Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 192. Kecurigaan Menguat

Share

192. Kecurigaan Menguat

Author: OTHOR CENTIL
last update Last Updated: 2025-10-24 14:14:35

"Ya, Baik. Saya akan melaporkan semuanya pada Anda tentang Pak Damar Dan Bu Diana. Baik."

Lisa memasukkan ponselnya ke dalam saku roknya dengan gerakan cepat yang tidak wajar, lalu berbalik, air mata kepura-puraan masih mengalir di pipinya.

“Siapa yang dia hubungi? “

Masih dengan tatapan curiga, Damar segera berbalik, bergerak menjauh dari tiang lampu, pura-pura menyentuh bahu Diana untuk mengecek keadaannya.

Pikirannya berkecamuk mendengar suara yang nyaris tak terdengar, tetapi gerak-gerik Lisa membuatnya curiga.

Beruntunglah, ia tadi menyimpan rekaman percakapan Lisa meski samar-samar dengan rekaman video

Damar memang tak mendengar apa pun yang substansial, hanya potongan kalimat samar dan nada suara tegang yang penuh kelegaan tersembunyi.

Namun, cara Lisa memisahkan diri dengan menyebut namanya, ditambah bisikan penuh rahasia di tengah musibah.

Semuanya terasa salah. Itu bukan shock seorang karyawan, melainkan kepuasan yang ditutupi oleh ketakutan akan pengawasan.

Kala itu, Dama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ENAK, PAK DOSEN!   443. Memaksanya

    “Gar! Aaaargh!” Ara memekik pelan, suaranya tertahan di tenggorokan saat Sagara mulai menyentuh titik sensitifnya.Jujur, ia mulai terangsang hebat. Sagara benar-benar mempermainkannya, memberinya sensasi panas yang tidak pernah ia dapatkan.Sagara menyunggingkan senyuman. Wajahnya begitu beringas ketika ia menjilati leher Ara yang begitu wangi. “Ngapain Lo teriak, hah? Lo gak bakalan didenger sama orang-orang di luaran sana.”Ara sendiri mulai kelimpungan. Sagara menjilati telinganya yang sensitif, menimbulkan denyut nyeri yang menjalar ke seluruh badan.“Gara, jangan nodain gue!”“Alah, lo sendiri yang minta dinodain. Udah tahu ini kandang singa, ngapain Lo ngumpanin diri? Sengaja, hum?” kekeh Sagara. Ia tidak salah, sebab Ara yang datang ke sini, mungkin hendak menguji nyali.Sayang, Sagara bukan tipe pria yang akan melepaskan buruannya begitu saja.Sebelum Ara sempat mengumpulkan tenaga untuk mendorong Sagara, pemuda

  • ENAK, PAK DOSEN!   442. Berc'umbu

    “Hummmmph!”Kalimat Ara terputus begitu saja. Bibirnya dibungkam paksa oleh lumatan kasar dari Sagara. Ara membelalak, ia tak mengerti kenapa pria di depannya ini bisa se-agresif itu di usianya yang terbilang muda.Di usianya yang bahkan belum menyentuh angka 20 tahun, Sagara ternyata sudah sangat ahli dalam urusan berciuman. Ia memimpin tautan itu dengan dominasi yang menyesakkan. Setelah hampir lima menit Ara berjuang dan nyaris kehabisan udara, barulah Sagara melepaskan tautan bibir mereka dengan perlahan.Pria itu bergerak mundur, menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dengan senyum puas yang menghiasi wajah tampannya. “Lo udah gue tandain! Artinya, lo milik gue!”“Bajingan lo!” Ara terengah-engah, napasnya memburu tak beraturan. Ia mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan. Saat meraba, ia bisa merasakan bibirnya sedikit membengkak dan tebal. Ara benar-benar kehilangan akal. Ia ta

  • ENAK, PAK DOSEN!   441. Billiard

    “Lo bisa jaga mulut lo nggak sih? Kalo nggak, gue arahin nih bola ke muka lo!” ancam Ara sambil menyambar satu bola biliar dari atas meja. Ia mengepalkan tangannya, menggenggam bola padat itu erat-erat dengan tatapan mata yang berkilat penuh kebencian.Sagara terkekeh rendah, sama sekali tidak gentar. Ia sudah menduga reaksi meledak-ledak ini akan muncul. Akhirnya, wajah jahil itu perlahan berganti menjadi lebih serius, namun justru garis wajahnya yang tegas membuatnya terlihat semakin menawan di bawah lampu gantung billiard.“Oke, oke. Santai,” sahut Sagara sambil meletakkan stiknya. “Mau bicara di mana?”“Ada nggak di sini ruang santai?” tanya Ara, mencoba mengabaikan tatapan rekan-rekan Sagara yang entah kenapa tersenyum-senyum terus sejak kedatangannya tadi.“Ada. Ayo ke ruang private,” ajak Sagara sambil mengedikkan kepala ke arah lorong dalam.Ara sempat bimbang, langkahnya tertahan sejenak sebelum mengikuti cowo

