Eldrian Saputra Dewangga seorang CEO perusahaan yang menyamar sebagai Office Boy bernama Ziyan hanya untuk mencari cinta sejati. Lelah dengan wanita materialistis dan perjodohan dia memutuskan untuk menanggalkan statusnya dan rela melakukan pekerjaan biasa. Ilona Adinda Putri adalah Staf Senior Marketing yang sangat handal dan pintar, dia selalu membutuhkan team dan turut melibatkan Ziyan dalam pekerjaannya. Dua orang ini bertemu dalam pekerjaan , Ilona merasa Ziyan cukup pintar untuk seorang OB dan selalu mengajaknya dalam banyak proyek pekerjaan. Mentraktirnya makan dan bertemu di akhir pekan. Ziyan (Eldrian) merasa dia sangat dihargai oleh wanita ini tapi dia takut untuk mengajaknya kencan karena memang Ilona seorang pekerja yang profesional, dia tidak pernah mencampurkan urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Seiring waktu mereka semakin dekat dan perasaan cinta Eldrina tidak dapat ditutupi. Tapi Eldrian masih berharap bahwa Ilona bisa mencintainya juga tanpa memandang status pekerjaannya. Akan tetapi semuanya hampir dilupakan oleh Eldrian saat tau Jason Manager Devisi Pemasaran tempat Ilona bekerja juga menyukai wanita itu. Jason sangat atraktif dalam menunjukkan ketertarikannya pada Ilona. Membelikan banyak barang mewah yang tentu saja itu hal yang juga bisa Eldrian lakukan karena dia punya banyak sekali uang. Ilona yang selalu flat dengan pria hampir tidak diketahui bagaimana perasaannya, tapi Eldrian ingin sekali Ilona menjadi kekasihnya. Apakah Eldrian harus segera berubah menjadi CEO lagi sebelum Jason merebut Ilona? Apakah Eldrian tetap bertahan sebagai OB dan berharap Ilona mencintainya tanpa memandang materi? Yuk ikuti ceritanya.
View MoreBrug...! Eldrian menutup wajahnya dengan bantal.
Pagi yang cukup cerah setelah melalui malam yang cukup menyebalkan bagi Eldrian. Seperti biasa dia harus putus dengan wanita yang dia kencani karena tau kalau si Venya mantannya hanya suka pada hartanya saja. Menjadi CEO sebuah perusahaan teknologi bukan hal sulit untuk memilih wanita yang disukai tapi sangat sulit untuk mencari wanita BAIK yang memang mencintai dirinya dibandingkan embel-embel harta dan posisinya.
“Ini kopinya Pak,” kata Supri asisten rumah tangga yang melayani Eldrian di rumah.
“Iya Mas, terima kasih, taruh di situ saja!” jawabnya.
“Mau baca koran Pak?” tanya Supri lagi.
“Ah, iya taruh situ saja Mas! Terima kasih,” jawabnya lagi.
Supri diam dan permisi keluar kamar, dia tau sepertinya ada yang menggangu pikiran bosnya pagi ini. Belum sempat Supri keluar Eldrian memanggilnya.
“Mas Supri!” Eldrian memanggil
“Eh iya Pak?” Supri kaget.
“Tolong bilang mas Tony ya, besok saya ke kantor ga usah diantar mobil, dan tolong minta siapkan motor matic satu ya. Kalau ga ada tolong belikan yang second aja di mana gitu terserah yang jelek aja asal masih bisa di starter otomatis!" pinta Eldrian.
Si Supri mulai bingung “Buat siapa Pak motornya?” tanyanya.
“Ya buat saya lah, mulai besok saya mau ngantor pakai motor aja,” jawab Eldrian.
“Loh, kenapa kok gitu Pak?” tanya Supri makin bingung.
“Ga papa Mas, biar ga macet aja,” jawab bosnya itu.
“Lah, terus kenapa cari yang second Pak?” tanya Supri penasaran.
