Damar meraup wajah dan menatap Diana dengan tajam. “Kamu kan bisa pakai KB lain. Suntik, pil atau implan kan bisa, Sayang!” geramnya. “Nggak mau! Aku nggak mau implan. Aku juga nggak mau suntik. Sakit, Mas!” tutur Diana lagi merengut. “Ya udah pakai pil aja!” ucap Damar dan setelahnya menatap Dokter Lidya penuh kecanggungan. Menggeleng tegas, Diana tetap menolak usulan tersebut. “Nggak mau juga. Aku ini orangnya pelupa, Mas. Kalau—” “Pakai alarm nanti kalau mau minum. Jadi nggak akan lupa. Oke, Sayang? Ya. Minum dobel biar gak hamil,” bisik Damar yang ingin menyudahi acara debat pagi ini. Dia diburu waktu, sebab ada meeting yang harus dilakukan dengan para dosen lain tidak lama nanti. “Dan saya mau, lepas sekarang, Dok! Ini sudah lebih dari sepuluh hari. Mana bisa saya menahannya lebih lama lagi. Ini menyakitkan. Dokter tahu itu, kan?” tutur Damar tak mau kalah. Dokter Lidya menenangkan, “Oke, saya paham. Tapi, melepasnya pun harus menunggu saat Nona Diana haid kembali, Tuan.
Last Updated : 2025-08-23 Read more