Bagian 9 ||∙I Can Hear You∙||

Alice menggelengkan kepalanya, berusaha untuk keluar dari ruangan gelap yang terus membelenggunya. Sejauh apa-pun Alice berlari, sejauh itu juga bayangan itu mengejarnya. Hingga, pada akhirnya. Alice berhenti dan menatap sosok itu sambil menaik turunkan dadanya, dengan nafas yang tersegal-segal.

"Tidak, a-apa yang kau ingin kan dari ku? Mengapa kau terus mengikutiku hah?" bentak Alice sakin tidak tahan nya terus di kuntit oleh sosok di depan nya. 

Tidak ada jawaban. 

Alice mendongak dan seketika itu juga ia ingin memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya. Rasa mual itu terus mengguncang Perut Alice, hingga, Huekkk...Alice menyeka airmatanya saat memuntahkan apa yang tersisa di dalam perutnya. Namun, sosok itu masih tetap ada di depannya. 

Sosok dengan mata yang pecah, kepala penuh dengan darah dan-- dan  otak nya yang keluar dari dalam rangka kepalanya. Wajah nya sudah berlumuran darah dengan banyak sayatan yang menghiasi wajahnya, kukunya tidak ada, kedua nya, kuku kaki dan tangan nya. Semua wajah dan badan itu benar-benar di penuhi dengan darah dan luka sayatan. Serta tatapan nya yang benar-benar memilukan. Alice berusaha untuk tidak muntah, ini tidak benar, ia harus segera mencari jalan keluar. Lagipula, sebenarnya dimana ia sekarang? Mengapa tidak ada satu pun orang yang berada di tempat ia sekarang berada?

"Kau tidak bisa pergi kemana-mana Alice!" 

"Tidak, aku mohon. Siapa kau? Menjauh dari ku!!!!!" teriak Alice saat sosok itu semakin mempertipis jarak di antara mereka. 

Alice semakin mundur dan berniat untuk kabur, namun kaki nya terasa begitu lemas saat menatap ulat yang keluar dari kepala sosok itu, Alice bahkan tidak tau lagi harus membedakan sosok di depannya. 

"Tidak ada yang bisa mendengar mu Alice, kau hanya bisa pergi dengan kemauan mu sendiri! Tapi, selagi aku masih berada di sini, kau harus membebaskan ku!" 

Nafas Alice memburu saat sosok tubuh di depan mulai hancur satu-persatu. Tangan nya menggapai kaki Alice yang bebas, membuat Alice berteriak keras "Arkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, tolonggggg!"

Huhh...huh.huh....

"Alice? Kau sudah sadar?" 

Alice yang mendengar suara itu segera menoleh dan matanya kali ini benar-benar membulat, perut nya kembali memutar dan matanya sudah berkaca-kaca. Sosok di depan nya, adalah sosok yang beberapa menit yang lalu juga ia lihat. 

"Tidak, aku mohon, jangan mendekat! Jangannnnnnnn!" 

Brukkk....Prankkkk

 "Enyalah, dasar setan sialan!" 

Logan yang menggunakan kekuatan menerawang nya langsung menusuk benda yang ada di tangan nya. Membuat sosok satan yang berada di depan nya berteriak ke sakitan. "Rasakan ini sialan, berani-berani nya kau mengganggu sahabat ku! Enyalah!" 

Satan itu lama-kelamaan mulai mengecil, semakin mengecil dan Sbalssssssss.  Debu langsung menghiasi ruangan itu. Debu kecil yang jika di tiup sudah menghilang. Alice menatap Logan dengan syok, nafas nya masih tersegal-segal. 

"Kau tidak apa?" 

Di tengah keterkejutan Alice, ia baru menyadari bahwa ada sepasang tangan yang memeganginya. Dengan lemas, Alice mendongak dan menatap iris hitam pekat yang begitu familiar untuknya. Ia menatap Xander yang juga sedang menatapnya dengan wajah datarnya. 

"Kau baik-baik saja? Hey? Apa kau bisa mendengar ku?" seru Xander sambil menggoyangkan bahu Alice pelan yang tiba-tiba memeluk nya. Logan menatap Alice yang sedang memeluk Xander, ia yakin bahwa gadis itu pasti masih syok. Logan lalu menatap Xander yang juga sedang menatap nya sedangn kedua bahu yang terangkat. Cukup lama hingga  Alice mengedipkan matanya, lalu segera duduk dengan tumpuan besi yang ada di sebelahnya. Dan sepertinya, Xander yang juga menyadari itu segera berdiri dan mundur beberapa langkah. Xander sedikit canggung. 

"Alice, apa kau baik-baik saja? Kau masih kelihatan pucat!" 

Alice mengalihkan perhatian-nya dari Xander, ia menatap Logan yang sedang memegang keningnya. "Astagah, sekarang aku tau mengapa kau bisa pingsan saat melihat sosok itu, aku saja hampir muntah!" Seru Logan yang sudah duduk di depan Alice 

"Ini, minumlah dulu!"

Alice dan Logan mengalihkan perhatian nya mereka dan menatap Xander yang menyerahkan segelas air putih pada Alice. "Thanks!" ujar Alice menerima gelas itu dan meminum air putih itu dengan sekali teguk meskipun sedikit canggung karena ia yang tiba-tiba memeluk lelaki itu. Logan yang melihatnya sedikit merasa aneh. Alice merasa segar setelah meminum air itu dan meletakkan gelas nya pada meja di sebelahnya. Ia sedikit menatap Xander yang sudah duduk di sofa sambil kembali sibuk lagi dengan handphone nya. 

"hey, kau baik-baik saja bukan?" ulang Logan 

"Ya, terimakasih!" seru Alice

"Tidak apa-apa, lagian semua ini adalah ide dari Xander!" 