  • ENAK, PAK DOSEN!   440. Mau Dipuasin Lagi, Ya?

    “Kalo Lo gak percaya dicekokin Louis obat perangsang, lo bisa cek CCTV! Kalau gak ada, berarti emang Louis yang minta hapus. Sekarang, terserah lo lah mau percaya atau gak! Yang penting, gue udah jujur.” Di belakang Sagara, Ara mematung. Dia melihat kesungguhan di wajah bocah tengil itu. Tapi, … apa Sagara bisa dipercaya?Ara pun menatap punggung Sagara yang tampak tegang, menyadari ada kesungguhan yang sangat kental dari nada bicara cowok yang selama ini ia anggap “bocah tengil” itu. Matanya beralih ke sudut ruangan, mencoba mencari logika di tengah kekacauan memorinya.Ruangan itu mendadak hening, hanya menyisakan suara detak jantung Ara yang tak beraturan. Keheningan itu pecah saat Ara menarik napas panjang, seolah baru saja mendapatkan oksigen setelah tenggelam.“Ya, gue harus cek rekaman CCTV. Kalau nggak bener, Sagara bakalan gue cekek sampai mampus!” gumam Ara pada dirinya sendiri, mencoba menguatkan tekadnya.

  • ENAK, PAK DOSEN!   439. Coblos Gue, Please!

    “Mau lihat performa lo semalam? Lo vokal banget pas manggil nama gue, Ra. Kayaknya lo suka banget sama ‘servis’ bibir gue. Mau lagi?”“Lo bercanda ...?” Suara Ara bergetar, matanya menatap ponsel di tangan Sagara dengan ngeri. “Lo ngerekam gue? Oh, shit! Jadi lo beneran ngelecehin gue semalam, Sagara?!”Sagara tertawa hambar, sebuah tawa yang terdengar menyakitkan karena sudut bibirnya yang robek kembali berdarah. Ia mendesis tajam, “Eh, denger ya, Belalang Sembah! Otak lo taruh di mana? Gue justru nyelamatin lo dari predator kayak si Louis bajingan itu!”“Jaga mulut lo! Jangan sebut dia kayak gitu! Lo gak lebih baik daripada dia, jadi gak usah sok baik!” Ara berteriak, mencoba menutupi rasa takutnya dengan kemarahan.“Kenapa? Lo nggak terima?!” Sagara merangsek maju, membiarkan wajahnya yang hancur terpampang jelas di depan mata Ara. “Asal lo tahu, semalam Louis mau nyentuh lo secara paksa! Dia berencana buat gilir lo sama gue, Ra! Dia

  • ENAK, PAK DOSEN!   438. Mau Lagi, Sayang?

    ”Dan video ini yang bakalan buat gue bisa meraih lo selamanya, Ara,” bisiknya pelan. "Lo nggak akan bisa lari lagi dari gue setelah malam ini. Gue jamin Lo bakalan takluk sama gue.”Sagara kembali mendekati ranjang. Ara masih terbaring pasrah dalam posisi kaki yang terbuka lebar, sisa-sisa pelepasan tadi membuatnya kehilangan tenaga bahkan untuk sekadar merapatkan paha. Rasa penasaran Sagara memuncak. Ia menyalakan lampu flash pada ponselnya, mengarahkan cahaya terang itu tepat ke area yang tadi ia “service”.Cahaya itu menyinari area sensitif Ara yang tampak sangat kontras—merah muda, mulus tanpa rambut, dan masih tampak sangat kencang. “Ih, God! Gue gila, Ara lebih gila!”Dengan rasa penasaran yang luar biasa, Sagara menggunakan jemarinya untuk sedikit menyibak lipatan bibir merah muda yang masih berdenyut itu. Ia mendekatkan matanya, memeriksa detail yang selama ini menjadi misteri bagi pria yang sering gonta-ganti pasangan sepertinya.”Wow! Di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status