Share

Part 17

Aku masih mematung tak percaya. Jika aku ikut, apa yang bisa aku lakukan ketika bersamanya. Jika aku menyetujui, ah betapa murahnya diriku bisa di ajak-ajak oleh lelaki yang baru kukenal. Terlebih jika pada akhirnya mereka tahu kalau aku hanyalah seorang janda.

"Ayolah, Embun. Kalian bisa jadi teman, kan?"

"Kamu bisa mengingatkan Hendriko saat waktunya minum obat nanti." Alasan sederhana. Padahal Hendri bisa mengingatkan dirinya sendiri. Meski kenyataannya tadi siang dia juga lupa.

"Percayalah Hendri bukan laki-laki kurang ajar."

Bu Salwa terus merayuku dan aku semakin bingung hendak menolak. Terlebih laki-laki yang mengajakku tadi hanya diam tanpa sanggahan. Aku percaya mereka orang-orang baik. Meski Hendri terlihat dingin. Jika ada konflik, mungkin hanya intern keluarga mereka saja seperti yang di ceritakan oleh Bu Atun.

"Lain hari jika kamu ada waktu mainlah ke butik Ibu," kata Bu Salwa lagi.

"Ayo, aku mau berangkat sekarang!" Kini Hendri yang bicara sambil meraih tas kerjanya.

Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
Hendriko shock .........
goodnovel comment avatar
Yanyan
kk ade rupanya menyukai embun
goodnovel comment avatar
Ashoka Auwdiraja
koq setahun lalu sih. awal2 bilangnya bulan lalu cerai ketemu di resto, malamnya digedor suruh bantu Hendi tertembak bkn?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status