Berawal dari sandaran bahu yang tanpa sadar membuatku nyaman. Hingga aku bertekad, tidak akan pernah melepaskannya Walau tidak mengetahui identitasnya. Aku memilih memanggilnya baby. Lebih baik daripada tidak sama sekali. Ini bukan kisah luar biasa layaknya Habibie dan Ainun. Bukan juga kisah fenomenal layaknya Romeo dan Juliet. Namun ini adalah kisahku. Pria biasa, yang akan tetap berusaha untuk menjadi yang paling bisa diandalkan.
Lihat lebih banyakNamanya juga jodoh. Kita tidak pernah tahu, kapan akan dipertemukan
~Fall in love ~
Namaku Stevie Andini. Hari ini ialah hari besar bagiku. Bukan hari dimana aku akan dilamar atau menikah dengan pangeran tampan berkuda dan akan tinggal di istana megah dan mewah. Biarkan saja itu untuk Cinderella dan para putri lainnya. Aku cukup sebagai penonton mereka saja.
Hari ini ialah hari pertamaku memasuki dunia perkuliahan dan kedepannya akan mulai merasakan bagaimana rasanya pengenalan kampus yang banyak diceritakan orang-orang. Tolong doakan semoga aku baik-baik saja hingga studiku selesai disini.
Sebenarnya aku bukan sedang dalam masa pendaftaran, tapi sedang masa pengenalan kampus. Tak perlu aku ceritakan semuanya dari awal, cukup tahu saja jika sampai ke titik dan situasi hari ini tidaklah mudah.
Karena memang tidak pernah ada kata mudah dalam mencapai sesuatu. Terkecuali jika kau lahir dalam keadaan serba berkecukupan dan tidak kekurangan satu hal pun.
Tapi bahkan, para putri yang biasa aku tonton saja tidak akan memiliki hidup semulus itu bukan ?
Biarku beri tahu saja jika beberapa minggu terakhir ini, aku terlalu tegang karena khawatir tentang hari besarku, tepatnya hari ini.
Apa aku baru saja bilang kalau aku nervous ?, mungkin aku terlalu berlebihan dalam menceritakannya. Tapi bukankah akan selalu ada kali pertama dalam setiap hal ?
Percayalah, rasanya tidak seburuk itu. Aku cukup santai hari ini. Karena memang dasarnya aku orang yang acuh, bisa dianggap masa bodo juga.
Tidak perlu terlalu berlebihan, karena semuanya akan berlalu dengan cepat. Namun hal yang harus selalu kamu syukuri adalah, sesulit apapun harimu, poin pentingya adalah kau masih tetap hidup. Apalagi yang lebih baik dari itu selain keberhasilan itu sendiri ?
Belajarlah bersikap optimis kapanpun dan dimanapun. Itu yang sedangku usahakan sekarang.
Baik, Mari mulai dengan cerita pagi ini..
Pagi ini kami dikumpulkan dalam sebuah lapangan luas. Tentu saja luas, jika tidak maka bukan lapangan namanya. Kami mengenakan topi kerucut dengan papan berisikan nama dan jurusan yang sebelumnya sudah kami pilih.
"Ternyata ini rasanya ospek !" batinku.Sudah aku bilang rasanya tidak buruk. Sebentar juga pasti akan selesai.
Aku berada pada barisan kedua, dengan teman-teman baruku. Rasanya seru mengenal banyak teman baru dari berbagai tempat dan budaya yang berbeda.Namun, aku belum menemukan teman yang suaranya menggelegar, atau tipe yang biasa disebut urat malunya putus.
Sebenarnya teman SMAku dulu banyak yang seperti itu. Suatu kelas, suatu angkatan, hingga suatu sekolah pasti memiliki tipe murid seperti itu. Mereka memang beragam. Mungkin aku juga bisa dibilang termasuk salah satunya. Itung-itung mengurangi pengeluaran untuk membeli speaker atau toa.
