Share

3

Penulis: Arasya Aquanthe
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-16 13:23:22

HAPPY READING

Alfa Pov

Gue berjalan santai memasuki rumah bertingkat 3 milik-- Ayah gue lah. Ya kali milik gue, gue aja masih jadi beban keluarga. Ya gimana, gue sebenernya mau sombong kalau rumah ini milik gue. Tapi gue itu baik hati, rajin menabung dan tidak sombong jadi gue ga mau sombong. Entar di kira jahat lagi.

Ok skip, gue emng suka mengila.

Gue anak tunggal kaya raya, asik. Sini daftar para bujangan misquenn, kali aja minat jadi laki gue.

Gue ga terlalu pinter tapi jelas tidak masuk kategori bodoh. Palingan kalau pas pembagian lapor gue juara satu dari belakang, jadi sabi lah jadi bini kalian.

Gue udah kaya melintir dari lahir, bokap adalah Direktur pemilik usaha hotel terbanyak di Indonesia, sedangkan nyokap gue adalah Chef terkenal di mata publik.

Sampek tujuh keturunan gue juga ga bakal jatuh miskin walau kerjaan gue cuma menghampurkan uang setiap hari, biasalah orang kaya bebas.

Ah kita belum kenalan ya? Nama gue Alfa Carabella Aditama, panjang kan? Iyalah orang kaya, mau namanya sepanjang jalan tol juga ga ada yang bakal larang. Sekali larang, gue tebas pala kalian.

Gue itu cantik, secara skincare gue aja harganya jutaan, badan gue emang ga tinggi tapi gue juga ga bisa di bilang rendah. Tinggi gue bisa di bilang ideal, sekitar 167 cm dengan berat badan 40 kg.

Rambut gue ga panjang, tapi tentu saja juga tidak pendek. Sekitar sedada, dan jelas bukan berwarna hitam. Sekali lagi gue tegaskan, Orang kaya bebas.

Darah gue juga bukan darah asli indonesia, Bokap gue asli orang Italia,dan nyokap Indonesia. Darah gue darah campuran, karena itulah gue adalah produk dari dua darah.

Soal pacar, oh tentu saja gue sudah ada. Panggil saja Aska, lebih tepatnya Aska Imanuel Francisko.

Ketua osis sekaligus ketua basket di sekolah gue. Cowo gue tu bos, dia dingin. Wahh kutub selatan mah kalah dingin, kalau lu deket dia membeku bos.

Bercanda, itu mah bagi orang lain aja Aska dingin. Bagi gue Aska itu humoris dan imut, ah tapi jangan lupakan sifat posesifenya yang sudah mendarah daging itu.

Kami sudah pacaran, emm mungkin sekitar 5 tahun. Entahlah gue udah lupa, ah bisa di pengal kalau Aska sampai tau gue melupakan berapa lama kami pacaran.

Ah kita lupakan dulu soal pacar gue, kalian bisa jatuh cinta padanya kalau gue ceritakan setiap detail tentang Aska. Ho ho ho, tentu saja hal itu tidak akan pernah gue izinkan. Aska itu hanya milik gue, berani kalian dekati abis ku buat retak ginjal kalian bah.

Gue punya satu sahabat, benar-benar hanya satu. Adit Dirgantara, cowo lumayan tampan yang menjabat sebagai sahabat akrab gue.

Benar, gue memang tidak memiliki teman lagi selain Adit. Bukan karena tidak ada yang mau berteman, hanya saja. Ah kalian know lahh, banyak orang yang ingin berteman dengan orang kaya karena hartanya saja, gue cukup muak dengan topeng tidak bermoral para penjilat.

Gue lebih nyaman dengan Adit, dia memang bukan termasuk keluarga berada. Tapi bagi gue, persahabatan tidak di ukur dengan seberapa banyak harta yang di miliki bukan?

Gue ketemu Adit saat pertama kali sekolah di SMA, waktu itu hujan deras. Gue lihat dia kek mau mati di belakang sekolah, badannya babak belur seperti tersengat lebah. Wajah putihnya makin pucat karena terkena air hujan, awalnya gue pikir dia mayat karena tidak bergerak.

