Share

103. Tak Bisa Memilih

Seperti menunaikan apa yang pernah menjadi impiannya, Ali begitu cekatan menuruti kemauan Nadya. Begitu pun ketika Nadya meminta menginap di tempat itu.

Tak butuh waktu lama untuk keduanya sampai di sana. Sebuah penginapan seukuran kamar dengan dinding kayu berpernis yang dibangun di antara pohon pinus. Di dalamnya dobel bed berada tepat di tepi jendela kaca besar yang memenuhi hampir seluruh dinding. Kamar mandi air hangat dan dapur. Suatu tempat yang lebih tepat untuk pasangan bulan madu.

Tentu, bulan madu, sebutan untuk mereka yang menikmati hari-hari indah setelah pernikahan.

Lalu apa sebutan untuk mereka berdua? Pasangan yang berbahagia setelah menghancurkan hati orang lain?

Nadya menjatuhkan diri di ranjang. Berharap dengan begitu luruh pula beban hati. Sayangnya bayangan pucat wajah Tasya dan tangisannya yang menyayat terngiang-ngiang jelas di kepala. Nadya memejamkan mata demi mengusir bayangan itu.

Gusar, wanita itu bangkit. Menyambar handuk sebelum akhirnya melangkah ke kama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status