Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 18. Malam Pertama Kita

Share

18. Malam Pertama Kita

Author: OTHOR CENTIL
last update Huling Na-update: 2025-08-25 12:15:48

“Sampai kapan kamu mau melirikku, Mas?” gumam Caroline.

Waktu petunangan sampai hari pernikahan sudah berjalan 1 tahun, dan sikap dari Damar masih begitu-begitu saja.

Kalau dibiarkan seperti ini, pastilah semuanya akan kembali seperti semula. Mereka akan asing dan tidak akan bertegur sapa.

Damar sungguh membayangkan jika yang berada dihadapannya ini adalah Diana. Baju tidur satin merah, kesukaan Diana. Dia sangat hafal.

Dan Carol pun heran, Damar saat ini malah menatapnya penuh damba. Bunga-bunga yang berada dalam tubuhnya seketika bermekaran serentak.

Tidak tahu saja jika sang suami saat ini sedang membayangkan orang lain manakala sedang menatap kearah Caroline.

“Carol, ....” Pemuda itu mendekat dan berbisik lirih saat mendapati caroline berdiam diri di tepian ranjang.

“Mas, mas mau ngapain?” tanya Caroline yang sedikit gugup.

“Bukankah kita sudah menikah? Apakah kamu lupa jika ini malam pertama kita?”

Glek!

Caroline menelan ludah. Benarkah
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mira
kasian diana
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • ENAK, PAK DOSEN!   280. Diusir

    “Diana! Diana!” “Keluar!” “Diana, aku—” “Keluar. Silakan cari bukti dan berikan padaku! Kalau sampai Mas gak bersalah, aku terima Mas. Kalau sampai Mas salah, aku pokoknya minta cerai!” “Oh ya ampun!” Damar menggerutu usai Diana menutup pintu gerbang setinggi 3 meter itu sambil berkata pada security. “Pak, jangan sampai Mas Damar masuk!” “Tapi, Nyonya. Saya—” “Bapak masih mau bekerja di sini atau tidak?” Ancaman Diana berhasil membuat sang security mengangguk penuh keterpaksaan. Matanya menatap Damar. Damar pun menatapnya, dan seolah ia mendapat kode agar menuruti perintah sang Nyonya. “Ma-masih, Nyonya.” “Ha, bagus! Kalau masih ingin bekerja di sini, turuti perintahku. Jangan biarkan Mas Damar masuk. Kalau dia masuk, tembak saja kakinya!” Terusir dari rumah sendiri, Damar mendengus sebal. Usai Diana menjauh meninggalka

  • ENAK, PAK DOSEN!   279. Amukan Singa Betina

    “Diana, Diana kamu salah paham, Sayang. Diana, kumohon dengarkan aku!”Damar melompat dari sofa, jantungnya berdebar keras. Ia berlari mengejar Diana yang sudah berdiri di ambang pintu dan terlihat punggungnya bergetar hebat. Wanita itu menangis tergugu sambil berlari. Demi Tuhan, Damar takut terjadi sesuatu pada kandungan istrinya saat ini!“Jangan berlari, Sayang. Kumohon jangan lari!” Diana pun enggan mendengarkan. Kedua bola matanya sembab, ia menatap suaminya dengan tatapan penuh luka serta amarah.Diana baru percaya pada pria itu sekitar dua tahun kalau Damar tidak lagi bermain wanita. Tapi, apa kenyataannya?Pria bergelar suaminya itu justru mengkhianatinya, dan bahkan selingkuhannya sampai hamil!Apa-apaan ini? Jadi selama menikah dengannya, Damar sudah berse-tu-buh dengan wanita lain? Ya ampun! Tak cukupkah rasa sakit di masa lalu yang ditorehkan pria itu untuknya?Diana tak habis

  • ENAK, PAK DOSEN!   278. Terungkapnya Rahasia Besar

    "Tuan Damar, kondisi kehamilan istri Anda sangat baik. Perkembangannya sesuai dengan usia kehamilan dan janinnya sehat. Mohon tetap kurangi aktivitas berat, ya. Usahakan untuk rutin berolahraga ringan seperti yoga, senam hamil, atau sekadar jalan pagi atau sore di sekitar rumah." Setelah melakukan pemeriksaan awal dan USG, dokter berhijab merah maroon itu menatap Damar dan Diana dengan senyum lembut. Ia menjelaskan setiap detail yang dia periksa tadi serta memberikan saran. "Baik, Dok." sahut Damar. Kini, bola matanya masih fokus menatap layar monitor USG dengan tatapan penuh haru. Ia melihat janin kecil yang tampak begitu menggemaskan. Ia harus bersabar beberapa bulan lagi kini. Lalu, Damar bertanya saking penasarannya. "Kalau untuk jenis kelaminnya bagaimana, Dok? Apakah sudah bisa terlihat?" Dokter menggerakkan transduser ke sisi kiri dan kanan perut Diana, mencoba mencari petunjuk. “Belum