"Ide? Apa maksudnya?" seru Alice langsung menyimpulkan opini-opini buruk di dalam otak kecil nya. Raut wajah nya juga jelas mengatakan bahwa sekarang ia sedang butuh penjelasan.  

"Bukan, Xander tidak bermaksud buruk pada mu!" 

beberapa menit setelah Alice pingsan 

"Hey, kau tidak akan diam saja bukan?" 

Xander yang masih sibuk dengan game di ponsel nya mengalihkan perhatiannya pada Logan yang duduk di sebelah Alice yang masih pingsan "Apa maksud mu?" ujar Xander yang kelihatan masih sibuk dengan game nya.  

"Ayolah Xander, kau bisa memancing sosok itu agar masuk ke dalam mimpi Alice. Dengan begitu, ketika Alice sadar, otomatis sosok itu juga akan ikut keluar dari dalam mimpi Alice dan aku bisa menggunakan kekuatan ku untuk melawan nya! Karena aku rasa, sosok itu tidak lah satan dari ras yang kuat!" 

Xander masih diam, mempertimbangkan tawaran dari Logan. "Aku rasa ini ide yang buruk Logan, Alice bisa saja di kejar di alam mimpinya dan bisa saja Alice terjebak di dalam mimpinya!" 

"Ayolah, apa kau tega melihat satan itu terus mengejar Alice? Aku rasa ini saatnya, satan itu akan terus mengganggu Alice dan membuat nya terus pingsan seperti ini! Apa kau tega?" 

Xander menghela nafas nya kesal, ia lalu memasukkan handphone nya ke dalam saku jaket nya. Ia segera berdiri dan berjalan menuju ranjang Alice. Dengan segera Logan segera menghindar dan menjauh. 

"Maaf Alice, ini demi kebaikan mu!" seru Xander yang mulai menyatukan bibir nya dengan Alice. Xander bergetar, saat merasakan benda kenyal itu menyatu dengan bibir nya,Xander fokus.  Setelah itu, ia segera berdiri lagi dan menatap bahwa keringat dingin mulai muncul dari dalam kening gadis itu, Itu artinya mantra nya sudah masuk ke dalam alam bawah sadar dari gadis itu. Kekuatan Xander memang belum sempurna, ia harus mencium siapa yang menjadi target nya. Dan itu memang cukup menyusahkan untuk nya sendiri. 

"Bersiap lah Logan, aku sudah memancing satan itu masuk ke dalam mimpi Alice!" seru Xander sambil duduk di sebelah gadis itu dan memegang tangan Alice yang ikut berkeringat. Getaran di dalam tubuh Alice semakin hebat , di ikuti dengan keringat gadis itu semakin banyak. Xander memijat kening nya saat ia merasakan teriakan Alice yang berada di dalam pikirannya. Kekuatan Xander yang masih belum sempurna mengharuskan ia juga ikut mendengar dan merasakan apa yang dialami oleh target nya. Seperti saat ini, Xander juga ingin muntah saat Alice juga hampir muntah di dalam mimpi nya. Hingga tidak lama, ketika gadis itu sadar. Satan itu juga ikut keluar dari dalam alam bawah sadar ALice. Logan yang sudah siap dengan posisi nya segera memusnahkan satan itu. 

**
"Jadi, begitu lah ceritanya. Kami bukan bermaksud seperti ini, hanya untuk membantu mu saja!" seru Logan 

Alice masih diam, dengan tubuhnya yang menegang. Lalu, tangan Alice naik dan meraba bibirnya. Jujur saja dari semua cerita Logan, inti yang paling Alice tangkap adalah bagian Xander menciumnya. Wajah Alice tiba-tiba memerah, ia sedikit melirik Xander yang sialnya juga sedang menatapnya dengan tatapan datar nya itu. 

"Hey, kau kenapa lagi? Wajah mu memerah!" seru Logan membuat Alice segera mengalihkan perhatiannya dari Xander dan segera memukul tengkuk Logan. 

"Dasar sialan, kalian berdua menyebalkan. Benar-benar menyebalkan!" teriak Alice sambil terus memukuli Logan dengan mengganas. 

"Hey, yak, Alice. Hentikan Alice, apa kau malu karena di cium oleh Xander?" goda Logan semakin membuat Alice merasa kesal. 

"Berhenti membahas itu, aku melakukan itu karena kekuatan ku belum sempurna Alice. Jika kau merasa kesal, aku benar-benar minta maaf. Awalnya aku juga tidak ingin melakukan nya tanpa kemauan mu, tapi aku tidak ingin satan itu terus-menerus mengganggu mu dan membuat mu pingsan. Dan---!" Xander berhenti berujar, ia menarik nafas nya dalam "Dan itu juga adalah ciuman pertama ku, aku tidak tau dengan mu. Dan, jangan membahas nya lagi Logan. Ini juga termasuk ide dari mu!" seru Xander sambil keluar dari kamar yang sedang mereka tempati. 

Alice manatap punggung Xander yang sudah menghilang di balik pintu, ia meneguk saliva nya dengan susah payah. Wajah nya kali ini benar-benar memerah, ternyata Xander tau apa yang sedang ia pikirkan? Alice tiba-tiba terlonjak saat wajah menyebalkan Logan berada di depan wajah nya lagi dan menatap nya dengan tatapan jenakanya dan percayalah wajah Logan semakin membuat Alice ingin membunuh lelaki itu sekarang. 

Xander yang sudah berada di luar ruangan langsung bertumpu pada ding-ding yang ada di belakang nya. Ia memegang bibir nya, wajah nya tiba-tiba memerah saat mengingat hal itu lagi. Dan ia juga tidak berbohong saat mengatakan bahwa itu adalah ciuman pertamanya.