Aku mendapatkan beasiswa di kampus ini. Beasiswa berprestasi, dan kampus ini adalah salah satu perguruan tinggi swasta di kota Jogja. Aku diterima dijurusan Akuntansi.Sekedar informasi, aku berasal dari jurusan Mipa semasa SMA tapi entah kenapa bisa diterima di jurusan Soshum. Ini kah yang dinamakan linjur alias lintas jurusan ? Tentu saja iya.
Bukannya mengambil jalur dan kesempatan anak IPS. Tapi bukankah semuanya sudah diatur oleh yang maha kuasa ?, aku pikir itu ada benarnya. Kamu tidak tahu apa takdirmu, makanya kamu hanya bisa berusaha.Pengenalan kampus hari pertama ini berjalan lancar, walau ada beberapa kejadiaan lucu yang tak luput dari perhatian semua peserta. Inilah senangnya mengenal orang baru. Kau tidak akan tahu kepribadiannya sebelum mengenal mereka lebih jauh lagi.
Aku berharap tak akan ada dosen yang mengetahuinya, atau senior yang memperhatikannya.
Oh iya, Banyak teman-temanku yang dibawa ke bagian medis, itu karena mereka kelelahan. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan, walau ada juga beberapa laki-laki.Aku merasa biasa saja saat melihat mereka. Untung aku tidak suka merepotkan orang lain, jika iya, maka aku sudah berpura-pura pingsan sejak tadi.
Tidaklah, sebenarnya aku merasa biasa saja karena aku anak Pramuka sejak SD namun baru aktif saat SMA. sehingga berdiri berjam-jam disini pun rasanya masih biasa saja. Walau kami sedang disuruh duduk, tapi tetap saja sangat terik disini. Apa itu karena matahari hari ini sedang semangat melihat kami ? Apa ini salah satu bentuk dukungannya ?, semoga saja tidak ada teman mataharinya yang ikut.
Oh astaga, apa yang sedang aku bicarakan ?
Baik, Kita lihat saja hingga dua hari kedepan, apa aku masih kuat dengan panas yang terik ini atau tidak. Karena aku juga manusia biasa, dan lawanku matahari. Itu sama sekali bukan manusia.
Bercanda, jangan terlalu dibawa serius.
Aku juga ingin mengatakan bahwa aku juga anak PMR semasa SMA, rasanya tak tenang melihat orang-orang yang mulai kelelahan disekitarku.Andai saja aku bisa bergabung disana, pasti rasanya bangga banget. Itung-itung ibadah. Bisa sekalian kenalan juga gitu.
Saat sedang asik dengan fikiranku, tiba-tiba saja ada sesuatu yang mengalihkan pikiranku.Apa itu ?
Ternyata ada seorang cowok yang sepertinya kelelahan disebelahku.Huffhh, untung saja bukan senior yang ku kira mau menegur. Maafkan aku senior, aku selalu berbicara tentangmu dalam ceritaku.
Tapi cowok ini aneh. Dia tanpa rasa bersalah malah bersandar dibahuku dengan nyamannya. Pasti pacar terakhirnya meminta putus karena dia yang selalu bersandar seperti ini. Itu pasti karena mereka merasa pegal-pegal.Tapi hal yang membuatku kesal adalah, dia tidak kunjung beranjak dari sana.
Dasar tidak tahu tempat. Bisa-bisanya dia bersikap seperti itu.
Palingan ini cuman modus, badannya aja kelihatan segar bugar gitu, masa iya dalamnya lemah lembut.Eh, bisa jadi.
Kan kita tidak bisa menilai seseorang dari luarnya saja.
Aku tidak tahu pasti. Namun yang aku tahu adalah hal ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi.
"Eh eh !" kataku mulai tak santai saat cowok itu tak kunjung beranjak dari bahuku.“Kenapa sih ?” tanyaku
"Jangan gerak dulu, bentar aja kok.” UjarnyaLo pikir ini halte, bentar-bentar.
