2 minggu yang laluMinggu sore, Eldrian terlihat sedang asik membuka katalog kalung berlian di sebuah toko perhiasan. Eldrian ingin memberi kejutan pada kekasihnya Venya nanti malam. Sudah beberapa minggu mereka harus berhubungan jarak jauh karena Eldrian sedang mengurus beberapa urusan di Jepang. Rencana malam itu adalah menjemput Venya di apartementnya, membawa buket bunga, memesan tempat untuk makan malam, dan memberikan hadiah spesial. Persiapan yang sangat matang untuk sebuah kencan romantis .“Saya mau yang ini!” ujar Eldrian pada pelayan toko.Eldrian memilih sebuah kalung berlian berbentuk kunci kecil dengan lambang hati ditengahnya. Sangat indah, dan mampu mewakili perasaan rindunya saat itu. Sembari mengecek ponselnya dia tersenyum saat tau Daniel sudah berhasil memesan dan mengatur tempat makan yang Eldrian inginkan malam itu. Semua sudah siap sebelum jam 8 malam. Eldrian berdandan sangat tampan. Mengendarai mobil hitamnya dia sudah siap menuju apartement kekasihnya untuk m
Ilona dari pagi tampak mengotak-atik laptopnya dan melihat angka penjualan untuk minggu ini. Cukup lumayan tapi masih belum sampai ke target yang dia inginkan. Membuka website dan mulai mengupdate beberapa produk, Ilona juga mempunyai website pribadi untuk penjualan, semua staf marketing punya, hanya berbeda-beda produk saja. Ilona bertanggung jawab untuk produk robot pembersih, dan semua robot seputar rumah. Sangat laris dipasaran karena selain lucu, teknologinya juga sangat berguna. “Hai Ilona!” seseorang menyapanya. Dia adalah Jeremy rekannya dari bagian desain. “Kamu suka milk green tea?” tanyanya sembari menyodorkan cup minuman dingin. “Wow, terima kasih Jeremy,” ucap Ilona sambil tersenyum. “Gimana penjualanmu minggu ini? Aman?” tanya pria itu lagi. “Masih aman, tapi belum maksimal sih!” jawab Ilona. “Gimana desain iklanmu? Ada kendala?” tanya Ilona balik. “Semuanya sudah fix, sudah ACC Pak Jason kemarin” ujar Jeremy tamp
Kesibukan rutin CEO Eldrian membuatnya hampir tidak sempat melakukan penyamarannya. Ziyan si OB sudah lama tidak main ke kantor cabang devisi 1. Sore hari yang agak senggang membuatnya ingin pergi ke sana dan bertemu Ilona. Setelah menugaskan Daniel untuk mewakilinya bertugas. Eldrian pergi ke kantor cabang dengan membawa mobil box milik kantornya. OB serba bisa itu perannya, mobil kantor bukan sesuatu yang tampak mewah tapi cukup menjadi kakinya agar sampai ke kantor cabang.Eldrian masuk dan membawa sekotak kue. Dia duduk di lobi ruang tunggu dan membuat panggilan. Panggilan untuk Ilona teman barunya di kantor pemasaran. Teman yang cukup cantik dengan karakter baik hati yang gila kerja. Sore hari sudah dekat dengan waktu jam pulang staff. Ilona menerima panggilannya dan segera datang.Terakhir kali mereka bertemu adalah saat makan malam, sebuah malam yang menyenangkan sekaligus canggung. Ziyan tidak pernah menghubungi Ilona begitu juga Ilona. Baru sore hari itu merek
Hari Minggu pagi, janji kencan dengan Jeremy akhirnya disanggupi oleh Ilona. Dia teringat apa kata Ziyan bahwa mencoba bukanlah sesuatu hal yang salah. Pikirkan saja kalau Jeremy adalah saudaramu dan pahami karakternya. Saran yang bagus sekaligus agak menyesatkan bagi wanita yang sangat jarang berkencan dengan pria itu. Ilona mencari baju yang manis, dan berdandan agar tampak menarik. Bukan karena dia ingin tampil cantik di depan Jeremy tapi karena dia ingin mendalami suasana kencan dengan seorang pria. Maklum status jomblo yang sering menjadi bahan ledekan teman-temannya membuat Ilona merasa muak dan ingin juga memiliki satu pacar yang bisa dia ajak nongki bersama teman-temannya. Meskipun Ilona juga paham betul bahwa hati tidak bisa dipaksakan. Ilona membawa mobilnya sendiri dan mengajak Jeremy untuk bertemu langsung di bioskop saja. Hal itu dilakukan Ilona untuk mengantisipasi agar Jeremy tidak tau dimana dia tinggal karena dia teringat apa kata Ziyan ada sebagian pria yang memang