“Udah, kamu jangan kepo, pokoknya saya minta tolong kamu bilang gitu ke Mas Tony ya, udah gitu aja jangan banyak tanya, Terima kasih,” jawab Eldrian.
Supri pergi sambil tetap penasaran. Sampai di parkiran Supri menyampaikan pesan Eldrian ke Tony supir pribadinya.
“Loh, buat apa beli motor? Second pula?” tanya Tony tak kalah penasaran.
“Ya ga tau mas, ini si Bos aneh dari pagi, kopi ga diminum, koran ga dibaca,eh malah minta beli motor second, katanya sih mau kerja pakai motor mulai besok,” jawab si Supri .
“Loh, terus aku sopir pribadinya buat apa? Ini mobil banyak ga dipakai?” si Tony mulai was-was.
“Ah, ya sudahlah saya cari motor second dulu lah,” pamit Tony pada Supri dan mulai mencari pesanan bosnya yang cukup aneh menurut mereka.
Eldrian lahir dari keluarga yang cukup terpandang, kuliah di Harvard dan mengembangkan usaha keluarga sebagai CEO di usia yang cukup muda yaitu 28 tahun. Semua bisa dia lakukan. Pria ini bukan karakter anak orang kaya manja. Biasa hidup sendiri di luar negeri membuatnya sangat terbiasa melakukan banyak hal sendiri. Dia sangat ramah dan bahkan selalu berkata sopan kepada semua pegawai dirumahnya.
Dia juga cukup tampan, termasuk tipe ideal pemikat wanita. Hanya saja Eldrian termasuk punya hati yang sulit ditakhlukkan. Dia tidak suka wanita berpakaian minim, dia tidak suka wanita cantik yang bodoh, dia tidak suka wanita cerewet, dia tidak suka wanita yang suka pamer harta, tidak suka wanita yang begini, begitu, begino,,bla,,bla,,bla,, panjang lah kriteria wanita idealnya. Oleh karena itu orang tua Eldrian, Bapak dan Ibu Dewanga cukup lelah menjodohkannya dikarenakan kebanyakan putri orang kaya punya sifat yang dibenci olehnya.
“Tok...Tok...Tok,” Tony mengetuk pintu kamar.
“Ya, silahkan masuk!” Eldrian menyahut.
“Pak, ini saya Tony, ini kunci motor yang Bapak pesan ya,” Tony masuk dan memberikan kunci motor matic second pesanannya.
“Besok saya kerjanya apa Pak?” tanya Tony khawatir.
“Katanya Pak Eldrian mau naik motor saja?” tanya Tony lagi.
“Oh iya, kamu santai dulu aja lah di rumah!” jawab bosnya.
“Maksud Bapak saya dipecat Pak?” Tony makin was-was.
“Ya ga lah Mas, ga usah mikir yang aneh-aneh, saya cuma mau naik motor aja,” jawab Eldrian tersenyum. “Besok lusa Mas Tony masuk lagi saja bantu-bantu Bi Sarni sama Mas Supri urus rumah ya!”.
“Oh begitu ya Pak, iya Pak terima kasih, lalu mobil yang di parkiran gimana Pak?” tanya Tony lagi.
“Oh iya, dipanasin aja tiap pagi pakai aja jalan ke pasar atau ke supermarket kalau Bi Sarni sama Mas Supri mau belanja kalian bertiga aja biar sekalian refreshing!” jelas Eldrian.
“Woh, yang bener Pak? Waduh seneng banget ini,” wajah sumringah di wajah Tony.
“Hihihi, ya udah santai aja, pokoknya saya minta tolong mobil saya dirawat, biar kalau saya butuh sewaktu-waktu udah ready ya!” jelas bosnya itu.
“Oh iya, SIAP PAK !” Tony semangat. “Saya permisi dulu ya Pak,” pamit Tony. Eldrian menggangguk dan Tony pun keluar dari kamar.
Bos muda itu membuka lemari bajunya, sambil memilih beberapa baju dia menelepon Pak Hadi kepala HRD .
