Beranda / Pendekar / Elmaut Berwajah Merah / Bab : 2 Di Selamatkan Oleh Seorang Kakek

Share

Bab : 2 Di Selamatkan Oleh Seorang Kakek

Penulis: Jack Mad
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-15 13:34:27

Di dalam gubuk kecil di tengah hutan yang berada di pinggiran sungai, dua orang lelaki berwajah menakutkan berdiri di depan pintu gubuk.

“Apa kalian sudah menemukan kitab pusaka Ang-bin-Moko? Tanya suara berat dari dalam rumah.

“Kami berdua sudah mencari di seluruh rumah dan perkampungan, tetapi tidak ada apa-apa, jangan kan kitab, benda berharga juga tidak kami temui,” gerutu seorang pria bertubuh pendek.

“Aneh! Kemana semua pusaka milik perkampungan merah, apa mereka sudah tahu akan penyerangan dan menyembunyikan semua pusaka? Batin Pria di dalam gubuk.

“Tuan Lo! Kami sudah melaksanakan tugas kami, pusaka apapun kami tidak berminat, tetapi kami sudah puas dengan tewasnya Ang-bin-Moko, karena menurut kami dia bukan golongan hitam sejati dan dia tidak pantas menjadi pemimpin golongan hitam.

“Tutup mulut dan Jangan sebut namaku!? Bentak pria dari dalam gubuk, “kalian pergi dan ambil hadiah yang sudah di siapkan,” lanjut perkataan pria tersebut.

Kedua lelaki berwajah menakutkan tersebut langsung pergi setelah mendengar perintah dari dalam gubuk.

Hmm!

“Aku percaya dengan perkataan kedua setan, karena semua anak buahku juga ikut mencari dan tidak menemukan pusaka di perkampungan merah,” batin pria tersebut.

Tidak lama setelah kedua lelaki tersebut pergi, seorang pria turun dari atas pohon sambil membawa busur, setelah memberi hormat ke arah gubuk, lelaki tersebut berkata.

“Apa perintah selanjutnya?

“Telusuri terus sungai Huang Ho dan cari tahu siapa orang yang berhasil kabur dengan perahu,” jawab Pria dari dalam gubuk.

“Bagaimana dengan istri Ang-Bin Moko, tuan? Tanya pria yang membawa busur.

“Entah siapa yang menyelamatkannya, gerakan orang itu sangat cepat, tetapi walau istri Ang-Bin Moko berhasil di bawa lari, belum tentu ia selamat dari racun bunga merah.

“Laksanakan semua yang sudah kita rencanakan.” Ucap Pria dari dalam gubuk.

“Baik tuan,” balas pria yang membawa busur.

~

Thian Sin terombang ambing di dalam perahu yang terus membawanya entah kemana, tidak ada air mata yang keluar dari sang bocah, matanya tajam terus menatap penuh dendam.

Thian Sin sudah ber umur 7 tahun dan ia sangat paham setelah mendengar penjelasan bahwa ayahnya di bunuh oleh orang di acara pertemuan antar tokoh golongan hitam dan putih.

Thian Sin tidak mengerti kenapa ayahnya bisa terkena serangan senjata rahasia, bukankah ayahnya adalah seorang tokoh yang sangat di takuti.

Thian Sin masih ingat dengan cerita sang ibu waktu ia tanya, kenapa ayahnya di sebut tokoh golongan hitam? karena menurut Thian Sin, ayahnya adalah orang baik dan Thian Sin belum pernah melihat ayahnya membunuh orang, karena menurut yang Thian Sin dengar bahwa golongan hitam adalah pendekar yang sering membunuh banyak orang.

“Ayahmu hanya bersikap aneh yang tidak sejalan dengan orang-orang golongan putih, itu sebabnya ia di sebut golongan hitam.”

Setelah lelah terus berpikir tentang apa yang terjadi, Thian Sin akhirnya tertidur di dalam perahu.

Perahu terus bergerak dan Thian Sin yang tengah tertidur hanya bisa pasrah di dalam perahu yang entah akan membawanya kemana.

Waktu terus cepat berlalu, Thian Sin yang tertidur di dalam perahu terbangun ketika mendengar suara-suara di dekat perahunya.

Plak….plak!

Dua batang kayu pengait menarik perahu yang di tumpangi oleh Thian Sin.

