Share

Monster

Penulis: omuraryu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-31 19:13:19

Barata membuka mata saat sekujur badannya terasa menyakitkan. Dia merasakan ada yang janggal dengan tubuhnya. Dia terkapar di tanah, dan tak bisa beranjak dari tempatnya.

Barata mengingat kembali apa yang terjadi padanya beberapa waktu lalu. Terakhir kali, sebelum dia tak sadarkan diri, dia sedang bermeditasi dan menguatkan tenaga dalamnya.

Merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, Barata mencoba mengalirkan tenaga dalam, tetapi dia sama sekali tidak merasakan tenaga dalam di tubuhnya. Semua yang telah dia akumulasikan seumur hidupnya menghilang, sirna tanpa jejak.

“Apa? Apa yang terjadi? Mengapa aku tidak bisa merasakan tenaga dalam di tubuhku? Sial! Oh Dewa, apa yang telah terjadi denganku?” Barata gelisah sekaligus terkejut. Dia tidak lagi mengerti dengan situasi ini, bagaimana tenaga dalamnya bisa menghilang.

Ia duduk, lalu menenangkan dirinya. Dia menjernihkan pikirannya yang sudah melayang-layang entah kemana. Barata mengingat kembali setiap kejadian yang dia alami beberapa waktu lalu. Namun, tak ada satu pun petunjuk yang tepat akan situasi ini.

Tidak hanya tenaga dalamnya saja yang menghilang, dia merasa seluruh tubuhnya seperti dihancurkan dan dibentuk ulang kembali. Kekuatannya juga melemah.

“Ini ..., ada yang berbeda dengan keadaan di sini. Udara di sini seharusnya segar dan alami, tetapi sekarang terasa lebih sesak dan tak menyenangkan.” Barata merasakan udara di sekitarnya berbeda seolah-olah ada binatang buas yang mengawasinya. Namun, dia sangat yakin jika di lembah ini tidak ada satu pun makhluk hidup selain dirinya.

Barata mencoba mengatur nafasnya. Dia tidak bisa menyingkirkan rasa sesak yang entah dari mana muncul di dalam dirinya.

Dia cukup akrab dengan perasaan ini, perasaan yang menyiratkan dirinya tengah di tatap oleh binatang buas atau seorang ahli. Ia mengamati sekelilingnya, dan tak menemukan ada yang berbeda kecuali udaranya saja.

“Aku harus mencari tahu apa yang sedang terjadi di tempat ini, bagaimana tenaga dalam di tubuhku menghilang. Apalagi, kekuatanku juga menurun. Sial sekali!!” Beberapa saat setelah dia merasa tubuhnya sedikit lebih baik, dia masuk ke dalam gua, dan mengambil senjata yang selalu menemaninya. Sebuah senjata biasa berupa pedang dengan gagang yang unik.

Dengan menghilangnya tenaga dalam serta kekuatan di dalam tubuhnya, Barata meningkatkan kewaspadaan pada sekitarnya. Memasuki area yang dipenuhi oleh semak belukar serta pohon-pohon yang besar nan rindang dan kokoh, dia mengikuti naluri yang menuntun dirinya untuk memasuki area tersebut yang nanti akan menggiring dirinya masuk lebih jauh lagi ke dalam area hutan.

Barata berhati-hati. Dia dengan cermat mengamati sekitarnya. Pedang yang sudah ia hunuskan siap untuk menebas segala hal mencurigakan di sekitarnya.

Semakin lama dia berjalan dan mengamati area sekitarnya, semakin ia menjadi waspada serta curiga. Entah mengapa dia merasakan ada yang aneh serta menekan seluruh tubuhnya hingga membuatnya merasa mual.

Perlahan-lahan, dia mulai menyadari jika situasi aneh ini berasal dari satu tempat. Meski kehilangan kekuatannya, insting serta ketajamannya dalam menilai tidak menurun.

Barata merasakan sebuah hawa keberadaan yang tidak dapat diabaikan. Barata melihat ke arah datangnya hawa tak menyenangkan itu, dan berjalan ke arah itu dengan perlahan-lahan sembari meningkatkan konsentrasinya.

Tak jauh dari posisi Barata, muncul sesosok berbentuk menyeramkan dan tidak biasa. Ia memiliki tubuh laksana seekor singa, tetapi memiliki sebuah tanduk yang tajam dan berwarna hitam pekat. Makhluk ini mengeluarkan aura yang berbahaya. Ia tidak mudah didekati, apalagi dengan aura yang dikeluarkannya.

Tanpa mengetahui keberadaan makhluk tersebut yang menghilang secara tiba-tiba, Barata berjalan ke arah di mana makhluk itu pertama kali muncul. Indra di seluruh tubuhnya menajam. Dia memperhatikan sekelilingnya, dan berusaha untuk tak mengendurkan fokusnya, saat menyibakkan semak-semak serta daun yang menutupi penglihatannya, dia bergerak semakin cepat.