“Tut....tut....tut....!” suara panggilan di Handphone.
“Halo, Ya Pak Eldrian, dengan saya Hadi HRD ada yang bisa dibantu Pak?” jawab stafnya.
“Begini Pak, tolong diatur ya mulai besok saya mau posisi Office Boy untuk saya ya Pak!” pinta Eldrian.
“Gimana Pak? OB Pak? Buat siapa Pak?" Pak Hadi seperti salah dengar.
“Untuk saya Pak Hadi, saya mau jadi Office Boy di kantor,” jawab bosnya itu santai.
“Kenapa begitu Pak?” tanya Pak Hadi bingung.
“Saya ingin pantau kinerja staf saya Pak. Jika saya masuk sebagai OB saya bisa tau mereka lebih jelas. Mana yang kerjanya bagus, mana yang santai-santaian, mana yang makan gaji buta,” jelas Eldrian.
“Oh begitu ya Pak, baik Pak saya siapkan, ini kebetulan ada posisi di bagian pemasaran kantor cabang,” jawab Pak Hadi.
“Okay!” Eldrian setuju.
“Tapi Pak, kalau OB kerjanya berat lo Pak, ga mau ganti posisi saja Pak? Mungkin staf admin atau staf marketingnya saja Pak?” Pak Hadi menawarkan.
“OB aja Pak, saya lama ga olah raga Pak pengen sibuk-sibuk sedikit,” jawab bosnya itu kalem.
“Oh begitu ya Pak, tapi ini dirahasiakan ya Pak?” Pak Hadi serba salah.
“Iya Pak, saya mau sedikit bermain di kantor. Begitu ya Pak tolong diatur! Tolong dirahasiakan dan tolong nama saya, semua identitas saya diganti!” pinta Eldrian lagi.
“Baik Pak,” jawab Pak Hadi agak pasrah.
Senin pagi, Eldrian keluar dari rumah dengan motor matic second putih dan helm standart hadiah gratisan dealer motor. Semua asisten di rumahnya heran, sebenarnya apa yang bosnya itu pikirkan. Eldrian memakai baju kaos sederhana, celana jeans sederhana, jaket sederhana dan tas ransel yang juga sederhana. Jauh dari brand mahal kesukaannya.
“Bos kita kenapa ya Ton?” celetuk Supri ke Tony.
“Mungkin lagi bosen Pri, bosen jadi orang kaya, mungkin bos mau ngerasain jadi orang biasa kaya kita-kita gini,” jawab Tony.
“Tapi tujuannya itu loh Ton? Apa? Kenapa coba kok susah-susah naik motor?” si Supri kepo.
“Ya itu Pri, tidak boleh banyak tanya katanya,” jawab Tony.
“Hemmmm....” si Tony dan Supri menghela nafas bersamaan.
Perusahaan R22 Tech kantor cabang 1
Eldrian datang menemui Pak Hadi dan langsung diberikan kartu karyawan baru dengan nama Ziyan Priambada.
“Wow, nama baru saya bagus juga Pak,” katanya sembari tersenyum.
“Ah..Bapak bisa saja,” Pak Hadi menjawab dengan wajah pucat.
“Pak Eldrian, ini serius Bapak mau jadi OB? Saya masih bisa ubah lo Pak, OB berat lo Pak,” saran Pak Hadi.
“Iya Pak, tidak masalah, OB juga profesi yang baik, sudah tidak usah sungkan. Silahkan Bapak kerja saja! Biar saya mulai kerja disini juga,” tutur Eldrian sambil tersenyum dan berlalu.
Pak Hadi mengernyitkan alis dan menatap bosnya itu dengan was-was, dia khawatir kalau kelakuan bos mudanya itu kedepan bisa dijadikan masalah oleh Bapak dan Ibu dewangga, tentu saja itu akan membuat dia berpotensi untuk disalahkan sebagai kepala HRD.
Ziyan (nama samaran Eldrian) mengetuk pintu dan mulai masuk ke kantor barunya.