Seorang lelaki tua menatap Thian Sin sesudah perahu mereka berdekatan.

“Siapa kau? Kenapa berada di dalam perahu sendirian, kemana orang tuamu? Kakek tersebut terus bertanya dengan tatapan penuh selidik setelah tahu ada anak kecil sendirian di dalam perahu.

Thian Sin bukan anak bodoh, jika ia tidak terlihat takut, pasti akan ada banyak pertanyaan dari orang-orang.

“Maaf Tuan! Ada yang merampok kapal dan membunuh kedua orang tuaku,” jawab Thian Sin dengan wajah memelas.

Hmm!

“Lagi-lagi gerombolan Naga air,” ucap si kakek tersebut setelah mendengar perkataan Thian Sin.

“Mari sini nak! Kau ikut aku ke Jang-Kiang-Pang ( perkumpulan sungai panjang ) setelah sampai di sana, nanti kami akan menyuruh orang untuk mengantar ke keluargamu.

“Aku tidak punya keluarga, semua sudah tewas,” ucap Thian Sin mendengar perkataan si kakek

“Kalau begitu kau ikut saja denganku,” balas si kakek mendengar perkataan Thian Sin.

Thian Sin akhirnya ikut bersama pria tua, mereka lalu pergi menuju perkampungan sungai panjang, tempat dimana si kakek berasal.

Setelah sampai di perkumpulan Jiang-Kiang-Pang, si kakek langsung melaporkan kejadian yang ia lihat kepada sang ketua.

“Tampaknya gerombolan perompak Naga air semakin merajalela,” ucap sang ketua setelah mendengar keterangan si kakek.

Si kakek dan sang Pangcu bercakap cakap, setelah mendengar keterangan si kakek akhirnya Thian Sin di ajak masuk menjadi anggota perkumpulan Sungai Panjang oleh sang ketua, Thian Sin tidak menampik karena ia butuh tempat tinggal dan berlatih.

Kakek Hay adalah panggilan orang terhadap pria tua yang menyelamatkan Thian Sin, Kakek Hay merupakan anggota dari perkumpulan sungai panjang, tugas kakek Hay membuat perahu untuk anggota perkumpulan yang membutuhkan dan juga membuat perahu pesanan dari luar perkumpulan.

“Kau sekarang tinggal bersamaku, mulai besok kau bisa membantuku membuat perahu, tetapi kalau kau tidak suka! Silahkan kau pergi dari sini,” kakek Hay berkata setelah mereka sampai di rumah.

“Mulai besok Thian Sin akan membantu kakek.”

“Jadi namamu Thian Sin, nama yang bagus,” kakek Hay berkata setelah mendengar suara Thian Sin.

Ada sedikit keraguan ketika mendengar nama Thian Sin, tetapi keraguan tersebut langsung di tepis oleh kakek Hay yang tidak mau mengingat masa lalu.

Kakek Hay bukan orang kaya, rumah yang ia tempati juga tidak begitu besar, tetapi ada satu kamar kecil yang bisa di pakai oleh Thian Sin.

Sesudah makan Thian Sin istirahat di dalam kamar karena hari mulai beranjak malam.

Di dalam kamar Thian Sin membuka bungkusan yang di berikan ibunya, terlihat dua buah kitab tua dan satu botol kecil berisi cairan kental berwarna merah.

Satu kitab bernama Hud Kong Sin Kang ( ilmu sakti cahaya Buddha )

Kitab kedua tertulis Ang-tok-Jiu ( tangan Racun merah ) sedangkan di botol kecil hanya tertulis Ang tok ( racun merah )

Thian Sin lalu membuka kitab Ang-tok-Jiu, karena ia yakin kitab tersebut adalah milik sang ayah.

Baru saja kitab di buka, terlihat keterangan di awal lembaran kitab.

Sebelum mempelajari kitab Ang-tok-Jiu harus terlebih dahulu mempelajari kitab pusaka milik pendeta Shaolin Hud Kong Sin Kang, karena hanya Hud Kong Sin Kang yang dapat meredam keganasan dari Ang-tok-Jiu.

Jika tidak menuruti petunjuk yang aku tulis, kitab Ang-tok-jiu bisa di pelajari tetapi tubuhmu akan menjadi merah dan racun Ang Coa ( ular merah ) akan terus menggerogoti tubuhmu, seperti yang aku alami.

