Share

102. Lari dari Kenyataan

“Kau sudah mau pergi?” tanya Ali saat melihat Annisa membereskan kamar dan mengemasi barang-barangnya.

“Ya,” jawab Annisa tanpa menoleh. Tangannya sibuk mengeluarkan tas dari kamar, dan bersikap seolah tak peduli pada tawaran Ali.

“Mau kuantar?” tanya laki-laki itu lagi. Dia tak benar-benar ingin mengantar kecuali melihat bagaimana wajah sembab Annisa yang sedikit pucat. Sejak menerima telepon di kamarnya dia bahkan belum memakan apa pun. Ali tak menampik dia mengkhawatirkan Annisa.

Alih-alih menjawab, Annisa justru memandang wanita yang masih duduk di meja makan dengan kopi di tangannya, seakan berita yang baru saja dia dengar bukan sesuatu yang serius. Ada kejengkelan yang menggumpal di hatinya untuk wanita itu. Sayangnya, jangankan mengumpat, memulai untuk bicara pun dia tak punya nyali.

Annisa yang sempat terpaku di depan pintu, lalu melangkah keluar kamar dan menutup pintu. Tubuhnya membungkuk meraih tas dari lantai dan menggendongnya.

“Tidak perlu. Aku sudah pesan taksi.” Ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status