"Baik, Pak.""Panggil aku, James. Sekarang waktunya bersenang-senang. Jangan terlalu formal memanggilku. Apakah kamu lupa?""Maafkan aku, James. Aku siap menerima hukumanmu." ucap Dela pura-pura bersedih sambil berjalan mendekati James dan mulai membuka pakaiannya satu persatu. Di mulai dari jas kerjanya lalu membuka seluruh kancing kemejanya."Apa kamu sengaja mengulur waktu?" tanya James tidak sabar. Rasa penat di kepalanya karena baru saja menyelesaikan setumpuk pekerjaan membuat James ingin dihibur oleh Dela. Bersenang-senang dengan wanita secantik Dela tidak lah buruk sebelum meneruskan setumpuk pekerjaan yang lain."Tidak James, aku tidak berani melakukan itu." Dela memperlambat langkahnya lalu perlahan melepas kemejanya. Mata James menajam melihat dada Dela yang masih tertutup bra berenda yang membuat kesan seksi."Kamu, gadis nakal, jangan mempermainkanku! Cepat kemari dan puaskan aku." teriak James yang tidak sabar.Dela terkekeh lalu berlari kecil mendekati James yang sedang
Ketika tiba-tiba, James menekan tubuhnya ke meja lalu menindih tubuhnya dan memompa kewanitaannya dengan keras. Dela menjerit keras hingga suaranya serak, James benar-benar ahli menaklukan lawan mainnya hingga tidak berdaya. Dela harus mengakui jika James adalah pemegang kendali dari percintaan kali ini. James tidak memberikan waktu Dela untuk melawan balik. Terakhir gempuran kuat menusuk kewanitaannya Dela dan suara erangan keras James menandakan jika James akhirnya mengalami klimaks setelah memasuki Dela selama hampir satu jam penuh dengan berbagai gaya. "Bagaimana Dela, apakah kamu menyesal sekarang?" tanya James yang sengaja menyetubuhi Dela secara kasar. "J-james, bagaimana aku bisa menyesal. Aku menginginkan ini sejak satu minggu yang lalu." ucap Dela jujur. "Oh, kalau begitu bersiaplah untuk ronde kedua." "R-ronde kedua," ucap Dela bergetar karena saat ini James masih berada di atas tubuhnya. Menindihnya dan kejantanannya masih berada dalam kewanitaannya. "Hahaha, sudahlah.
"Bun, ini tidak adil, selama ini aku bekerja keras demi kemajuan Baskoro grup. Selama delapan tahun aku tidak ongkang-ongkang kaki untuk menikmati begitu saja kekayaan dari keluarga Baskoro. Aku bahkan selalu lembur agar target perusahaan selalu terpenuhi. Kalau Bunda tidak percaya, tanya ayah."Felicia menatap James dengan pandangan terluka. Ternyata James tidak menganggap jika peraturan Felicia adalah bentuk kasih sayang dari seorang ibu kepada anaknya. Felicia mencintai dan mengkhawatirkan kehidupan James, Felicia bukan memikirkan harta dan uang yang dimiliki keluarga Baskoro. Tapi James hanya peduli pada kehidupannya sendiri. Menganggap jika uang adalah segalanya, tidak memikirkan jika cinta tulus itu penting demi masa depan dalam kehidupannya. Felicia tidak menyukai Malika karena menurut Felicia, cinta Malika tidak tulus kepada James. Nyatanya hanya ditinggal oleh James keluar kota beberapa hari sudah berselingkuh dari James. Kesalahan fatal dengan tidur bersama laki-laki lain ket
"Yah," panggil James yang tidak melawan saat Dimas menendang perut James dengan sekuat tenaga hingga tubuh James terjungkal ke belakang. Dimas bangun dari duduknya lalu menatap James dengan tajam. "Beraninya kamu membentak istriku dan menarik tangannya hingga memerah. Jika tahu ini balasanmu kepada kami setelah besar. Aku akan langsung melakukan operasi kesuburan setelah menikahi ibumu. Hidupku akan tenang tanpa keturunan yang hanya memberikan luka kepada istriku. Istriku sangat berharga, tidak sebanding dengan dirimu. Andai ayahku tidak akan mengomel jika ibumu tidak memberikan keturunan. Selamanya aku ingin ibumu tidak hamil, agar kamu tidak lahir.""Apa gunanya mempunyai seorang putra yang hanya menyusahkan dan tega melukai perasaan ibu kandungnya?""Kami tidak pernah menyusahkanmu, ibumu bertaruh nyawa ketika melahirkanmu. Inikah balasannya? Anak tidak tahu diuntung! Kamu kira bisa di posisi itu tanpa dukungan keluarga Baskoro, bisa kamu dapatkan dalam waktu delapan tahun?! Janga