“Lo sakit yah ?” tanyaku
“Hmmm,” gumamnya
Apa artinya itu ?
“Sana ke UKS, jangan malah nyandar kesini !” ketusku
“Bentar aja, Nyaman banget disini." katanya
Modusnya tingkat dua ini.
"Gila nih cowok. Baru kenal modusnya minta ampun !" kataku pelan.Tentu saja dia mendengarnya, memang itu tujuanku. Menjauh dari para cowok tukang modus dan gombal haruslah dengan suara yang lantang dan perkataan yang bisa dengan jelas dipahami. Jangan pakai permisalan, mereka nggak akan pernah ngerti.
“Sana minggir !” usirku lagi
"Cantik-cantik galak. Tipe istri idaman banget ini," katanyaYa tuhan, apakah ini ?, apa ini godaan di pagi hari ?
Kenapa bukan Justin Bieber saja yang datang ?
Kalau itu mah, hamba enggak nolak. Kalau Justinnya mau sih.
“Kamu jualan kasur yah ?” tanya cowok itu
Apa lagi sekarang ?
“Enggak. Kenapa ?” kataku bingung
“Abis bahu kamu nyaman banget. Ngalahin kasur Unit Kesehatan !” jawabnya
Aku memutar mataku malas.
Pasti nih anak pengunjung setia uks dulu. Sampe dibawa-bawa ke kampus.
"Heh. Baru kenal juga, udah sana jauh-jauh," kataku mencoba mengusirnya.Sungguh, cowok ini sangat tidak tahu malu.
Bisa-bisanya dia santai saja saat para senior sedang melihat kearah mereka sekarang.
"Bentar aja, ini bakalan jadi tempat bersandar paling nyaman mulai sekarang," kata cowok itu
Andai bukan tempat umum, sudahku teriaki anak ini.
Berapa banyak cewek yang sudah dia gombali seperti ini ?
Apa ucapanku kurang jelas ?, aku harus mencoba cara lain.
"Kalau mau modus tolong jangan sama saya,” kataku“Situ tuh ada cewek lain, modusin sana !" Lanjutku seraya menunjuk seorang cewek disebelahnya lagi.
"Lebih cantik juga, pasti bahunya lebih nyaman," sambungku "Enggak mau !" TolaknyaDia bahkan belum melihat cewek itu dan sudah menolak.
Apa dia sengaja menggangguku ?
Aku memerhatikan para senior didepan yang menatap kami.
Ada juga beberapa senior cewek yang seperti-ya menatapku dengan pandangan kesal.
Sumpah. Gue belum mau punya musuh. Terus itu senior lagi. Tapi badan gue juga enggak kecil-kecil amat.
Tinggi 180 cm, berat 52 kg.
. . .
Sampai ketemu dibab selanjutnya. Hope you enjoy it :)
Keesokan paginya, Ryan sudah bangun lebih dulu dibanding Yaya.“Tumben..” ucap Ryan saat melihat istrinya masih tertidur pulas.Biasanya, Yaya akan bangun lebih dulu dibanding Ryan. Tapi mengapa hari ini berbeda?Ryan berjalan mendekati Yaya, dan akan menciumnya. Namun..“Emm kak..” ucap yayaDia menjauhkan wajahnya dan itu membuat Ryan tidak bisa mencium istrinya.“Sayang. Kok gitu sih?” tanya Ryan“Jangan dekat-dekat aku.” Jawab YayaRyan menaruh tangannya di pinggang karena merasa aneh.“Kita ke dokter sekarang.” Kata Ryan“Nggak usah!” tolak yaya“Nggak ada penolakan.” Balas Ryan“Semalam aku disuruh tidur di sofa. Dan pagi ini, kamu nggak mau aku cium. Aku nggak tahan kalau jauh-jauh dari kamu sayang.” Jelas RyanYaya hanya tertawa mendengar itu. Walau begitu, dia tetap mengikuti perintah suami
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.~Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada sean yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku terlihat cantik ?” tanya yaya“Apa kamu yakin ?” kata ryanAda apa lagi ini ?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy ?” tanya ryan pada sean“kenapa sih sayang ?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya sean ?”Huffhh, yaya menghela napas lega. Untung saja gaunn
