Share

Psalm XV

Raut wajah Zenith dan Albern sama-sama tegang, mereka tidak menyangka hal buruk itu bisa terjadi di sekitar mereka. Sebenarnya mereka ingin tetap di sana seandainya tidak ada Nayla. Tapi, mereka harus tetap memikirkan kondisi psikis malaikat kecil mereka dan mengisolasinya dari situasi yang kurang baik.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Sementara Nayla yang duduk di jok belakang terus menerus merengut, melipat mukanya karena kesal atas sikap ibunya yang mengajaknya pergi begitu saja. Padahal, masih ada banyak hal yang ingin ia tunjukkan di sesi selanjutnya. Ia merasa latihan kerasnya selama ini terasa sia-sia.

"Ma, kenapa kita harus buru-buru pulang?!" protesnya. "Acaranya kan belum selesai."

Zenith hanya diam. Tapi, gerakan matanya yang tampak di spion tengah memberi isyarat bagi Albern agar membantunya menenangkan Nayla.

"Kata siapa kita mau pulang?" sahut Albern. "Kita pergi lebih awal karena mau menonton konser Louis Tomlinson."

Mendengar hal itu raut wajah Nayla berubah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status