadi penasaran deh, kok lo bisa pacaran lama sama Shafa setau gue hubungan lo gak pernah bisa awet karna Acha."

"Apa jangan-jangan." Reno melirik Bara dengan ekor matanya. "Sering ngasih lo jatah ya?."

Didiemin malah ngelunjak, Reno melempar Bara dengan rubik yang sempat dimainkannya.

"Sembarangan lo, sekali pun gue gak pernah macem-macem sama dia." Reno berkata apa adanya karna memang selama ini dirinya tidak pernah berbuat macam-macam kepada Shafa, Reno sangat menghargai Shafa sebagai seorang perempuan.

"Terus lo pacaran ngapain aja, yakali cewek se cakep Shafa lo anggurin gitu aja. Seenggaknya ciuman gitu?."

"Kepo banget lo sama hubungan gue, naksir lo sama dia?." Tanya Reno dengan entengnya.

Bara terdiam kemudian berucap. "Gue naksirnya Acha." Ucapan Bara berhasil membuat Reno terdiam.

Berhasil.

Bara coba memancing Reno lagi.

"Lo gak bakalan kuat ngurusin dia." Ujar Reno duduk disofa memainkan handphone nya.

Bara ikut duduk di sebelah Reno melihat apa yang cowok itu lakukan. "Gue bisa coba dulu." Reno menatap Bara lalu menoyor jidat Bara agar menjauh dari nya.

"Gak usah macem-macem gak bakalan gue izinin."

"Kenapa?"

Reno tidak menjawab.

"Emang lo siapa ngelarang gue buat deketin Acha?"

Gerakan tangan Reno yang sedang mengetik pesan berhenti, ditatapnya dengan datar wajah Bara lalu berucap. "Gue sahabatnya."

"Tapi Acha sebagai sahabat lo gak ngelarang lo pacaran sama shafa."

Reno menggeram, Bara sengaja memancingnya harusnya tadi tidak usah dirinya ladeni pertanyaan nya.

Bara terkekeh geli Reno sepertinya sudah sadar dengan jebakannya, ditepuk nya pundak Reno kemudian berdiri dan melenggar pergi dari ruangan itu.

"Sial." Umpat Reno merasa kesal sendiri padahal apa yang diucapkan Bara memang benar kenyataannya tapi kenapa dirinya tidak terima?

To be continude

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dunia friendshitĀ Ā Ā 44. Misi pertama

    "Cara gini lo yakin berhasil?." Tanya Reno ragu kepada dua temannya."Kalo gak dicoba kan gak bakalan tau." Ujar Dristan memakai topeng pencuri bersama dengan Bara, kedua nya sudah kompak akan cosplay menjadi seorang penjahat malam hari ini demi sang teman.Reno semakin ragu dengan rencana yang akan mereka lakukan karna ini cukup berbahaya, resiko nya lumayan besar kalo ketauan warga sekitar bisa digebukin mereka."Tenang aja, aman." Ujar Bara."Kalo ketauan gimana?." Tanya Reno cemas terlalu memikirkan resiko-resiko kegagalan mereka."Gak bakalan, aman dah. Serahin sama kita berdua lo cukup dateng dan jadi pahlawan buat Acha." Timpal Dristan bersiap menyelinap masuk ke rumah Acha yang tampak sepi.Reno menatap was-was ke sekitar takut ada yang melihat mereka, agak gila sebenarnya rencana yang diusulkan Dristan tapi lebih gila lagi dirinya yang mau saja mengikuti akal bulus itu.Ya gimana? Untuk dirinya juga.Reno menunggu dengan hati yang gusar, Dristan dan Bara sudah masuk kedalam r

  • Dunia friendshitĀ Ā Ā 43. Second choice

    "Pagi dokter Airin." Sapa Bara tidak sengaja berpapasan dengan Airin di parkiran rumah sakit.Airin tersenyum tipis pandangan matanya tertuju pada sosok yang ada disebelah Bara, Reno tampak acuh dengan hp nya jika dilihat dari gerakan tangannya sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang."Pagi juga dokter Bara, dokter Reno." Sapa balik Airin dengan manis. Reno mendongak menatap Airin mendengar namanya ikut disebut, dengan sopan Reno mengangguk membalas sapaan Airin.Usut punya usut ternyata Airin ini umurnya sama seperti bara dan Reno, meskipun wajah nya terlihat sangat muda tapi umur nya sudah sangat matang wajar saja banyak yang langsung menyukai nya."Gak dianterin?." Tanya Bara basi-basi mereka berjalan bersamaan menyusuri koridor rumah sakit."Iya, biasa kemana-mana sendiri." Balas Airin lembut."Calon suami atau pacar nya kemana emang?." Mulai. Reno sudah sangat jengah Bara yang sengaja sekali pertanyaannya itu."Saya belum punya, masih mau fokus karir." Ucap Airin malu-