“Oh iya, pada belum makan kan ?, ke resto dulu yuk” ajak papa“Emm, yaya balik duluan aja yah pa, kasian Sean udah lapar sama ngantuk banget” kata yaya“Yaudah sayang. Kalian balik duluan aja” kata mama“maaf yah ma, pa” kata ryan“iya enggak papa” jawab papa“yaudah balik duluan aja, kasian cucu oma” kata tante sofieYaya mengangguk. Mereka segera memasuki mobil dan lainnya menuju ke restoran.“ayo sayang” ajak ryan. Saat dia ingin menyentuh yaya, yaya lebih dulu berjalan meninggalkannya.“Sean mau minum susu dulu” yaya mulai menyusui sean“Kok duduknya di belakang sih sayang ?” tanya ryan tidak sukaYaya menatap sekitar lalu menepuk jidatnya.“kok malah duduk di belakang yah, lagian udah terlanjur juga, kasian Sean udah nyusu” jawab yaya.Begini nih kebiasaan yaya kalau seda
Yaya memilih gaun dengan bentuk sebelah lengan, dan sebelahnya lagi kosong. Gaun kekinian yang tidak terlalu terbuka.Gaun itu tidak begitu saja dipilihnya, dia harus berdebat dengan ryan dulu tadi. karena merasa gaunnya terlalu terbuka.“Sayang” panggil ryan saat yaya sedang berada di depan cermin.Yaya sedang mencoba gaun tanpa lengan.“Kok gaunnya kebuka gini sih ?” tanya ryan menilai gaun yang sedang dikenakan yaya.Dia mengangkat-angkat gaun tersebut dan memberi penilaian layaknya juri fashion.“Ini itu kebuka banget. Udah punya anak juga.” Cibir ryanSalah, sepertinya dia bukan juri fashion. Tapi emak-emak tukang nyinyir. Entahlah apa sebutannya.“ini enggak kebuka sayang, tanpa lengan doang” kata yaya. Memang menurutnya dress ini aman-aman saja.“ganti sayang” perintah ryan“Tap-“Enggak ada penolakan” kata ryan final.
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur“Hmm ?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban“Lagi ngapain ?” tanya ryanDia berjalan mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya dari belakang.“Ngapain sih ?” kata ryan mengulangp ertanyaannya“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryanYaya meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang.” Panggil ryan“Iyaa ?” tanya yaya“Kita nggak usah fitting baju hari ini yah ? Aku lagi males banget.” Ujar ryan“Bohong. Bilang aja kalau kamu nggak mau pergi.” Balas yaya“Bukan gitu. Aku tahu kalau kamu kesana, mama pasti ngajak kamu kesana kemari. Aku kan maunya sama kamu sayang.” Jelas ryan“Tuh kan. Kita kan fittingnya nggak lam
“Kak!” panggil yayaDia sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini.“Hmm ?” balas ryan“"Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan" ucap yaya pada ryan.Dia meminta izin agar suaminya itu bisa membiarkan dirinya pergi ke rumah mama.“Kok gitu sih sayang ?” tanya ryanYaya yang mendengar itu, hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.“Maksudnya gimana ?” ujar yayaRyan yang sedang fokus dengan laptopnya, langsung meletakkan itu di meja."kok bahasanya gitu sih sayang ?" Ulang ryanApa yang terjadi dengan suaminya itu ?. Yaya masih merasa bingung saat mendengar itu."Memangnya ada yang salah ?" tanya yayaRyan mengangguk sebagai jawaban."Iyaa. Kayak aneh gitu" jawab ryanEntahlah. Padahal yaya merasa tidak ada yang aneh dengan ucapannya barusan. Kenapa suaminya malah bersikap seperti itu ?"Coba d
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen