Share

Bab 6. Diluar Dugaan

Terlihat MC sudah naik kepanggung dan akan memulai acara reuni hari itu. Beberapa angkatan lama ada yang naik panggung dan bernyanyi lagu tembang kenangan. Pasti umurnya tua sekali karena lagu-lagunya sama seperti lagu ibu Ilona. Fix reuni yang membosankan meskipun cukup lumayan untuk bersantai setelah satu minggu berurusan dengan pekerjaan.

Tiba-tiba Ilona melihat seseorang yang cukup familiar disana. Sosok yang setiap hari dia lihat dikantor. “Pak Jason!” celetuknya.

“Waduh gaes ada bosku!” Ilona menunduk sambil memberitahu kedua temannya.

“Yang mana?” Indah dan Fransisca mulai kepo.

“Tuh yang pakai kemeja hitam berkacamata!” jawab Ilona sembari menunjukkan keberadaan bosnya itu.

“Wow, cakep juga Lona! Blasteran, wajahnya kaya pinter gitu!” ujar Fransisca mulai menganalisa.

“Eh iya lo, kaya model!” ujar Indah sependapat.

“Tapi masih tetep lebih ganteng CEO mu Ilona, kalau yang ini umurnya lebih tua dari kita, sepertinya kakak tingkat,” ujar Fransisca masih menganalisa.

“Sudah, sudah jangan gibahin suami orang, sudah sold out, sudah jangan dilihatin, nanti orangnya nyadar!” Ilona mengingatkan.

“Ih kan bagus kalau disamperin, bisa kenalan, masa iya bakal di suruh ngantor hari minggu gini, ga mungkin kan!” ujar Fransisca sambil tetap memandang Jason.

“Ya ga enak Sis! Masa timku lembur aku malah libur sendiri, ketahuan reuni lagi, duuh!” Ilona makin menunduk.

“Hah, timmu lembur hari ini? Ahahaha. Pak! Ini Pak ada stafnya disini Pak!” ujar Fransisca mengoda sambil berbisik-bisik.

Belum selesai mereka bercanda mata Jason sudah melihat sosok Ilona dan benar-benar datang menghampiri mereka. Tiga perempuan itu terdiam seolah murid yang ketahuan sedang mencontek.

“Ilona! Kamu dari kampus ini juga?” tanya Jason.

“Iya Pak, saya angkatan 2016,” jawab Ilona canggung.

“Oh, kalau saya angkatan 2010,” ujar Jason.

“Tau gitu tadi bareng dari kantor ya. Eh, kayanya tadi saya ga ngelihat kamu di kantor?” Jason tampak memastikan.

Dua teman Ilona menelan ludah berprasangka bahwa si Lona akan disuruh balik kantor saat itu juga.

“Iya Pak hari ini saya ijin libur, Wenny yang gantikan Pak,” jelas Ilona.

“Oh gitu, ya bagus lah, masa iya kamu lembur terus Lona,” jawab Pak Jason diluar dugaan.

“Ya sudah lanjutkan makannya!” ujar Jason berbalik arah.

“Jason!” terdengar suara seorang laki-laki yang menyapa.

“Aku turut berduka cita ya, maaf aku ga bisa datang waktu istrimu meninggal, aku ada di Australia 2 tahun ini,” tampak seorang teman Jason mengajak ngobrol dengan suara yang masih terdengar dari meja Ilona dan kawan-kawan.

“Iya Bro, ga papa, minta doanya aja ya!” ujar Jason dengan wajah tampak sedih membicarakan mendiang istrinya.

“Leni sakit apa?” tanya temannya itu bersimpati. Mereka mengobrol dan semakin menjauh dari meja Ilona dan kawannya.

“Kamu dengar itu..? Istrinya meninggal!” tampak Fransisca memastikan apa yang di dengarnya.

“Oh iya, pantas saja setahun lalu Pak Jason sempat cuti berminggu-minggu, mungkin karena istrinya sakit,” ujar Ilona bersimpati.

“Kasihan ya, padahal masih muda!,” ucap Indah.

Berbeda dengan Indah, Fransisca malah tampak mengkode Ilona agar mulai mendekati bosnya itu.

“Available ternyata, kamu masih jomblo kan?” tanya Fransisca tanpa basa-basi.

“Huss! Udah makan saja tuh siomaynya!” jawab Ilona tampak tidak nyaman.

MC mulai mengajak para alumnus untuk melakukan game agar acara hari itu lebih meriah. Gamenya adalah Siapa Jomblo Silahkan Maju. Setiap program studi diwakili dua orang dan Ilona didorong ke atas panggung oleh teman-temannya. Ilona tersenyum kecut karena tau dia dikerjai oleh kawan-kawannya. Game berlangsung sangat lucu, bukan permainan berpasangan tapi tebak kata dan hasilnya sungguh konyol.