  • Dunia friendshitĀ Ā Ā 42. Sabar Pak dokter

    "No, gue mau buka usaha.""GAK USAH NGACO!."Hidup lagi capek-capek nya perkara motor gak ketemu-ketemu malah denger Acha pengen buka usaha yang kemungkinannya itu sangat minimalis banget.Sekelas orang mager kaya Acha mau buka usaha? Mau jualan apa coba, gerak dikit aja ngos-ngos an ngeluh mulu ini malah berlaga mau buka usaha ujungnya nanti malah Reno yang repot.Acha merengut pelan. "Minggu depan udah libur semester pertama, gue pengen buka usaha biar ada aktivitas." Ucap Acha bergelayut manja di lengan Reno yang sibuk berkutat dengan laptop nya. Reno menggeleng. "Buka usaha banyak pertimbangannya bukan main asal buka aja, lagian mau buka usaha apa? ternak curut?." Ujar nya."Apa aja, jual pop ice atau seblak didepan rumah juga gue mau." "Prettt. Siapa yang mau beli." "Ih, biar kaya orang-orang, No.""Tapi lo gak kaya orang-orang, Cha." Timpal Reno tetap fokus pada layar laptopnya meskipun Acha menggelayuti tangannya dengan segala gaya.Acha mendengus kasar merebahkan kepalanya

  • Dunia friendshitĀ Ā Ā 41. Perjodohan

    Acha membuka mata dengan tangan memegang kepalanya yang masih terasa berat, mata nya mengerjab pelan melihat kearah tangannya yang digenggam oleh seseorang yang tak lain adalah... Reno.Selain Reno disana juga ada papah nya yang terlelap di sofa dengan posisi duduk bersandar, Acha menghela nafas berat pasti sangat pegal semalaman tidur dengan posisi seperti itu apalagi Reno.Acha berusaha menarik tangannya yang digenggam oleh Reno dengan perlahan tapi rupa nya pergerakannya malah membuat Reno terusik dan akhirnya bangun daro tidur nya. Melihat Acha yang sudah bangun, cowok itu menarik senyuman tipis nya menegakan tubuh dan merasakan punggung nya terasa cukup sakit."Lo kenapa tidur disini?." Pertanyaan itu menyambut awal kesadaran Reno."Jagain lo." Balas Reno dengan enteng, punggung tangannya menyentuh kening Acha. "Alhamdulillah demam nya udah turun gak kaya semalem." Kata nya bersyukur.Acha tidak menggubris ucapan Reno, dia lebih fokus pada badan cowok itu yang semalaman tidur de

  • Dunia friendshitĀ Ā Ā 40. Acha dendam

    Namanya cobaan hidup kalo gak susah ya sulit, mau enak mah namanya cobain. Mau marah tapi gak bakalan merubah kenyataan, akhirnya cuman bisa pasrah dan ikhlas merelakan.Emang bener kata orang, hari sial gak pernah ada di kalender karna sial bisa terjadi dimana pun dan kapan pun, tidak pernah ada yang tau.Reno mendesah pelan berjongkok didepan gerbang rumah nya pagi-pagi buta meratapi nasib motornya yang dibawa pergi oleh orang alias di colong.Mimpi apa ya dia semalem bisa sampe kecolongan? Setelah bertahun-tahun dia hidup dan tinggal di komplek itu baru kali ini dia merasakan kebobolan padahal selama ini aman-aman saja. Meskipun hanya motor nya saja yang dibawa pergi tapi Fara pasti akan mengamuk dan langsung mengadakan sidang dadakan kepadanya jika tau perihal ini."Sabar ya mas, kami akan urus masalah ini insyaallah pasti motor nya ketemu." Ucap satpam komplek yang datang setelah Reno melaporkan motornya hilang dicuri orang.Reno tidak akan menyalahkan keamanan komplek nya karna

  • Dunia friendshitĀ Ā Ā 39. Modus jangan

    Reno geleng-geleng kepala melihat keadaan kamar Acha yang sudah lama tidak dirinya benahkan, entah harus berkomentar bagimana Reno pada cewek yang masih santai dengan laptop di pangkuannya.Cowok jangkung itu membungkuk memunguti sampah-sampah bekas cemilan sang tuan putri, mengumpulkannya menjadi satu lalu memadukannya pada tempat sampah yang bersih."Baru kemaren gue muji-muji lo, Cha, Cha." Ujar Reno sambil lanjut memunguti barang yang ada dilantai.Acha menoleh sejenak lalu kembali fokus pada layar laptop nya. "Kemaren sibuk, tugas gue lagi banyak jadi gak sempet beres-beres." Balas Acha dengan santai sesekali memakan cemilannya.Reno berdecak pelan merebut cemilan yang dimakan Acha. "Nanti banyak semut dikasur, liat tuh." Ucap nya menunjuk remahan kecil cemilan yang berjatuhan diatas kasur Acha tapi cewek itu tidak memperdulikannya."Pindah, biar gue bersihin dulu." Suruh Reno tapi Acha tidak segera beranjak dari posisi nya."Cha." Panggil Reno namun tidak digubris.Reno menghela

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status