Share

Part 28 Restui saya, Pa.

Embun's POV

"Kita jangan bicara di sini, Mas," kataku sambil memandang orang-orang yang duduk di depan sana. Andrean pun ikut memandang ke arah mereka.

"Oke, kita bicara di mana?"

"Di mana saja, tapi jangan di sini."

Andrean membuka pintu mobilnya. "Masuklah!"

Kupandang jam yang melingkar di pergelangan tangan. Jam setengah sembilan. Sudah malam sebenarnya. "Mas, sebentar saja ya. Ini sudah malam."

"Iya."

Aku masuk ke mobilnya. Dia mengajakku makan di sebuah restoran, tapi aku menolaknya. Akhirnya kami bicara di dalam mobil yang ia hentikan di pinggir jalan.

"Saya tadi di undang makan malam sama Bu Salwa." Aku mulai cerita.

"Dalam rangka apa?"

"Karena saya telah merawat putranya saat sakit waktu itu."

"Itu saja?"

Aku mengangguk. Sebab hanya itu maksud tujuannya mengundangku untuk dinner bersama. Tujuan terakhir setelah beliau tahu aku hanyalah seorang janda tanpa anak.

Andrean menatap ke depan, pada lalu lintas malam yang mulai lengang. Pria ini diam cukup lama, membuatku menerka-nerk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rema Melani
semoga andrean yg terbaik buat embun,..
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
move on dan buka lembaran baru mbun
goodnovel comment avatar
Anggiria Dewi
bener kata mbk sri ,move on embun ,,liat masa depan ,jangan menoleh masa lalu ,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status