Hanya melihat sekitarnya saja, Barata sudah merasa curiga. Beberapa pohon tampak rusak, dan jejak yang ditinggalkan membuat dirinya menjadi waspada.

“Pohon ini tidak rusak karena senjata tajam dan juga pertarungan, melainkan ada sesuatu di sekitar sini. Semakin aku melangkah, tekanan udara di sini membuat dadaku sesak. Menghilangnya tenaga dalamku, kekuatanku yang menurun, serta situasi aneh ini, apa yang sebenarnya terjadi?”

Barata semakin dekat dengan makhluk tersebut. Dia benar-benar melaju tanpa banyak pertimbangan.

Membuka jalan yang cukup tertutup karena semak-semak serta ranting pohon, Barata memanfaatkan pedang di tangannya dan menebaskannya ke arah rintangan di sepanjang jalan.

Saat dia semakin dekat dengan makhluk tersebut, udara di sekitarnya semakin pengap dan menyesakkan. Perasaan semacam ini hanya bisa dirasakan saat bertemu dengan seorang pendekar pilih tanding.

Entah apa yang ada di depannya, Barata terus merangsek maju tanpa mengenal takut.

“Huft ..., semuanya berakhir jika aku tetap di sini, tapi aku tidak akan tahu penyebab dari suasana aneh ini. Apa yang aku takutkan? Seandainya ini hari terakhirku, maka biarlah. Aku akan berterima kasih pada Dewa.” Senyum di wajahnya begitu dingin, tatapan matanya tegas. Ia tidak memiliki alasan lain untuk terus hidup.

Begitu semak-semak dan ranting yang menutupi penglihatannya menghilang, baru dia bisa memastikan keberadaan macam apa yang membuat dirinya merasa cemas dan waspada.

Matanya terbuka lebar-lebar karena terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sesosk makhluk besar setinggi 2 meter memiliki tubuh yang besar layaknya seekor gajah. Namun, bentukan tubuhnya berupa singa dengan sebuah tanduk berwarna hitam pekat di dahinya.

Haus darah yang dikeluarkan oleh makhluk ini begitu besar hingga membuat Barata bergidik tanpa henti. Ia takut karena makhkuk yang tak pernah dia lihat dengan hawa keberadaan yang sangat mengerikan, dan juga penampilan serta perawakannya begitu mengintimidasi.

Air liurnya menetes dengan lambat di taringnya. Seringai di wajah makhluk itu sangat mengerikan.

“Makhluk macam apa ini?”

Barata merasakan getaran mengerikan dari gerakan makhluk itu meski dia hanya menggerakkan salah satu kakinya. Saat itu pula, dia merasakan getaran dari dalam tanah.

Ia ingin lari dari tempat itu, tetapi kakinya tak bergerak. Barata berusaha mengarah tangannya arah makhluk tersebut sembari mengacungkan pedang yang ia genggam.

“Aku takut? Sudah lama sekali aku tak merasakan hal ini. Terakhir ... ya waktu aku kehilangan mereka. Kali ini, Dewa memberiku kesempatan untuk bertarung lagi,” ucap Barata. Dia memaksakan kakinya bergerak tanpa adanya tenaga dalam yang melindungi tubuhnya. Aura yang dikeluarkan oleh makhluk itu membuat dirinya gemetar.

Sekejap, ia merasa tak berani mendekatinya. Namun, mengingat kembali hidupnya yang sudah kehilangan arah, dia merasa tak perlu lagi untuk takut.

Dengan hentakan kaki yang kuat, dia berlari ke arah makhluk tersebut sembari mengayunkan pedangnya. Entah dia masih menguasai gerakan itu atau tidak, dia hanya bisa bersikeras dan melakukannya.

Saat jarak mereka hanya beberapa langkah, makhluk itu membuka matanya dan menggeram sembari memamerkan seluruh gigi-giginya yang tajam. Makhluk itu kemudian mengaum dengan kerasnya.

Auman itu menghentikan langkah Barata. Dia menutup telinganya, menatap ke arah makhluk tersebut. Tak lama kemudian, dia melompat menghindari serangannya.

Saat melihat kembali ke tempatnya, ia menelan ludahnya sendiri sembari berkata, "Kuat sekali dia!"

Beberapa pohon langsung hancur hanya dengan satu hantaman saja, dan Barata pun menjadi semakin waspada terhadap makhluk tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Era Baru   Penentuan II (End)

    Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau

  • Era Baru   Penentuan I

    Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin

  • Era Baru   Terluka

    Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny

  • Era Baru   Satu Pukulan

    Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan III

    Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan II

    Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status