Share

Tuan Ranjang

Keringat bersimbah di seluruh tubuh, napas menderu hebat dengan ritme yang kacau. Veramita membelalak menatapku tengah berada di atas tubuhnya.

Sedangkan diriku menyeringai meski demikian juga bergelimang rasa lelah.

“K-kamu … hebat,” katanya dengan napas yang berusaha diatur sedemikian rupa. Tangannya bergerak menyapu peluh yang berkumpul di kening, lalu menarik selimut hingga menutupi tubuh hingga leher.

“Gue udah bilang ‘kan kalau gue yang jadi pemenang dari pertempuran ranjang ini.”

Sekarang terbentuk sebuah kurva yang sangat tipis. Mungkin itu suatu bentuk ketidakinginannya untuk mengakui kehebatanku.

Padahal, beberapa waktu lalu, dia benar-benar menjerit, meronta, memohon, dan meremas begitu lamat seprai polos berwarna putih tanpa motif itu.

“Lo udah kalah, Veramita. Dan lo harus mengakui kalau gue yang terkuat.”

Sambil tertawa, dia berkata, “Okay, okay. Ak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status