“Selamat pagi! Perkenalkan saya Ziyan, saya OB baru di sini mohon kerjasamanya,” sapa Ziyan memberi salam orang se kantor. Beberapa pasang mata menatap aneh pria itu, sebagian ada yang tersenyum, ada yang melihatnya, ada juga yang bahkan hampir tidak peduli dan terus sibuk bekerja.
“Puk...!” ada seseorang yang menepuk pundaknya.
“Halo Ziyan, salam kenal, selamat bekerja ya, Semangat !” wanita itu tersenyum dengan sangat ramah, wajahnya cantik dengan rambut panjang diikat sedikit dan tergerai dengan rapi.
“Oh iya Bu, dengan ibu siapa kalau boleh tau?” Ziyan mencoba ramah.
Wanita itu tersenyum “Panggil saya Ilona, saya pasti banyak butuh bantuan Mas Ziyan nantinya, minta tolong ya jangan kaget dengan kerja saya, di sini sibuk banget soalnya,” jawab Ilona dengan ramah sambil berlalu menuju arah pintu keluar.
“Mas Ziyan ya? Bisa tolong saya?” seorang staf kantor mulai mengajak Ziyan bekerja. “Masnya bisa fotokopi ga? Tolong dong ini dikopikan semua ya!” sembari menyodorkan setumpuk dokumen.
Ziyan menerimanya dan segera lah dia menuju mesin foto kopi.
“Bisa kan? Saya tunjukkan satu kali, selanjutnya tolong dilanjutkan ya Mas!” staf itu mengajarkan.
Ziyan mengangguk, foto kopi adalah tugas pertama Ziyan dan berlanjut dengan banyak tugas lainnya di hari itu.
"Mas, tolong angkatkan barang ini ke lantai dua!” pinta Ani.
“Mas, tolong hubungi Pak Johan untuk minta nota retur barang di lantai 4 ya Mas!” pinta si Amar.
“Mas Ziyan, saya ngantuk banget nih, di kantin ada kopi Americano Latte tolong belikan satu ya, sama roti bludernya juga ya! Gulanya dikit aja ya!, terima kasih Mas,” pinta si Iqbal.
“Mas bisa minta tolong angkat produk ke lantai 3 Mas?” Bu Riska minta tolong.
Hampir tanpa jeda dan kesempatan bernafas, ternyata kantor yang dimasuki Ziyan cukup sibuk. Masuk jam istirahat kantor, Ziyan duduk minum teh sambil meregangkan kakinya yang mulai pegal. Dia duduk di belakang tembok yang terhalang almari dokumen sehingga tidak terlihat oleh staf lainnya.
“Fuhhh.... bisa santai juga akhirnya, ternyata padat juga kerjaan staf di sini,” Ziyan bergumam sambil nyengir.
“Kayanya aku salah devisi, hubungi Pak Hadi saja lah, minta pindah ke devisi lain,” batin Ziyan.
Belum sempat ziyan mengirim pesan terdengar suara staf menyebut namanya.
“Siapa tadi namanya? Ziyan ya? OB baru yang tadi itu loh?” seseorang membicarakannya.
“Iya Ziyan, kenapa?” sahut seseorang.
“Cakep juga ya, sayang OB kalau staf udah kupacarin hihihi,” jawab suara itu.
“Ya elah, dasar lu matre, emang kalau OB kenapa?” sahut temannya.
“Ya ogah lah, bisa-bisa nanti aku yang biayai kebutuhan hidupnya, mau kencan aku yang bayar, ih males banget!” ujar suara itu mengejek.
Tanpa terdengar oleh staf yang sedang bergosip Ziyan pergi ke arah kantin, perutnya mulai lapar dan sepertinya dia tidak suka dengan perbincangan wanita tadi. Ya memang benar Ziyan alias Eldrian paling benci dengan tipe wanita materialistis, oleh karena itu dia memilih pergi menghindar. Pria itu duduk dibangku kantin dan makan mie ayam pesanannya. Dia memakan mie perlahan sambil menghela nafas, entah apa yang dia pikirkan. Seorang tuan muda CEO perusahaan yang punya segalanya itu sedang MURUNG.
