Home / Fantasi / FANS / 5. Konser

Share

5. Konser

Author: Noviares
last update Last Updated: 2022-04-03 14:14:07

Dita, Elin dan Nadia terlihat sangat menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan Jason. Sesaat mereka bersorak dan berteriak saat Jason menyanyikan lagu up beat, sesaat kemudian bisa menangis meraung-raung saat lagu melow dinyanyikan. Suara Jason benar-benar berhasil mengaduk-aduk perasaan mereka. Ketampanan Jason yang meluap-luap membuat mereka tak bisa memalingkan pandangan sedikit pun. Keringat di tubuh Jason saat beraksi di atas panggung juga semakin membuatnya terlihat sexy. Belum lagi suaranya yang berat saat menyapa para fans membuat mereka tak bisa berhenti untuk terus meneriakkan nama Jason berkali-kali. Di akhir konser Jason melempar handuk putih bekas keringat miliknya ke arah penonton, beruntung Elin lah yang bisa mendapatkannya. Mereka pun berteriak-teriak kegirangan seperti orang kesurupan sampai suaranya habis. 

"Gue seneng banget hari ini ..." kata Elin setelah keluar dari area konser.

"Besok gue pinjem ya handuknya, please," kata Nadia memelas.

"Enak aja."

"Please, please, please ..."

"Gak boleh."

Di saat Nadia dan Elin sibuk memperebutkan handuk kecil itu, Dita malah sibuk berfikir bagaimana caranya pulang ke rumah setelah melihat daftar panggilan berkali-kali dari ibunya yang telah ia lewatkan. Dita tahu saat ini ibunya pasti sedang berjaga di depan pintu sambil memegang gagang sapu, lalu saat ia sampai di rumah nanti gagang sapu itu akan membuat kepalanya benjol seperti pengalaman yang sudah-sudah. Membayangkannya saja sudah membuatnya ngeri. Setelah sadar kalau ia telah membangunkan singa lapar, Dita buru-buru berlari meninggalkan Nadia dan Elin sebelum semuanya terlambat.

"Dit, kemana ? Dita ..." teriak Elin dan Nadia saat melihat Dita pergi, tapi Dita tak menghiraukan mereka, ia pergi dengan ojek online yang kebetulan mangkal di sekitar sana.

Firasat Dita benar, Bu Minah tampak mondar-mandir di depan teras rumahnya dengan gagang sapu di tangannya. Sudah hampir tengah malam Dita belum juga pulang, ditelpon juga tak ada jawaban. Bu Minah sampai geregetan sendiri menunggu Dita pulang. Ini bukan pertama kalinya Dita seperti itu, Bu Minah sebenarnya sudah bosan memarahi Dita yang susah sekali diajak tertib.

"Jangan-jangan Dita diculik, Buk," kata Nara keluar dengan masker di wajahnya. Nara bertekad untuk glow up setelah Monik mengatainya kemarin. 

"Apes bener penculiknya. Anak itu kan makannya banyak," jawab Bu Minah.

"Iya sih. Lagian kita punya apa ?"

"Kalau penculiknya minta tebusan, nanti ibuk tebus pakai telor balado aja."

"Ide bagus, Buk." Nara kembali ke kamarnya karena terlalu mengantuk. Heran, jadi kakak enggak ada khawatir-khawatirnya adiknya belum pulang sampai larut malam.

Sementara di luar rumah, Dita sedang mengendap-endap memantau situasi rumahnya sambil mencari cara agar bisa lolos dari terkaman ibunya. Lalu sebuah ide brilian tiba-tiba terlintas begitu saja.

"Halo, Dit ..." Dita menghubungi Adit, anak Bu Yuyun yang sudah menjadi sahabatnya sejak TK.

"Kenapa ??? tidur gue," jawab Adit ogah-ogahan. Dia tahu Dita pasti akan merepotkannya lagi malam ini.

Berbeda dengan ibunya, Dita dan Adit malah berteman akrab. Mereka dilahirkan di hari dan jam yang sama, di rumah sakit yang sama pula. Bahkan nama mereka juga mirip. Entah kebetulan atau tidak, mereka juga menyukai hal-hal yang sama. Termasuk suka membuat ibu meraka ribut demi kepentingan pribadi mereka. Contohnya malam ini. Adit melempar rumah Bu Minah dengan sebuah telur. Bu Minah yang mendengar itu langsung menyingsingkan daster dan bergegas mendatangi rumah Bu Yuyun. Siapa lagi yang bisa berbuat seperti itu kalau bukan Bu Yuyun, begitu pikir Bu Minah.

"Yuyun keluar !!" teriak Bu Minah berkali-kali.

"Apaan, sih ... malem-malem ribut di rumah orang," teriak balik Bu Yuyun.