Tapi setelah gue dekatin ternyata dia manusia, dia anak baru. Dan keadannya menjadi seperti itu karena mau mempertahankan uang jajannya saat di palak, karena itulah dia di pukuli habis-habisan kala itu.

Entahlah gue juga ga terlalu ingat dengan cerita itu, sudah lama dan gue sama sekali tidak ingin mengingat masa lalu lagi. Biarlah itu berlalu, biarkan masa depan yang cerah hadir di sini.

Gue---

"Kamu sudah pulang?"

Gue menghentikan khayalan dan ingatan gue tentang masa lalu saat suara lembut dan merdu itu masuk ke indra pendengar. Gue berbalik dan mendapati nyokap sedang berdiri sambil menenteng tas belanjanya.

Gue udah bilang belum? Di rumah gue, rumah yang sebesar ini, tidak ada pembantunya. Yap benar, semua pekerjaan rumah tangga di lakukan oleh nyokap sendiri, bahkan untuk menyiram bungga dan berkebun saja nyokap lakukan dengan usahanya sendiri.

Wah gue bener-bener salut, sayangnya-- gue bener-bener tidak ingin melakukan itu. Itu semua pekerjaan yang melelahkan, di banding melakukan semua itu gue lebih suka berbaring di kamar dan konser EXO secara gila-gilaan.

Senyum tulus gue keluarkan, lalu berjalan ke arah nyokap dan mengecup pipi beliau. "Assalamualaikum Bun," ucap gue dengan senyum manis.

"Waalaikunsalam, gantu bajumu, cuci muka, tangan dan kaki, lalu turun untuk makan siang. Bunda sudah membuatkan makanan kesukaanmu, Bunda tunggu di meja makan My Love," ucap Bunda dan berjalan ke dapur.

Gue menatap punggung Bunda yang hampir menghilang di balik dinding, mengedipkan kedua bahu gue berjalan menaiki anak tangga dan melangkah ke kamar tidur.

Tanpa menuruti apa yang Bunda tadi katakan, dengan santai gue malah langsung membaringkan diri di kasur. Hari ini cukup memelahkan, mengingat apa saja kenakalan yang sudah gue lakukan hari ini.

Mengejari kepala sekolah, membuang buku harian Buk Hani, membuat Pak Burhan frustasi, membuat Adit kesal lahir batin, membuat temen sekelas di hukum berjamaah. Ahh hari yang melelahkan, tapi juga sangat menyenangkan.

Gue bingung besok kenakalan apa lagi yang harus gue lakukan, ayolah Friend hidup tanpa membuat masalah benat-benar sangat hambar. Ibaratkan ni, lu masak kangkung tanpa garam. Bah hambar, makannya sekolah tanpa masalah juga gitu. Kalau lu belom pernah buat masalah, masa remaja lo benar-benar ga berwarna.

Terlalu banyak berfikir membuat mata gue berat, dan gue sendiri ga tau kapan pastinya. Tapi gue sudah terjatuh di alam mimpi, mimpi indah yang hanya gue dan Tuhan saja yang tau.

*****

Samar-samar telinga gue mendengar suara lembut yang berbisik di telinga. Tapi mimpi tentang menikah dengan Chanyeol jauh lebih indah, gue sama sekali tidak ingin membuka mata. Ayolah siapa pun itu, enyahlah kalian Chanyeol udah nunggu gue di depan penggulu.

"Sayang."

Suara itu masih menggangu mimpi indah yang sedang gue alami, otak dan pikiran gue ingin menghilangan suara-suara aneh itu. Tapi alam bawah sadar gue perlahan mulai naik ke permukaan.

Pikiran gue menolak bangun, tapi entah kenapa badan gue mengeliat dengan sendirinya, yang perlahan-lahan membuka seperempat mata gue. Berusaha menyesuaikan pemandangan dengan pencahayaan di sekitar gue.

Mata gue masih agak kabus untuk melihat siapa gerangan yang menggangu mimpi indah gue tentang menikah dengan Chanyeol, tapi sekali lagi panggilan sayang yang tidak gue ketahui dari siapa itu masuk kembali di indra pendengaran gue.

