Hari Jumat tepat Tanggal 31 Agustus, hari ini adalah hari terakhir dalam bulan ini untuk mereka bekerja. Hari Sabtu dan Minggu tim pemasaran akan mengadakan gathering staf beserta keluarganya di Bandung dan akan menyewa sejumlah komplek Vila di dekat wisata alam dan pemandian air panas.
"Ilona! Kamu sudah siapkan baju buat besok?" tanya Wenny siang hari itu.
"Sudah siap semua! Nanti pulang kerja kita beli bahan ya Wen, kita barbequean. Sudah disediakan sih tapi takutnya kurang, soalnya staf lain banyak yang bawa keluarganya. Kaya kita gini mending nyiapin aja sendiri buat kita sendiri kalau stock dari kantor habis!" ajak Ilona pada Wenny.
"Tadi aku juga mikir gitu, orang-orang itu ajak anak istrinya, ada yang anaknya tiga ada yang empat. Busyet dah! Bisa-bisa kita ga makan apa-apa entar!" jawab Wenny si pencinta makan.
"Sip! Ntar pulang kantor kita langsung cuss ya ke Swalayan Superindah di sana komplit! Ajak Ilona lagi.
Wen
Tanggal 31 Agustus hari yang cukup sibuk untuk Eldrian, akhir bulan bukan hanya staf yang dituntut sibuk tapi sebagai CEO dia juga tidak kalah sibuk untuk memastikan semua program yang diajukan oleh bawahannya untuk bulan depan sudah beres dan siap untuk dikerjakan di awal bulan depan. Tentu saja dia juga punya beberapa klien yang harus ditemui.Daniel si sekretaris sekaligus sahabatnya itu tampak diam di pojok ruangan kantor Eldrian sembari memeriksa beberapa laporan keuangan. Dia merasa ada yang janggal dengan dana pengeluaran dari kantor cabang Kalimantan. Nilainya sedikit tidak rasional. Dia menyadari di luar jawa memang biaya operational lebih mahal tapi tidak sampai membengkak 6 kali lipat. Eldrian yang melihat wajah serius sekretarisnya itu mulai penasaran."Ada apa Niel, ada masalah?" tanya Eldrian."Ini Ian, ada email masuk dari kantor Kalimantan, profit kita hanya sedikit, kerena biaya operational disana naik drastis. Tapi angkanya tidak ma
Bis wisata sudah siap di depan kantor cabang. Tampak staf mulai datang dan mengajak keluarganya masing-masing. Ilona dan Wenny tampak sudah datang dan menata barang-barangnya. Mereka membawa container box kecil untuk menyimpan makanan mereka agar aman dan awet.Tampak Jeremy datang dan langsung ikut menata barang di dekat mereka berdua. Ilona dan Wenny masuk ke dalam bis dan mencari tempat yang kosong untuk mereka berdua duduk."Wen kalau aku duduk di sebelah Ilona boleh ga?" tanya Jeremy tanpa basa-basi.Pria ini sepertinya sudah tidak menutupi ketertarikannya pada Ilona. Wenny yang serba salah tampak tidak bisa menolak permintaan Jeremy saat itu. Wajah Ilona tampak tidak enak, sepertinya dia lebih nyaman duduk dengan Wenny saat perjalanan jauh dibandingkan duduk dengan Jeremy. Hanya saja karena kencan yang tertunda dengan tragedi kaburnya Ilona di bioskop membuat Ilona juga tak sampai hati menolaknya."Wen sini duduk sama aku!" suara Mira ya
Kurang lebih 3 jam perjalanan mengantarkan para staf menuju kota Bandung. Tampak jalan-jalan di Bandung agak sedikit macet. Bis yang membawa rombongan perlahan menerobos kemacetan dan menuju arah komplek vila tempat mereka akan menginap.Bis berhenti dan semua peserta gathering turun. Jeremy yang tadi tertidur ternyata benar-benar tidak bangun di sepanjang perjalanan. Dia tampak kaget saat Ilona membangunkannya karena mereka sudah sampai di Vila tempat mereka akan menginap.Untung saja Jason managernya membuat kebijakan agar Vila para peserta yang belum berkeluarga dipisahkan antara wanita dan pria. Ilona yang senang bisa bersama Wenny langsung menggandeng tangan temannya itu. Hanya sebentar mereka berpisah tapi sudah tampak saling merindukan."Wen ayo kita pilih kamar!"ajak Ilona yang tampak segera masuk ke dalam vila dan mencari ruangan yang paling nyaman.Nyaman menurut Ilona adalah yang terang cahayanya dan tampak tidak seram. Memang wanita pena