Hari pernikahan, semua kru EO tampak begitu sibuk, meskipun beberapa hari Eldrian tidak bertemu Ilona dia tetap mempersiapkan pernikahan dengan baik. Dia tahu Ilona tak akan datang, tapi dia masih berdandan setampan mungkin dengan setelan jas putih ala pengantin eropa yang membuat Eldrian semakin tampan."Wah ganteng banget!" goda Daniel. "Haha," jawab Eldrian terpaksa tertawa. "Kok wajahmu muram gitu? Bukannya hari ini kamu bakal nikah sama Ilona! Harusnya kamu senang dong!" Hhhh..! Eldrian menghela nafas kasar. "Kenapa tuh? Kok kaya banyak pikiran?" "Udahlah Niel, kamu ga usah ikut acara nikahan gua deh! Lagian ga bakalan datang juga si Ilona," jelas Eldrian. "Hah? Gimana? Kamu ngomong apa?" "Ilona gabakal datang! Gua ditolak sama dia, lalu dia bilang ga mau nikah!" bisik Eldrian jelas di telinga Daniel. "Apaaa?" "Sssttt! Jangan berisik! Cuma kamu yang tau!" "Gila! Terus kalau batal kenapa kamu masih pakai baju tuxedo ganteng gini? Kenapa kamu ga batalkan semuanya?" "Kare
Eldrian yang datang menemui Ilona tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Ilona kaget. "Apa maksudmu?" "Undang saja semua temanmu, saudaramu, kerabatmu, kita menikah! Jangan memikirkan perceraian!" "Hah? Bukankah ini hanya berlaku satu tahun?" "Memang apa bedanya satu tahun atau selamanya? Kita benar-benar melakukan pernikahan!" "Tapi__bukankah kita teman Eldrian! Kau gila!" "Lalu? Apa kau tidak sedih kalau kita memulai pernikahan untuk perceraian? Apa kau sama sekali tidak punya perasaan?" "Sebentar? Apa maksudmu kau mulai memakai perasaan untuk hubungan kita?" "Setidaknya aku menyukainya!" "Menyukai apa?" "Makan bersama, bercanda, berbincang, belanja, aku suka jika aku bersama denganmu!" jawab Eldrian. "Tapi bedakan antara pertemanan dan percintaan! Itu beda Eldrian!" "Lalu apa kau pikir teman akan menikah! Hubungan kita itu tidak normal Ilona! Coba katakan apa kau tidak peduli padaku!" "Aku peduli!" "Apa kau tidak sayang?" "Aku sayang!" "Itu artinya
Sampai di lobi hotel Ilona menelepon Eldrian, entah ada apa tapi tanpa pikir panjang Eldrian langsung mengangkatnya. "Ya, ada apa?" jawab Eldrian. "Kamu lagi apa?" "Belanja! Bukannya kamu minta oleh-oleh!" "Oh ya? Mana lihat!" Edrian langsung mengganti panggilan dengan video call. "Nih!" ucapnya sembari menunjukkan barang-barang saat Ilona menerima ajakan video call. "Wah! Banyak banget! Kamu pasti habisin duit banyak!" "Nggak! Kan di kaki lima! Ini aku juga nawar. Aku beli kaos murah banget masak kena 150 bath per pcs," ujar Eldrian bangga. "Hooo! Ya ya! Bagus!" "Hahaha, kamu lagi apa?" "Ini di rumah, stafmu datang ke rumah Mama antar banyak undangan jadi kami lagi pilih siapa saja yang akan di undang," jawab Ilona. "Ah, sudah siap ya, undang aja semua temanmu, saudaramu, jangan khawatir biayanya," jelas Eldrian. "Ah, aku malah sembunyikan sebagian undangan dari mamaku!" "Kenapa?" "Bukannya kita akan cerai 1 tahun lagi? Kenapa harus aku undang semua?" tany