"Sayang Bangun."

Kali ingin bukan hanya suaranya saja, tapi gerangan menepuk-nepuk pipiku pelan juga mulai gue rasakan.

Kesal dan sedikit marah gye membuka mataku, ingin meneriaki mahluk kurang ajar mana yang berani-beraninya menggangu tidur indahku. Tapi sata mendapati wajah familiar itu membuat aku menutup dan menelan bulat-bulat segala makian yang sudah tersarang di otakku, mengabaikan segala kemarahanku di hati dan berusaha mengeluarkan senyuman terpaksa ke arah Aska.

Yah siapa lagi, Bunda? Jangan kan masuk membangunkanku, mambuka pintu saja dia pasti tidak akan tega. Ayolah Bundaku itu agak wanita paling ter the best menurutku, beliau tidak akan pernah menggangu tidur siangku.

"A-aska?!" ucap gue terbata. Duduk bersandar dan menatap Aska yang juga sedang menatap ke arah gue.

"Baru bangun hmm?"

Gue menelan air ludah kasar, tak sengaja menatap jam dinding yang berda tepat di depan mata gue. Seketika mata gue melotot dengan mulut terbuka, jam 21.40. Cari mati kau Alfa, batin gue berteriak.

Menatap wajah Aska hanya akan memperburuk keadaan, jadi yang gue lakukan hanya lah tertawa cangung ke arah Aska. Berdoa saja pada Tuhan kalau keadaan hati Aska sedang baik-baik saja.

"Hehehe." Gue cuma bisa cengegesan cangung.

"Enak tidurnya?" tanya Aska.

Gue mengusap leher gue palan, rasanya-- Cangung banget anjing. Ini Aska lagi ga bisa apa lihat kalau gue tadi lagi tidur nyenyak gitu, tanya lagi enak ga. Jelas lah jawabanya enak, sial sial sial. Gue bener-benar ga suka suasana cangung kaya gini.

"Coba sebutkan kesalahan apa aja yang sudah kamu lakukan sejak pulang sekolah tadi?"

Gue menelan ludah kasar sekali lagi, dam shit Alfa. Gue ada salah apa lagi anjir, perasaan ga ada. Tadi di sekolah juga baik-baik aja, balik juga masih bareng. Lalu kesalahannya di mana kagi anjir, demi Dewi Aprodite gue bener-bener ga tau apa kesalahan gue.

Dosa ga sih kalau gue langsung lari aja ini ke kamar mandi tanpa menjawab pertanyaan Aska, gue bingung bangsat.

"A-aku--"

TBC

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Fall In Love   20

    HAPPY READING Author Pov "Eh tapi kenapa kamu ada di sini?" tanya Alfa sambil memincingkan matanya. Menatap Aska dengan tatapan mencurigai, ini sudah malam, dan Aska yang di depannya ini bukan setan alias Aska yang asli. Tapi pertanyaannya, kenapa Aska ada di sini? Aska melihat ke arah lain, kemana saja asal tidak bersitatap dengan Alfa. Tatapan memincingkan mata Alfa benar benar membuat Aska ketar ketir, walau bagaimana pun dia membela nantinya, dia akan tetap salah di sini. Bagaimana bisa dia masuk ke kamar gadis perawan saat jam sudah menunjunkkan tengah malam begini. "Kenapa ka? Kenapa kamu bisa ada di sini pada jam segini?" tanya Alfa lagi. Pertanyaan yang masih belum di jawab Aska itu membuat Alfa makin gereget. Kenapa tidak di jawab sih, apa salahnya tinggal menjawab. "Emmm aku---" "Aku---" Alfa mengikuti ap