Hari Sabtu pagi, seusai Eldrian menerima pesan balasan dari Ilona dia merasa kacau. Ilona yang berfoto duduk di sebelah teman prianya mengganggu suasana hatinya. "Kan cuma duduk bareng aja!" gumamnya. "Tapi harusnya dia ga duduk disana lah! Duh dasar cowok! Kenapa dia harus duduk sama ilona!" ujarnya lagi. Eldrian mulai meracau dan berbicara sendiri, seolah dia tidak ingin ada pria yang mendekati Ilona. "Aku kan bisa ke Bandung! Iya kan deket tinggal naik mobil aja! Tapi aneh juga kalau tiba-tiba ada disana!" masih saja galau. Pria itu berganti baju membawa beberapa barang di ranselnya dan mengambil kunci mobil. Eldrian mengendarai mobilnya cukup cepat. Entah apa yang dipikirkannya, sebelum menuju Bandung dia mampir untuk mengajak temannya Daniel. Mobilnya berhenti di parkiran apartement yang ditinggali Daniel. Eldrian berlari naik lift dan membunyikan bel di depan pintu masuk ruangan Daniel berkali-kali."Apa Ian? Berisik banget pagi-pagi!" ujar Daniel yang protes saat membukaka
Kebun bunga mawar tampak luas membentang di hadapan Ilona. Siang hari itu Ilona dan Wenny makan siang ditempat yang agak jauh dari teman-temannya berkumpul, dia takut bertemu dengan Jeremy lagi setelah adegan drama katakan cinta sebelumnya. Gasebo pilihan Pak Jason ternyata memang sepi dan tenang. Selain itu lokasinya sangat indah karena ada di bukit mawar, itu sebutannya karena memang sekitar 2 hektar lahannya di tanam berbagai jenis mawar."Wen disini bagus banget ya!" ujar Ilona sembari berlari-lari kecil.Wenny tampak masih belum selesai makan, dia masih asik mengunyah nasi kotak dan buah segar yang dia dapat dari panitia gathering."Iya, jangan jauh-jauh nanti nyasar!" Wenny meledek tingkah temannya yang seperti anak kecil.Ilona yang sudah selesai makan memang ingin jalan-jalan, meyusuri bukit mawar, melintasi perkebunan teh dan dia menemukan area persawahan. Ilona duduk di pinggir parit dan memasukkan kakinya ke sana."Wih,
Daniel yang mulanya senang menikmati vila yang dipesan Eldrian lama-lama merasa bosan. Dia menelepon temannya itu dan memintanya kembali . Eldrian menjawab panggilannya dan sebentar saja dia sudah sampai ke vila. "Ian, kamu dari mana? Sudah ketemu Ilonanya?". "Ah, kamu, lagi asik ngobrol malah ditelepon!" protes Eldrian. "Ups sorry! Jadi sudah beneran ketemu ya? " Daniel tesenyum. "Udah!" Eldrian melirik dan segera masuk ke kamar. "Hei Ian. Ayo berendam. Kalau sendirian ga enak lah! Ayo!" ajak Daniel yang tertarik dengan sumber air panas disana. "Ya udah kamu kesana duluan, nanti aku nyusul! ujar bosnya itu. "Beneran loh ya, aku di sebelah utara ya," ujar Daniel sembari membawa peralatan mandi. Eldrian masuk ke kamar dan merebahkan badannya. Menyetir mobil dari Jakarta-Bandung memang cukup melelahkan. Oleh karena itu, badan Eldrian seperti lengket untuk bangun dari ranjang. Dia tiduran sembari melamun, dia masih ingat saat Ilona menggandeng tangannya tadi. Eldrian ters
Sore menjelang malam, langit yang awalnya biru cerah tampak mulai kemerahan. Matahari akan tenggelam. Suasana di vila dengan gaya arsitektur Belanda itu mulai agak gelap. Kabut dari gunung mulai turun sehingga membuat pohon pinus di ujung jalan tidak terlihat. Lampu-lampu jalan di sekitar Vila mulai dinyalakan, hal itu membuat pemandangan Vila tampak berbeda.Ilona dan Wenny mulai bersiap mereka bergantian mandi dan segera menyiapkan makanan untuk barbeque party nanti malam. Di vila yang Ilona tempati ada sekitar 8 staf wanita lainnya."Ilona kita punya banyak bahan kan?" tanya lusi salah satu staf admin."Banyak kok kalau kurang aku dan Wenny juga sudah belanja kemarin, ayo kita bawa ke depan yuk!" ajak Ilona.Ilona dan beberapa staf mulai membawa bahan-bahan ke area halaman depan. Langit sudah benar-benar gelap dan para staf di vila sebelah sudah mulai tampak bersiap juga. Wenny menyiapkan pemanggang dan arangnya. Para pria sibuk mengumpulkan kayu untuk
Sup Tomyam Spicy lezat sudah siap, Ilona sebagai pencicip pertama tampak lahap dengan hasil masakan Ziyan itu. Jeremy yang sudah kesal tampak semakin kesal dia menghampiri mereka berdua dan mulai berbasa-basi."Hai Ilona! Lagi masak apa? Icip dong!" ujarnya."Bukan aku yang masak tapi temanku ini, kenalkan dia Ziyan," jelas Ilona."Hai aku Jeremy, staf desain iklan, kamu staf apa?" tanyanya."Aku supirnya Pak Daniel," jawab Ziyan."Oh jadi kamu supirnya, kirain staf kantor! Pantas aja kok ga pernah ketemu di kantor pusat," ujarnya congkak.Ilona merasa tidak enak, sepertinya Jeremy sengaja datang untuk mempermalukan Ziyan."Ada yang bilang kamu dulu Office Boy ya di devisi pemasaran? Apa benar?" tanya Jeremy tanpa basa-basi."Iya, saya pernah jadi OB di devisinya Ilona," jawab Ziyan apa adanya."Ah pantasan kalian dekat, ternyata memang pernah kerja bareng ya," Jeremy tampak mengejek.Ilona terlihat kesal dengan t