Seolah MC ingin memberi tahu bahwa status jomblo dikarenakan mereka kurang bisa berkomunikasi dengan lawan jenis. Lalu acara berakhir dengan doa agar para jomblowan dan jomblowati segera bisa mendapatkan jodoh. Fransisca dan Indah tertawa cekikikan melihat wajah Ilona yang tampak memerah dikerjai MC.

“Ah, kalian tega!” keluh Ilona.

“Ya ampun non, jangan diambil hati!” kata Indah dengan sedikit menahan tawa.

Tak lama kemudian ada seorang pria datang dan mengajak Ilona berkenalan. Rupanya game tadi cukup membuat para pria tertarik karena ada wanita cantik berstatus “Jomblo” naik ke atas panggung. Tapi seperti biasa Ilona tidak terlalu menanggapi dan malah permisi ke kamar mandi.

Acara reuni sudah usai, tiga serangkai berpamitan satu sama lain setelah cium pipi kanan kiri. Hari itu Ilona tidak bawa mobil karena mobilnya di taruh bengkel untuk service rutin. Terlihat dia berjalan kaki ke arah depan dan mulai mengotak-atik HP untuk memesan taxi online.

“Ga bawa mobil?” tanya seorang laki-laki mengajaknya bicara. Yup itu Jason atasannya.

“Oh iya Pak, di bengkel saya service rutin,” jelas Ilona.

“Mau bareng saya? Bukannya apartementmu dekat kantor? Saya mau balik ke sana, ayo sekalian!” Jason menawarkan.

“Tidak usah Pak, saya naik taxi online saja,” tolak Ilona.

“Sudah dapat belum mobilnya? Biasanya jam segini agak rame lo. Coba dulu deh kamu cek di aplikasi!” ujar Jason menyarankan.

Ternyata apa dugaan Jason tidak salah memang susah mendapatkan taxi online di jam macet, aplikasi Ilona hanya berputar-putar dan tidak segera mendapatkan pengemudi.

“Sudah, yuk sekalian bareng aja!” Jason menawarkan lagi.

Mau tak mau sepertinya Ilona tidak punya pilihan. Wanita muda itu akhirnya menumpang pulang dengan mobil bosnya. Mobil Jason cukup mewah, beberapa alat canggih ada disana. Seperti robot mainan kucing keluaran terbaru yang bisa menyapa saat kita masuk mobil. Robot itu menjelaskan kondisi lalu lintas terupdate dan memberi saran arah mana yang lengang dan paling cepat sampai tujuan.

“Gimana reuninya seneng ga?” Jason menggoda karena tau Ilona tadi dikerjai MC acara.

“Kalau tau mau dikerjain gitu, tadi saya ga usah datang aja Pak!” keluh Ilona.

“Hahaha, ga usah diambil hati, itu cuma game!” tutur Jason menenangkan.

“Masih lapar ga? Tuh lewat outlet ayam favoritmu!” Jason menunjuk sebuah resto ayam crispy keju yang dia kirimkan kapan hari.

“Oh, disitu tempatnya?” mata Ilona antusias.

“Bukannya Bapak masih mau kerja lagi? Next time aja lah sekalian sama tim marketing!. Teman-teman kayanya juga pengen coba makan disana!” saran Ilona.

“Hari ini saya kenyang!” sambil nyengir Ilona mengusap perutnya.

“Okay, next time ya!” Jason tersenyum sambil tetap fokus menyetir.

“Emangnya kamu jomblo Lona? Kirain pacarmu banyak?” Jason mulai menggoda lagi.

“Ya elah Pak, ga sempat ngedate Pak, tiap weekend kebagian lembur,” gerutu Ilona.

“Duh kasihan!” ujar Jason sembari meledek.

“Hemmm, apa jadi Jomblo itu kejahatan? Ga kan!” jawab Ilona membela diri.

"Iya ga usa nge GAS! Hahaha!" Pak Jason tertawa dan menghentikan mobilnya karena sudah sampai di depan apartement tempat Ilona tinggal.

"Terima kasih ya Pak!” Ilona berpamitan ramah.

“Oh iya, saya lupa, saya butuh bantuan kamu Lona! Tapi detailnya saya kirim besok saja lah, sekarang istirahat saja dulu!”  ujar Jason yang tiba-tiba ingat pekerjaannya.

“Bye-bye, besok jangan telat ya!” sambil melambai dari mobil dan meninggalkan Ilona yang penasaran. Ilona mengerutkan alis sambil mengira-ngira pekerjaan apa yang akan dibebankan untuknya besok.

Mrs.O

Hai terima kasih sudah baca, baca terus karyaku ya. terima kasih :)

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status