Eldrian yang malam itu datang ke apartemen Ilona cukup membuat Ilona kaget dengan informasi kalau mereka akan menikah dua minggu lagi. "Jangan gila! Dua minggu lagi itu masih bulan ini!" protes Ilona."Ya memang, lebih tepatnya 14 hari lagi, tapi aku rasa 10 hari lagi pernikahan kita akan dilaksanakan! Astaga sungguh tak disangka ya Ilona!" ujar Eldrian terlihat santai. "Tapi aku bahkan belum melakukan apapun! Ini pernikahan Eldrian!" "Kenapa kau begitu serius, bukannya kamu tahu ini hanya sebuah kerjasama? Jangan terlalu menjiwai kalau tidak mau jatuh cinta dan tergila-gila padaku!" ucapnya. "Huh! Semakin kau banyak bicara kau semakin terdengar menyebalkan! Sudah sana pergi ke Thailand!" "Hahaha, hei jangan galak kita akan tinggal bersama satu tahun ke depan!" "Astaga mimpi buruk!""Hahaha, apa kau mau oleh-oleh? Di Thailand banyak yang unik!" tawar Eldrian. "Emm, aku mau coklat saja!" "Coklat? Hei, kenapa cuma coklat? Apa kamu ga mau mau oleh-oleh yang lain?" Eldrian heran.
Ilona yang tidak bisa menemukanEldrian di kantor segera duduk di lobi kantor pusat dan mulai membuat panggilan. Dia tak menyangka pria itu bahkan tidak sedang di Indonesia saat menerima semua panggilannya. "Halo? Ada apa lagi?" jawabnya. "Di mana kamu?" tanya Ilona. "Aku__sedang kerja! Kenapa?" "Kerja di mana? Aku sedang di kantormu tapi kamu tak ada!" keluh Ilona. "Hah? Kamu ke kantorku? Oh, ya aku memang sedang tidak di tempat. Ada masalah apa?" tanya Eldrian. "Aku menarik semua kesepakatan kita! Lebih baik aku di marahi oleh Mamaku dari pada aku terjebak masalah besar denganmu!" ucap Ilona to the point. "Apa? Kamu berubah pikiran? Tapi kenapa? Bukankah menikahi pria kaya adalah impian semua wanita?" tanya Eldrian bingung. "Kata siapa? Aku tidak!" jawab Ilona. "Kenapa?" "Karena kekayaanmu bukan segalanya! Kenapa kamu malah terdengar sombong! Aku lebih suka kau saat menjadi Ziyan!" keluh Ilona. "Tapi Ilona, coba tanyakan ke ibumu apa dia mau membatalkan pernikahan kita? An
Ilona dan Eldrian melakukan kesepakatan, mereka akan menikah satu tahun dengan perjanjian bermaterai. Sebuah tindakan bodoh yang malah membuat hubungan mereka semakin jauh meskipun secara fisik mereka berdekatan. Ilona berpikir kalau Eldrian hanyalah pria yang suka bermain-main, sementara Eldian juga merasa kalau Ilona mulai sama gilanya dengan wanita lain yang dikencaninya karena mengajukan syarat harta sebagai hukuman. Tapi, setelah Ilona turun dari mobil dan Eldrian juga pergi mereka sama-sama berharap kalau sebenarnya mereka bisa bersama dalam hubungan yang sebenarnya. "Gila! Aku gila!" gerutu Eldrian memaki dirinya sendiri. "Apa yang kamu pikirkan Eldrian, pernikahan! Dengan Ilona? Huh! Bagaimana kamu bisa sepakat secepat itu? Pernikahan itu sah secara hukum dan agama! Itu artinya kau akan segera berstatus suami orang!" gerutunya lagi. Fyuuuh..! Pria itu menghela nafas, mengendarai mobilnya dengan tidak semangat. "Tapi, Ilona! Ya__ dia Ilona, aku yakin Ilona berbeda dengan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments