Share

Keluarga Cemara

Kami menyusuri jalan berliku, serta terjal. Karena hujan panas yang turun, kami berempat pun berteduh di depan toko yang sedang tutup. Pakaianku tak terlalu basah kuyup, sedangkan Dara bersama Epi–temannya, kehujanan. Ya, salah mereka, kenapa tidak cepat-cepat meminggirkan kendaraannya.

Satria menenangkan diriku, dan berkata bahwa, semuanya akan baik-baik saja. Entahlah, pria itu sudah sangat baik. Selain mau meluangkan waktu, dia juga bersedia menghantarkanku untuk menemuimu.

Tiba-tiba, Satria ditelepon oleh pacarnya, dan hanya didiamkan. Aku mematung sambil terus memantau pergerakan lelaki itu. Dasar tidak peka! Dicariin bukannya langsung kasih kabar, eh, malah diabaikan begitu saja.

"Kenapa nggak kamu angkat? Kamu takut kalo dituduh selingkuh?" Aku mengambil ponselnya secara paksa. "Jawab, Sat!"

"Kami udah lama putus, Ra. Dia cuma mau aku nganterin dia makan siang, nungguin di salon, dan ngajakin dia jalan-jalan," ungkap Satria dengan nada lirih. Dia seakan tak mampu mengatakan leb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status