Ang-bin Moko

“Ayah! Aku akan menuruti petunjuk ayah dan membalas dendam atas apa yang di lakukan orang-orang dunia persilatan terhadap ayah dan ibu,” Thian Sin berkata sambil kucurkan air mata, Thian Sin hapal betul dengan tulisan sang ayah, itu sebabnya ketika membaca, Thian Sin teringat kembali kenangan ketika bersama sang ayah.

Sesudah mempelajari petunjuk yang di berikan oleh sang Ayah, Thian Sin langsung mempelajari ilmu Hud Kong Sin Kang.

Awalnya Thian Sin sulit untuk meditasi karena pikirannya selalu terpecah dan ingat akan kedua orang tua.

Sesudah agak lama termenung, akhirnya Thian Sin berhasil meditasi menurut petunjuk dari kitab setelah pikirannya terfokus pada satu titik.

Balas dendam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 154 Pengintaian

    Dua bayangan memakai tutup kepala melesat cepat menembus kegelapan malam menuju ke arah tenda tempat di mana pasukan Yuan.Kedua bayangan tersebut tidak lain adalah Thian Sin dan Qin Qin.Thian Sin memutuskan hanya mereka berdua yang berangkat menuju tenda pasukan Yuan, walau di tentang oleh jenderal Zhou Chu karena sang jenderal menyarankan agar sang pemimpin membawa beberapa orang dari perkumpulan topeng merah, jenderal Zhou Chu khawatir karena misi yang di jalankan oleh sang pemimpin sangat berbahaya, menyelinap ke sarang musuh hanya di temani oleh Qin Qin, tetapi Thian Sin tetap dengan keputusannya bahwa mereka lebih baik berdua, karena jika banyak orang yang bergerak akan lebih berbahaya dan pergerakan mereka mudah tercium oleh prajurit Yuan.Setibanya di tenda pasukan Panglima Arkun, Thian Sin memberi isyarat tangan kepada Qin Qin agar hati-hati dan tidak menimbulkan suara.Qin Qin anggukan kepala dan langsung merapat kepada sang kekasih ketika mendapat isyarat tangan.Thian Sin

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 153 Rencana Penyergapan

    Tanpa di ketahui oleh Thian Sin, semua pasukan yang berkumpul di dekat telaga, kini mulai bergerak di pimpin oleh sang ibu.Di sisi lain hati panglima Arkun mulai cemas karena Iblis putih bersama anak buahnya belum juga kembali, begitu pula dengan Gurma yang belum juga memberi kabar, apa misinya berhasil menyergap pasukan lawan.“Panglima….Panglima! Mata-mata musuh yang tertangkap sudah kita habisi, apa langkah kita selanjutnya? Tanya seorang perwira ketika melihat Panglima Arkun tengah melamun.Pertanyaan sang anak buah membuyarkan lamunan Panglima Arkun.“Sebelum di habisi, apa kau sudah mendapat informasi dari mata-mata tersebut? Panglima Arkun balik bertanya kepada anak buahnya.“Menurut informasi yang di dapat, ada satu kelompok pasukan berada di dekat pasukan kita dan kelompok tersebut di pimpin oleh Raja muda Thian sin sendiri, Panglima,” si perwira menjawab pertanyaan Panglima Arkun.Panglima Arkun anggukan kepala mendengar perkataan anak buahnya, kemudian membalas.“Apa Iblis

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 152 Tenaga Dalam Racun Api

    Thian Sin merasakan hawa dingin yang mengelilingi tubuhnya perlahan mulai hilang dan di gantikan hawa panas, mengetahui keadaan tersebut, Thian Sin semakin bersemangat.Apalagi di tambah pedang pusaka racun merah terus bergetar di genggamannya serta gejolak tenaga dalam yang ia rasakan di dalam tubuh, membuat Thian Sin semakin yakin bahwa tenaga dalam racun api yang di maksud oleh Jiwa pedang mulai bangkit.Tanpa ragu Thian Sin langsung melesat ke arah Iblis putih sambil sabetkan pedang pusaka racun merah ke arah tubuh lawan.Shing!Walau terkejut dengan perubahan yang terjadi Iblis putih tetap waspada, melihat serangan Thian Sin, sang Iblis langsung kibaskan tangan kanan ke arah pedang.Sinar putih berhawa sangat dingin melesat berusaha menahan tebasan.Tetapi sebelum pukulan inti es mengenai pedang, sinar putih berhawa dingin lenyap terhisap oleh aura api yang keluar dari dalam tubuh Thian Sin.Kejut bukan kepalang sang Iblis melihat pukulan andalannya lenyap tak berbekas, tanpa pik

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 151 Petunjuk Jiwa Pedang

    Semangat tempur Thian Sin langsung berkobar ketika mendapat petunjuk dari jiwa pedang, perlahan semua tenaga dalam yang terkumpul di perut langsung di salurkan keseluruh tubuh.Iblis putih kini lebih berhati hati menghadapi serangan Thian Sin, tubuhnya bergerak menjauh sambil kibaskan tangan kanan saat pedang bergerak menyerang.Shing!Jurus inti es bergerak cepat menyerang Thian Sin, dengan cepat Thian Sin memutar kedua tangan berusaha menahan jurus lawan.Blar!Suara ledakan terdengar saat kedua tenaga dalam tingkat tinggi bertemu.“Kenapa hawa dingin masih saja terasa olehku? Padahal aku sudah mengerahkan semua tenaga dalam yang kumiliki,” batin Thian Sin bertanya tanya dalam hati.“Pakai pedang dengan tanganmu untuk menyerang, kalau kau gunakan tehnik pedang terbang, bagaimana jurus racun api bisa kau gunakan?” Jiwa pedang berkata seakan tahu apa yang terkandung dalam isi hati Thian Sin.Mendengar perkataan Jiwa pedang, dua jari Thian Sin bergerak menarik pedang yang berputar puta

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 150 Cara Mengatasi Iblis Putih

    Thian Sin terus berusaha menggerakkan pedang pusaka racun merah yang membeku di udara, tetapi walau sudah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya, pedang pusaka racun merah tetap tak bergerak.Sementara di sisi lain, Qin Qin bersama anggota topeng merah langsung pergi menjauh dari tempat pertempuran setelah melihat keganasan jurus Iblis Putih, begitu pula dengan prajurit Yuan, mereka tidak mau mati konyol terkena imbas dari jurus sang pemimpin.Setelah tahu pedang pusaka racun merah terkunci oleh bongkahan es, Thian Sin kibaskan tangan ke arah Iblis Putih, lalu melesat ke arah pedang pusaka racun merah.Sinar merah dari jurus Ban Tok Ciang melesat cepat menyerang Iblis putih.Bibir Iblis putih tersenyum penuh ejekan melihat jurus lawan menyerang dirinya, sambil lalu sang Iblis kerahkan tangan untuk menahan pukulan sambil lompat, berusaha menghalangi niat Thian Sin.Iblis Putih tahu jika Thian Sin ingin menghancurkan bongkahan es yang membekukan pedang agar bisa ia gunakan, karena jurus s

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 149Jurus Pamungkas Iblis Es

    “Sungguh hebat nama jurus mu, apa jurus itu mampu membunuhku? Tanya Thian Sin dengan nada penuh ejekan.“Jangan sombong anak muda, aku tahu racun Raja ular merah tidak tahan terhadap hawa dingin, itu sebanya waktu itu kau hampir mampus di tangan Ong Thian,” Iblis putih membalas perkataan Thian Sin, kemudian tertawa.Ha Ha Ha“Memang ku akui kalau pukulan beracun serta racun di dalam tubuhku mempunyai kelemahan terhadap tenaga dalam berhawa dingin, itu sebabnya aku mempelajari jurus selain pukulan beracun untuk menghadapi orang-orang sepertimu,” Thian Sin menanggapi perkataan Iblis putih, kemudian lanjut berkata.“Kau mau coba?”Raut wajah Iblis putih tampak kelam mendengar perkataan Thian Sin, tetapi dalam hati sang Iblis ragu, apa benar perkataan pemuda yang sudah membunuh saudaranya tersebut.“Kalian mundur dan beritahu Panglima Arkun agar bergegas karena musuh sudah berada tidak jauh,” Iblis Putih beri perintah kepada prajurit Yuan yang ikut bersamanya.Seorang perwira anggukan kep

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status