~Walau terkesan memaksa,
aku tahu kamu tidak akan melupakan ku begitu saja.~Fall In Love~
Batara POV
Aku mengepalkan tanganku saat melihat kekasihku pergi bersama anak kecil yang tadi mengembalikan kunci mobilku yang jatuh tanpa sengaja.
Bukan karena tidak menyukai anak kecil bernama nana itu. Sungguh, aku tidak punya masalah apapun apalagi anak itu sangat lucu dan menggemaskan.
Setidaknya aku sudah mengatakan salam jumpa tadi. Walau pacarku itu tidak menjawab dan segera pergi tadi.
Aku merasa marah dan ada satu bagian dalam diriku yang terasa sangat sakit. Aku tahu aku memang memaksa waktu kuliah dulu, hanya agar aku bisa selalu dekat dengan cewek yang membuatku nyaman saat pertama kali melihatnya.
“Tapi walau terkesan memaksa, aku tahu kamu tidak akan melupakan ku begitu saja.” Ucapku pelan pada diriku sendiri.
Apa nana benar anaknya ? Apa selama ini aku hanya berjuang sendirian ?
Kena
Bagaimana perasaan kalian ?. Akhirnya si cowok posesif itu kembali juga :)
“Aku enggak bisa boong kalau soal hati”~Fall In Love Again~Hari ini adalah hari minggu, dan stevie hanya akan jalan-jalan saja hari ini.Dia memasuki kafe kesukaan nya, disana dijual banyak jenis kue yang lezat, lengkap dengan minuman nya. Walau disana tidak ada makanan berat, karena stevie hanya akan makan kue.“Pagi mba” sapa pegawai disana saat melihat stevie datang“Pagi” jawab stevie“Pesanan nya seperti biasa mba ?” tanya pegawai café“Iya. Tambahin kue blueberry nya satu” jawab stevie“Baik mba. Silahkan duduk dulu” kata nya“Makasih”Stevie mengambil tempat di pojokkan kafe. Pagi ini ada banyak pelanggan yang datang. Tapi kafe ini memang besar, jadi masih muat untuk menampung beberapa meja lagiStevie memainkan ponselnya dengan tenang. Dia mengobrol dengan teman-teman nya lewat chat dan mulai membu
“Kok aku di anggurin ?” tanya pria itu Sudah stevie duga. Baru saja dia menerka-nerka dan sudah kejadian. Feelingnya memang tidak pernah salah mengenai pria itu. “Ekhem” pria itu berdehem singkat agar bisa membuat stevie menatap kearah nya. Stevie lalu mengangkat sebelah alisnya sebagai respon. “Tadi kan kamu cuman minta buat duduk disini. Ya udah” jawab stevie. Dia mematikan ponselnya dan menatap pria itu “Kamu enggak kangen sama aku ?” tanyanya lagi Kangen ? Kesal sih iya. “Padahal aku kangen banget loh sama kamu” lanjutnya lagi Stevie hanya bersikap acuh sambil meminum minumannya. "Beib!" Panggil batara Stevie langsung membulatkan matanya mendengar itu. “Permisi mas, ini minumannya” ucap pelayan yang membawakan minuman pria itu. Pria itu bahkan tidak mengucapkan terima kasih atau membuka mulut nya sama sekali. Dia hanya menatap stevie disaat stevie sudah memutuskan pandan
“Kok aku di anggurin ?” tanya pria itu Sudah stevie duga. Baru saja dia menerka-nerka dan sudah kejadian. Feelingnya memang tidak pernah salah mengenai pria itu. “Ekhem” pria itu berdehem singkat agar bisa membuat stevie menatap kearah nya. Stevie lalu mengangkat sebelah alisnya sebagai respon. “Tadi kan kamu cuman minta buat duduk disini. Ya udah” jawab stevie. Dia mematikan ponselnya dan menatap pria itu “Kamu enggak kangen sama aku ?” tanyanya lagi Kangen ? Kesal sih iya. “Padahal aku kangen banget loh sama kamu” lanjutnya lagi Stevie hanya bersikap acuh sambil meminum minumannya. "Beib!" Panggil batara Stevie langsung membulatkan matanya mendengar itu. “Permisi mas, ini minumannya” ucap pelayan yang membawakan minuman pria itu. Pria itu bahkan tidak mengucapkan terima kasih atau membuka mulut nya sama sekali. Dia hanya menatap stevie disaat stevie sudah memutuskan pandan