"Gue tidak peduli, itu tidak penting." James melonggarkan dasinya. "Bagaimana dengan Lo?" James menatap Doni."Jangan khawatir, saya akan bersama Bos.""Bagus, Don. Terima kasih." James menepuk pundaknya Doni. "Itu karena saya juga dipecat, Bos. Tuan besar tidak percaya jika saya akan setia kepada beliau." ucap Doni meringis."Sialan," desis James.""Tapi sekalipun ayah Anda tidak memecat saya. Saya tetap akan mengikuti Anda.""Gue sudah miskin, Don. Bagaimana caranya membayar gaji Lo?" James merasa jika Doni memang tulus padanya."Anda bisa membayar saya setelah Anda sukses nanti.""Apa maksud lo?""Anggap saja Anda berhutang kepada saya. Jika usaha Anda sukses, Saya akan menagihnya dengan tambahan bunga dua puluh persen.""Sialan, dasar otak bisnis." umpat James sambil tersenyum. James tahu jika Doni sengaja mengatakan itu agar dirinya tidak merasa malu."Ambil barang-barang lo di atas, gue tunggu di mobil.""Oke, Bos." Doni sudah bertekad untuk mengikuti ke mana pun James berada. J
Dua tahun kemudian.James tengah duduk melamun di kursi kebesarannya di kota Balik Papan Kalimantan Timur. Dua tahun sudah ia memulai karirnya dari awal setelah didepak oleh ayahnya dari Baskoro Grup di kota Jakarta. Walaupun perusahaan yang dirintisnya kini belum mampu menyaingi perusahaan ayahnya. James pantas berbangga hati ketika perusahaannya bisa masuk daftar perusahaan pendatang baru yang menjanjikan di majalah bisnis ternama. Angan James kembali di saat ia menemui Amanda di hotel Galaxy. Saat itu James yang frustasi ingin menemukan Nami terpaksa menerima tawaran dari Amanda yang akan membantunya menemukan jejak Nami dengan satu syarat. Menjadi salah satu partner seksnya Amanda. James yang sangat marah ketika mengingat Nami sebagai awal penderitaannya, menyanggupinya tanpa berpikir panjang. James pikir dengan menyenangkan wanita itu di ranjang dalam satu malam bisa mendapatkan apa yang dia inginkan yaitu keberadaan Nami."Akhirnya kamu datang." Amanda menyambutnya, ia mengenak
"James," tubuh Malika bergetar saat melihat James sedang bercumbu dengan Amanda. Rasa cemburu membakar hatinya sehingga mati rasa."Sudah kubilang, kita di posisi yang sama." ucap Della yang mencemooh Malika.Malika perlahan menutup kembali pintu ruang direktur lalu berjalan ke arah sofa. Malika menghempaskan pantatnya di sofa empuk itu sambil menangis. Meratapi nasib hubungannya dengan James."Tolong jangan menggangguku dengan suara tangismu." gerutu Dela. "Percuma kamu nangis karena James tidak akan pernah berpisah dari wanita itu. Dia adalah penyumbang dana terbesar di perusahaan ini.""Aku ingin mengetik, tolong berhentilah untuk menangis, konsentrasiku pecah gara-gara suara tangismu." gerutu Dela lagi. Namun Malika tidak peduli tetap menangis menumpahkan kekesalannya. Hatinya sakit saat melihat James dengan begitu rakus mencium bibir Amanda."Babe, sepertinya ada seseorang yang membuka pintu." ucap Amanda di sela-sela embusan napasnya yang tersengal."Itu karena lo sengaja tidak
James segera mengikuti gadis yang dilihatnya sangat mirip dengan Nami. Ia sangat yakin jika gadis yang memakai pakaian khas Hawaii itu adalah Namida Hamasaki tunangannya. Gadis yang sudah menghancurkan hidupnya dan membuatnya hidup dalam sekapan dendam."Sial" James mengumpat saat kehilangan jejak Nami. Ia ingin berlari tapi ditahan oleh seseorang."James," seorang wanita cantik tiba-tiba memeluk James dari belakang. "Ini aku James, Becky." "Maaf, aku tidak mengenalmu." James berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Becky. Gadis sèksi berambut merah dengan memakai bikini two-piece yang dilapisi slayer di pinggangnya itu cukup erat memeluk James."Nona, tolong lepaskan aku. Aku punya urusan.""James, aku rindu." Becky tidak peduli dengan James yang berusaha melepaskan diri. Satu bulan yang lalu mereka bertemu di pesta yang diselenggarakan di salah satu resort di Bali. Pesta yang diadakan di pantai itu menjadi perkenalan mereka lalu berakhir di kamar hotel. Becky yang waktu itu mengenak