  • Fall In Love   19

    HAPPY READING. Author pov Alfa menatap Aska dengan tatapan curiga dan waspada, pikiran aneh menjermus masuk ke otaknya. Kenapa ada Aska di kamarnya? Jangam bilang ini hanya khayalan gadis itu saja, lagian tidak mungkin juga kan Aska ada di sini? Ini kamarnya, jam juga sudah menunjukkan pukul 23.25 tidak mungkin Aska ada di sini. Ini malam apa? Sial, Alfa jadi merinding karena beranggapan kalau mahluk di depannya bukan lah Aska. Melainkan jin yang menyamar menjadi cowok itu. Tanpa sadar bulu roma Alfa langsung berdiri, rasa takut dan ketar ketir masuk ke tubuhnya. Dan antara sadar dan tidak, Alfa memundurkan langkahnya ke belakang. Aska mengkerutkan keningnya bingung saat melihat Alfa yang menegang. Apakah gadis itu sekaget itu sampai bereaksi seperti itu? Ok sepertinya memang kaget, tapi apakah Alfa harus sampai mundur begitu? "Kamu kena---" "Jangan

  • Fall In Love   18

    HAPPY READING Author Pov Suara musik yang di stel dengan volume full memenuhi ruangan bernuansa Korean Styal dengan penuhnya Stiker EXO, poster bahkan Album yang memenuhi rak buku. Mulai dari Lantai, dinding, langit langit, kasur, spai atau bahkan bantal sekali pun semuanya dengan menggunakan gaya EXO. Gadis pencinta artis korea itu masih bersenandung kencil sambil memasang poster baru yang dia beli beberapa hari yang lalu. Bahkan sangking banyaknya barang EXO yang gadis itu beli, kamar yang besar itu juga hampir tidak muat. Patung sebesar manusia dengan bertema Chanyeol memenuhi kamar gadis itu. "Gila sih, Chanyeol pakek pelet apa ya sampek gue segila ini sama dia." Gumam Alfa geleng geleng kepala. Dia sudah berfikir berulang ulang kali, tapi jawaban yang dia inginkan tidak kunjung dia dapatkan. Alfa tidak tau kenapa dia bisa secin

  • Fall In Love   17

    Happy Reading Author Pov Alfa terusik dalam tidurnya saat merasakan seseorang yang mengecup diseluruh permukaan wajahnya. Tidurnya terngangu, dengan mata berat dan masih sangat menggantuk. Alfa mengusap-usap wajahnya yang terasa seperti di kecup. "Eghhhh," erang gadis 17 tahun itu. Berusaha membuka matanya yang berat, sepertinya gadis itu masih menggantuk berat. "Bangun sayang, sudah waktunya makan siang." Aska mengelus pipi Alfa pelan. Berusaha membangunkan gadis itu dengan usapan halus du wajahnya. Alfa membuka matanya, menatap ke arah Aska yang saat itu juga sedang menatap ke arahnya. Bibirnya manyun ke depan dengan wajah lesu,ketara sekali kalau gadis itu masih sangat menggantuk. "Ga mau ih, aku masih mau tidur. Ngantukkkk," ucap Alfa pelan. Menatap Aska dengan pupple eyes miliknya, berusaha membuat cowok itu luluh hanya dengan

  • Fall In Love   16

    HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap tidak percaya ke arah lapangan, di mana di sana Aska yang sedang mengendong Alfa ala pengantin baru. Emosinya baik ke ubun ubun, bukan ini yang dia inginkan.Harusnya Aska marah dan malu karena Alfa sampai di hukum begitu. Lalu ini kenapa cowok itu malah mengendong Alfa begitu, tidak bisa bukan seperti ini harusnya."Sial, kenapa Aska ga marah sih?" Desis Kinan kesal.Gadis itu kesal bukan main, sialan. Rencananya gagal, respon Aska ternyata tidak seperti yang Kinan bayangkan. Dia kira Aska akan memarahi Alfa dan membiarkan gadis itu mendapatkan hukuman seperti itu, lalu kenapa malah seperti ini? Sialan, ah rencananya gagal.Dengan kesal Kinan menendang tempat sampah yang berada di sampingnya, lalu menghentakkan kakinya kesal dan berjalan kembali untuk menuju ruang osis.*****