"Elu kan yang ngelempar rumah gue pake telor ??"

"Jangan fitnah Lu, Minah."

"Alah ngaku aja !!"

Lagi-lagi Bu Yuyun dan Bu Minah ribut. Ini sudah kali ke tiga dalam sehari. Para tetangga sampai jengah, mereka sudah sangat lelah ingin beristirahat dengan tenang tapi masih terbebani dengan tugas untuk melerai dua tetangganya itu. Kali ini keluarga Pak Mahmud dan Pak Rohmat yang mendapat giliran jaga malam untuk melerai mereka. Sementara pagi dan siang harinya sudah menjadi tugas tetangga yang lain. Bu Minah dan Bu Yuyun benar-benar tetangga yang merepotkan. Pak Rohmat sampai jatuh keserimpet sarung saat berlari menuju rumah Bu Yuyun.

"Makasih, Dit. Lo emang utusan dari langit buat gue malam ini," kata Dita lalu segera menutup telpon. Sementara Adit kembali tidur dengan tenang.

Dita tak mau menyiakan kesempatan, ia langsung lari ke dalam rumah begitu melihat rencananya sukses besar. Kadang merasa durhaka tapi mau bagaimana lagi, malam ini ia masih ingin menikmati kebahagiaan setelah menonton konser Jason. Juga menghindari ganasnya gagang sapu yang telah ibunya siapkan. Besok di sekolahnya ada seminar penting dengan seorang influencer, malu dong kalau sampai kepalanya benjol saat menghadiri acara sepenting itu.

"Aaaaa ..." teriak Dita kaget melihat Nara tiba-tiba berdiri di depan pintu kamarnya dengan masker putih menempel di wajahnya. Dita kira itu hantu penunggu kamar mandi yang sering muncul di mimpinya.

"Ulah kamu kan ??"

"Hehe," Dita cuma nyengir.

"Ibuuk ... Buuuk," teriak Nara tiba-tiba membuat Dita panik.

"Please, please, Kak ..." rengek Dita memohon pada Nara agar tak memberitahu ibunya. Nara tak bergeming, malah semakin lantang memanggil ibunya.

"Ibuuuk sini cepet, Buk !!"

Dita semakin terpojok karena Nara tak mau diajak kerjasama.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • FANS   28. Mall

    Nara sampai di depan sebuah mall. Ia turun dari mobil mewahnya sambil membuka kaca mata hitam yang ia pakai. Penampilannya super wah sampai menarik perhatian semua orang. Ia lempar kunci mobilnya lalu berjalan memasuki mall dengan kerennya. Di belakang sana seorang security melompat menangkap kunci mobil Niki bak seorang penjaga gawang profesional. Semua mata tertuju padanya, memandanginya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kemudian mereka buru-buru membuka kalkulator untuk menghitung berapa banyak uang yang Nara habiskan untuk penampilan supernya itu. Mulut mereka langsung menganga saat melihat deretan angka nol di layar hp mereka. Nara tersenyum bangga, hari ini ia akan membuktikan perkataan Lisa di dalam lagunya, Money. Ia juga memotong pendek rambutnya untuk lebih merasakan feels Lisa di dalam dirinya. Pokoknya ia akan menghamburkan uang Niki sebanyak mungkin. "Dolla dollas dropin on my ass tonight ... " Nara sedikit menyanyikan lirik lagu itu sambil menenteng bany

  • FANS   27. Ngidam

    Nara jatuh lemas di atas kasur. Tubuh dan pikirannya sudah sangat lelah memikirkan semua yang terjadi. Nara ingin beristirahat sejenak untuk meredakan stres yang ia alami mengingat masih ada kehidupan di dalam perut Niki yang perlu ia jaga. Ia tak ingin membahayakan kehidupan janin yang tak berdosa itu. Nara berusaha memejamkan mata, tapi tak bisa karena ia terus memikirkan masalah yang sedang ia hadapi. Ia bangun dari balik selimut yang menutupi wajahnya, duduk di atas kasur dengan mata sembab karena seharian menangis."Ahaa ..."Di tengah kegalauannya, tiba-tiba sebuah ide brilian muncul begitu saja. Nara teringat kata-kata bijak Bima, selama ada uang semua pasti beres. Buat apa bersedih kalau semua bisa diselesaikan dengan uang. Bagaimana pun juga saat ini ia adalah Niki yang kaya raya, kenapa ia tak memanfaatkan keadaan itu saja. Ia bisa membebaskan ibunya dari jerat hutang, ia juga bisa membiayai pengobatannya di rumah sakit menggunakan uang Niki. Nara baru sadar

  • FANS   26. Rumah

    Nara turun di depan gang rumahnya,Gang itu terlalu sempit untuk mobil, jadi ia harus berjalan kaki untuk sampai di rumahnya. Nara berjalan mengendap-endap, tak lupa ia pakai topi dan masker agar tak ada orang yang bisa mengenalinya. Saat ada orang lewat ia bersembunyi di balik pohon kadang juga menempel di belakang tiang listrik. Pokoknya aksinya itu justru menarik perhatian orang, untung tak dikira maling."Kayaknya gue over acting deh ..." keluhnya setelah merasa capek sendiri.Tak lama kemuadian Bu Yuyun melintas dengan sepeda motornya, Nara panik lalu buru-buru masuk ke dalam sebuah antrian agar keberadaanya tak diketahui oleh Bu Yuyun. Sungguh usaha yang sangat sia-sia, Bu Yuyun mana tahu kalau dia itu Nara."Sempol atau cilok, Neng ?" kata abang penjual menyadarkan Nara."Cilok lima ribu, Bang." Ya sudahlah akhirnya Nara membeli cilok abang itu. Lagipula sudah lama ia tak memakan jajanan wajib yang dulu hampir setiap hari menemaninya i

  • FANS   25. Sad Boy

    Ken memacu mobilnya menembus riuhnya jalanan ibu kota, sementara Nara masih duduk di sampingnya dengan mulut terkunci rapat. Hawa dingin mulai menyertai perjalanan mereka. Bukan karena AC mobil, tapi ekspresi wajah Ken yang tampak begitu dingin. Setelah hampir setengah jam berkendara akhirnya Ken menepikan mobilnya di depan sebuah cafe. Cafe itu lumayan private karena hanya bisa didatangi kalangan tertentu saja. Jadi mereka bisa berbicara dengan santai disana."Lo pesen apa ?" kata Ken memulai pembicaraan."Ngikut aja. Aku gak tahu mana yang enak," jawab Nara ragu-ragu. Jujur Nara agak khawatir melihat perubahan sikap Ken setelah mengetahui kehamilan Niki."Padahal lo yang sering ngajak gue kesini dulu.""Oya ?""He'em. Sebelum lo sama Jason," jawab Ken sambil tersenyum.Dari tatap matanya, Nara bisa tahu Ken sedang berusaha menutupi rasa kecewa. Nara curiga, jangan-jangan Ken selama ini memiliki rasa untuk Niki. Apal

  • FANS   24. Sepuluh Minggu

    "Stooop ..." teriak Nara keras karena terus mengingat momen pagi itu. Semua orang segera menghentikan aktifitas mereka dan terpaku menatap ke arahnya. Nara jadi salah tingkah."Oh ... stop dulu, aku mau ke toilet," kilah Nara. Semua orang langsung bernafas lega setelah mendengar jawaban Nara.Nara langsung berlari meninggalkan studio karena sudah tak sanggup menghadapi pikirannya sendiri. Ia harus menenangkan diri sejenak karena Jason benar-benar telah mengacaukan pikirannya. Pokoknya hari ini ia tak mau pulang ke apartemen, ia akan menghindari Jason untuk beberapa saat sebelum benar-benar gila dibuatnya.Nara berdiri menghadap cermin untuk menjernihkan pikirannya, tapi bukannya tenang kepalanya malah semakin pening. Entah karena terlalu memikirkan ciuman itu atau apa, yang jelas kepalanya terasa sangat berat. Badannya juga lemas hingga ia harus bersandar di meja wastafel depan toilet untuk menopang berat tubuhnya."Ahh ..." keluh Nara sambil terus memega

  • FANS   23. Resleting

    Hari ini Nara akan melakukan pemotretan dengan majalah fashion terkemuka. Ia duduk di depan cermin besar, seorang stylist menata rambutnya sementara seorang lainnya sibuk merapikan make up di wajahnya. Tak lama kemudian datang seorang staf untuk memasang sepatu di kakinya. Dalam hati Nara tesenyum bangga, ternyata diperlakukan istimewa bak seorang ratu sangat menyenangkan. Selama ini ia hanya menunggu momen pernikahan untuk menjadi ratu semalam, itu pun terasa sulit karena jodoh entah masih tersangkut dimana. Tapi kini semua telah terlampang di depan mata, ia merasa benar-benar menjadi ratu yang sesungguhnya."Perfect ..." kata Benny, MUA terkenal langganan para artis dan kalangan atas setelah selesai menata rambut Nara."Gimana say ?" Teh Gina memastikan."Udin say ... Emm cucok.""Abangku satu ini emang gak pernah ngecewain," puji Teh Gina."Ok cus fitting room yuk."Setelah Nara selesai dimake up, Teh Gina memeriksa la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status