Share

Psalm XVI

"Apa kau sakit?" tanya Adnan cemas.

Zenith menggerakkan bahunya. "Seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik saja." Ia tersenyum. Tapi awan gelap yang menyelimuti wajahnya menyiratkan hal yang berlawanan.

"Apa kau masih marah?"

"Kenapa aku harus marah?" Zenith balik bertanya.

"Acara kemarin..." kalimat Adnan terputus. Ia coba merangkai kata yang tepat, dengan sedikit dibumbui kebohongan. Ia hanya ingin Zenith lekas memaafkannya. "Aku terpaksa pulang lebih awal karena kurang enak badan."

Zenith tersenyum lagi, meski sebenarnya ia tak ingin melakukannya. "Aku tidak mempermasalahkan hal itu. Meski mulanya aku sempat khawatir karena kamu menghilang begitu saja dan tidak bisa dihubungi."

"Kau ... khawatir?" tanya Adnan dengan suara tertahan. Ada perubahan signifikan di raut wajahnya.

"Tentu saja. Kamu ada-"

"Anak itu sudah ditemukan!" seru Ashmir menyela percakapan mereka. Ia menghampiri kedua atasannya dengan langkah tergesa.

Adnan menyeringai. Ia menatap Ashmir tajam.

"Siapa yang ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status