  • Fall In Love   15

    HAPPY READINGAlfa povAda yang bilang setelah ada kesulitan itu pasti akan datang kemudahan. Namun kenapa gue nggak ngerasaain hal yang sama seperti hal itu ya sekarang.Gue rasa gue cukup baik dalam segala hal. Mencintai Chanyeol dan setia sama Aska salah satu contohnya. Tapi kenapa Tuhan ngasih gue cobaan seberat ini. Kalau boleh jujur ni gue bener bener udah nggak kuat banget, suer deh ga pakek bohong. Rasanya itu kaki gue mau copot dari tempatnya, serem banget kan gila.Gimana enggak, si Pak Susan, Susanto maksutnya si guru Khiller sekaligus guru yang katanya nih, paling di takuti di ini sekolah dengan tidak berprikemanusiaan ngehukum gue suruh lari lapangan 7 kali putaran. Gila banget kan ya? Gue? Di suruh lari? Emng tega su bapak sama gue.Kalau nih lapangan cuma sebesar lapangan Futsal sih nggak masalah boss. Lah ini lapanganya aja sebesar lapangan pertandingan sep

  • Fall In Love   14

    HAPPY READINGAuthor Pov"Pergi aja, gue ga butuh lo di sini."Aska memejamkan matanya lama, membukanya lagi. Lalu menatap Alfa terluka, dia tau kesalahannya fatal, dia tau dia bersalah, tapi tidak bisakah Alfa sedikit saja memberinya keringanan, dadanya sesak dan sangat sakit saat gadis itu menggunakaa bahasa elo gue padanya."Saya aku salah, aku---""Jangan maju lagi, atau elo bakal nyesel udah datang ke sini." Sinis Alfa saat Aska makin berjalan mendekat.Aska menghentikan langkahnya, lalu menatap Alfa terluka. Dia tidak mundur atau pun maju lagi, hanya berdiri di mana kakinya memijak saat Alfa mengatakan untuk dia berhenti tadi.Saat melihat Aska sudah berhenti, Alfa kembali melihat ke arah lain. Yang tanpa siapa pun sadari, ada seringaian yang berusaha gadis itu tahan mati matian."Pergi lah, kalau elo ke sini cuma ma

  • Fall In Love   13

    Happy ReadingAuthor PovAlfa berjalan sambil menggandeng tangan Aska, melewati koridor yang ramai akan anak anak yang sama dengannya untuk menuju kantin, apa lagi kalau bukan untuk makan.Mereka sampai di kantin lantai dua, meja dan kursi sudah penuh dengan orang yang berebut ingin makan."Ih kita keknya ga kebagian meja deh Ka," Ucap Alfa manyun. Padahal dia sudah sangat lapar, tapi karena tadi datangnya agak lambat kantin jadi sudah terisi penuh."Aska sini!"Kedua anak manusia itu langsung melirik ke samping kantin. Sekelompok anak osis sedang makan berbarengan, dan tepat di samping Kinan ada satu kursi yang belum terisi.Alfa menatap sinis ke arah gadis itu, halah sok akrab. Udah tau Aska pergi dengannya, masih juga di panggil. Padahal dia tau kalau di tempatnya itu kursi cuma satu, dasar Kinan lont modus.Aska berjal

  • Fall In Love   12

    Happy ReadingAuthor Pov"Baiklah aku berjanji," ucap Aska akhirnya. Menatap ke arah Alfa yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya."Kamu berjanji?" tanya Alfa memastikan. Cukup kaget karena Aska mengalah dan lebih memilih berjanji, karena biasanya jika hal itu tidak akan pernah terjadi."Iya, aku berjanji. Jadi cepat katakan padaku apa yang sebenernya terjadi!" Perintah Aska mutlak.Alfa menarik nafas pelan, membuangnya lalu menatap Aska serius. Satu demi satu kata mulai gadis itu keluarkan, sebuah cerita di mana Gero yang melecehkan body nya sedikit demi sedikit mulai terungkap. Di mana hal itu membuat suasana di sekitarnya itu semakin mengcengkram karena aura Aska yang terlihat sangat menyeramkan.Alfa yang menyadari kalau Aska mengeratkan geramannya langsung berinsiatif memgang tangan cowok itu, menggengamnya erat lalu kembali bercerita.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status