Share

Upacara Sakral Sepasang Kekasih

Menatap hamparan tanah yang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit serta lampu-lampu penerang yang gemerlapan di rooftop gedung aula, mataku menghampa.

Sedangkan, Kiana masih berdiri di sampingku sambil memegangi besi pembatas yang setinggi pinggang.

“Gimana bisa lo mengatakan kalau gue harus bahagia dengan kehidupan busuk yang gue jalani ini?”

Tak ada respons darinya dalam beberapa menit. Kulihat matanya yang bening memantulkan cahaya yang sesekali bertemu dengan maniknya.

Sungguh, Kiana memang keindahan yang tak memiliki batas. Entah, apakah ini berlaku juga ketika dirinya menua nanti.

Yang kuyakini ialah, dia satu-satunya perempuan elegan dengan harkat dan martabat paling tinggi dan tetap menjadi teman bagiku setelah mengetahui jati diriku.

“Kenapa diem, Kiana?”

“Oh, maaf, Adrian. Aku jadi keasyikan karena pemandangan kota yang indah ini.”

Orang lain mungkin akan begitu bosan melihat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status