  • ENAK, PAK DOSEN!   277. Pilihan Salah Kaprah

    "Mau apa dia ke sini?" gumam Damar dalam hati. “Apa dia juga melakukan USG?” Matanya membulat tak percaya. Sosok yang ia temui di depan ruang USG tak lain dan tak bukan adalah Raline. Jantungnya berdebar kencang, firasat buruk mulai menghantuinya. Jujur, Damar takut apa yang ia pikirkan akan terjadi. Di depannya, Raline tersenyum sinis sambil memamerkan hasil USG. Seolah-olah tengah mengejeknya dengan gambar hitam putih itu.Bibir Raline tak berkata apa-apa, tapi seolah mengucapkan, “Hai, Pak Damar. Benihmu telah hadir di rahimku!”Pikiran Damar pun bercabang, “Apa yang dilakukan wanita itu? Apa dia berniat menjebakku lagi dengan ini? Oh, ini gak boleh terjadi. Aku harus mencegahnya?”Pada saat yang sama, Raline pun tak berkata apa-apa. Wanita bertubuh ramping dengan balutan kaos crop top hitam dan celana baggy pants cream itu hanya menyeringai dingin.Seringai itu menusuk tepat di jantung Damar, membuatnya membeku se

  • ENAK, PAK DOSEN!   276. Sosok Tak Asing

    "Ya udah, ayo deh. Terus, Sagara gimana nanti, Mas? Masa kita tinggal enak-enak, tapi dia belum tidur sih,” tanya Diana sedikit khawatir. Jujur saja Diana tak suka suaminya meminta jatah saat Sagara masih terjaga. Pernah saat itu, saat mereka hendak mencapai puncak.Lalu, Sagara menangis kencang hingga Diana tak terpuaskan sebab Damar menghentikan semuanya. Ia tidak mau rengekan Sagara mengganggu Damar pun menanggapi dengan santai. "Biarin main di kamar dulu, Sayang. Asal di bawah, nggak masalah. Kita nggak takut dia jatuh, ‘kan?" jawab Damar sambil tersenyum nakal. “Ya udah ayo! Tapi sebentar aja, ya?” “Iya. Cuma 10 menit!”Akhirnya, Diana tak mampu menolak godaan suaminya. Ia berpamitan pada anak dan keponakannya untuk naik ke lantai atas sebentar. Sesampainya di kamar, Damar langsung menyerbu Diana tanpa peduli Sagara masih terjaga di dekat mereka. "Eumh, Mas ...." Diana mendesah dan melenguh saat Dama

  • ENAK, PAK DOSEN!   275. Rindu Gaya Doggy

    “Assalamualaikum.”“Walaikum salam. Mas, baru pulang?”“Em.” Pukul 8.30 malam, Damar kembali dari pekerjaannya. Begitu tiba di ruang tamu, matanya langsung tertuju ke sisi ruangan. Di sana, keponakannya—Claudia—sedang belajar bersama Diana dan Shanum. Sagara juga ada, tampak aktif bergerak ke sana kemari. Buku-buku dan mainan berserakan di atas karpet, menciptakan pemandangan yang hidup. Keceriaan terpancar dari wajah mereka, tawa kecil sesekali terdengar, membuat hati Damar merasa tenang dan damai."Iya, Sayang, baru saja sampai rumah,” jawab Damar. Kemudian, pandang ia alihkan pada Sagara yang berjalan riang ke arahnya. “Hm, anak Ayah sudah kangen, ya?" “Tentu aja, Yah!” celoteh Diana seperti suara anak kecil. Lalu, Diana tersenyum sambil menuntun Sagara mendekat, "Sini, Nak, ikut Ayah, yuk." Begitu Sagara mencapai kakinya, Damar segera meletakkan tas laptop dan jasnya di lantai. Ia be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status