Kantor Cabang Pemasaran“Hahh...Hah....Hah!” Ilona terengah-engah setelah sampai dan bertemu Wenny.Sahabatnya itu langung pergi setelah berterima kasih pada Ilona yang menggantikannya. Tampak mata yang sembab pada wajah Wenny, hal itu sungguh membuat Ilona tak tega. Sambil melambaikan tangan pada sahabatnya yang berlari keluar kantor, Ilona tampak lebih lega.“Semoga Ibu Wenny dapat segera ditolong!” doanya dalam hati.Seperti Wenny, Ilona juga sangat sayang pada ibunya, oleh karena itu dia merasa iba seolah-olah dia sendiri yang ada di posisi Wenny.“Kalau aku jadi Wenny pasti aku juga sangat cemas!” itu pikirnya.Ilona masuk ke lokasi pameran produk, disana tampak ramai seperti biasa, Ilona bertanya pada rekannya tentang apa tugas Wenny hari itu. Segera saja Ilona bisa mengover handle semua nya, “Aman” pikirnya. Ilona tampak berbincang pada beberapa calon customer dan mulai
Hongkong, Pukul 14.00Daniel memanggil Eldrian untuk masuk ke ruang rapat. Eldrian yang sedang menghirup udara di luar ruangan akhirnya mengikuti sekretarisnya untuk memulai rapat pemegang saham. Eldrian juga memiliki beberapa saham di perusahaan asing di Hongkong. Karena terjadi kemerosotan harga saham start up tekno Eldrian harus ikut datang dalam rapat karena memang dia punya investasi yang cukup besar pada perusahan asing itu.Terlihat beberapa orang melakukan presentasi dalam bahasa Mandarin dan Inggris. Daniel mencoba mencatat beberapa hal penting dari rapat itu, tentu saja untuk disampaikan pada Bosnya itu. Eldrian memang CEO yang pintar hanya saja kadang dia tidak mau mendengarkan bila tidak terlalu berminat pada materi rapat. Tugas Daniel lah untuk mengingatkan hal-hal penting yang mungkin Eldrian lewatkan.Tampak Eldrian mulai memainkan ballpointnya tanda dia mulai bosan, sesekali dia melihat Daniel dengan tatapan yang seperti berujar
Ilona tiba-tiba terbangun, sudah pukul 02.00 WIB (dini hari), hari itu dia ketiduran setelah sampai di RS. Sembari menguap dan menutup mulutnya tampak Wenny juga sedang tidur sambil memeluk badan Tante Sri. Ilona ingin melanjutkan tidur tapi dia ingin ke kamar kecil terlebih dahulu. Usai keluar dari kamar kecil mata Ilona sudah tidak terlalu mengantuk dia memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan-jalan sebentar.Lorong rumah sakit tampak sepi, udara cukup dingin membuat Ilona harus melipat tangannya agar merasa hangat. Meskipun sudah malam tapi Ilona masih bisa menemukan beberapa perawat yang lalu lalang untuk jaga malam. Perut Ilona mulai lapar dia berjalan menunju kantin RS, memeriksa barangkali di sana masih buka.Sebenarnya agak ngeri berjalan malam di RS tanpa teman, tapi hantu di dunia nyata tidak akan muncul tiba-tiba seperti di film horor. Hal itu membuat Ilona masih cukup berani meskipun sudah sepi.Ilona berjalan mengikuti petunjuk ar
Hongkong 03.00 (dini hari) Eldian yang sedang tertawa di balkon aula hotel tempat mereka makan malam, menarik perhatian Daniel yang penasaran dengan tingkahnya dini hari itu. Daniel hanya ingin mengecek apa sahabatnya itu benar-benar sedang senang ataukah ada yang tidak beres di otaknya. Daniel melihat Eldrian sedang video call dengan seseorang, itu membuatnya lebih tenang karena berarti bosnya itu masih waras. "Telepon siapa?" Daniel penasaran. "Ih kepo, kaya cewek gue aja!" jawab Eldrian yang tampak tidak mau Daniel tau siapa yang diajaknya berbincang saat itu. "Najis!" ujar Daniel tampak kesal. "Oh iya Niel, tolong carikan dokter spesialis jantung yang paling bagus ya, untuk operasi di Harapan Jaya!" pinta Eldrian tiba-tiba. "Siapa yang sakit?"tanya Daniel tetap penasaran. "Ibu dari kenalanku, beliau butuh bypass jantung," jawab Eldrian. "Okay, aku carikan datanya hari ini," sanggup Daniel. Makan malam dan pesta sudah usai, El