"Oh iya. Aku mau tanya sesuatu." Ucap bataraStevie hanya bersikap acuh, namun dia juga merasa was-was saat ini.Pria itu pasti akan bertanya tentang nana. Dia tidak mungkin melupakan kejadian kemarin begitu saja."Tanya apa ?" Ucap stevie“Kam-“ ucapan pria itu terpotong begitu saja saat seseorang tiba-tiba saja datang dan mengganggu mereka.“Sayang!” panggil seorang wanita dengan manja saat melihat pria ituBukannya bersikap manis, pria ini justru memandang wanita itu dengan malas serta wajah datar.Stevie hanya menatap ekspresi pria itu dengan santai.Wanita itu masih saja memanggil nya dengan sebutan sayang dan itu membuat stevie merasa mual. Dia sangat lebay dan pria itu terlihat sangat risih.“Sayang” panggilnya lagi.Bagaimana stevie bisa tahu nama pria itu kalau wanita itu saja hanya memanggilnya sayang."Merusak suasana saja!" Batin stevieDandanannya juga
Batara berjalan keluar dengan cepat.Dia berjalan mendahului selena yang entah bagaimana bisa muncul dihadapannya.Iya, namanya Selena. Tapi sifatnya benar-benar membuat batara kesal.Dia selalu saja mencari alasan agar bisa bertemu dan berdekatan dengan batara.“Tunggu dong sayang. Jalannya kok cepet banget!” kesal selenaBatara tidak menggubrisnya, dan langsung berhenti tanpa aba-aba."Ouchh. Bilang dong kalau mau berhenti!" Kesal selena sambil melihat hillsnya.Dia berhenti mendadak tadi, dan itu membuat dirinya belum bisa menyeimbangkan tubuhnya.“Ngapain kamu disini?” tanya batara dengan nada dan raut wajah datar.“Aku nyariin kamu sayang!” jelas selena"Sudah saya bilang. Berhenti memanggilku seperti itu." Tegas bataraDia menatap selena dengan tatapan mengintimidasi, dan itu membuat selena tidak bisa berkutik."Ak-" ucap selena yang lebih dulu dipotong oleh
Hari terus berlalu namun batara belum bisa menemui stevie. Dia sedang sibuk mengurusi perusahaannya, sehingga tidak bisa menghampiri pacarnya itu.Entah sebutan apa yang diberikan stevie pada batara. Tapi pria itu, selalu menyebut stevie sebagai kekasihnya.“Cepatlah akhir pekan..” ucap batara sambil melihat tanggal yang ada dilayar ponselnya.Dia hanya bisa bertemu stevie saat akhir pekan. Memang menyebalkan sekali.Dua hari setelahnya, barulah batara dapat menemui kekasihnya.“Apakah dia sedang istirahat?” tanya batara pada dirinya sendiri.Batara saat ini sedang berada didepan rumah stevie. Namun sang pemilik rumah, sama sekali tidak terlihat disana.“Atau, dia sedang berada di kafe ?” pikir bataraDia memutar mobilny dan menuju ke kafe yang seminggu lalu dia kunjungi. Waktu itu, dia hanya sedang lewat, namun malah melihat stevie yang akan masuk kesana. Jadilah dia mengikuti pacarnya
Dan meman benar itu kenyataan nya. Dia tidak akan membantu jika dia merasa itu akan sia-sia belaka.“Tapi kamu barusan boong!” kata bataraStevie mengerjap kan matanya sebentar. Mencoba memahami apa maksud pria itu.“Maksudnya ?” akhirnya dia bertanya karena memang sampai sekarang dia tidak mengerti maksud pria itu.“Kamu boong. Kamu kan bukan pacar aku” jawab bataraSebenarnya, apa maunya pria di depan nya ini ?“Kamu kan calon istri aku. Mulai sekarang jangan disebut pacar lagi” lanjut bataraAh, pria ini memang selalu saja berkata dan berlaku semaunya.“Masa bodo lah” Kata stevie“Jangan gitu beib. Aku enggak suka” batara menatap stevie lurus tanpa berkedip sedikitpun.Ya tuhan, dia sedang ingin bermain tatap-tatapan sekarang.Stevie menatap jam di ponsel nya yang sudah menunjukkan pukul 12 siang. Dia harus kembali sekarang. Di
“Nana itu se-" ucapan stevie langsung dipotong begitu saja oleh batara“Pliss jangan bohong sama aku. Aku tahu nana itu bukan anak kamu.” kata bataraDia menepikan mobil nya dan mengacak rambutnya dengan frustasi."Beib plis.." Ucap batara“Jujur sama aku. Aku minta kamu buat enggak selingkuh. Bukan berarti kamu boleh nikah sama orang lain beib” lanjut batara tanpa ingin mendengar ucapan stevie.Stevie hanya diam saja sambil mendengarkan pria itu."Aku udah tahu kebenarannya. Tapi aku juga perlu penjelasan itu dari kamu!" Kata bataraStevie hanya mengangguk pelan."Udah ngomongnya ?" Tanya stevieBatara langsung menatap stevie sesaat setelah dia mengatakan itu.“Ak-"“Ssttt” ucap stevie menyuruh pria itu agar berhenti berbicara.Dia sudah cukup mendengarkan kata-kata batara sedari tadi."Dengerin saya." Ucap stevie.“Nggak ada yang s