Share

15.

POV Rengga

            “Sayang... kamu sudah bangun,” ucapku serak.

            Aku terduduk menatapnya yang masih memunggungiku. Aku lihat dia masih mengelusi perutnya. Membuat rasa bersalahku timbul menguasai pikiran dan hatiku.

            “Sayang..” aku usap lengannya. Masih berusaha mendapat perhatiannya.

            Aku lihat dia ingin bangkit. Langsung saja aku tata bantal dipunggungnya, agar dapat bersandar dengan nyaman. Kemudian dia menatapku dengan mata berkaca-kaca.

            “Sayang tolong jangan seperti ini,” kataku sendu. Aku usap air matanya yang jatuh. “Tolong jangan menangis, hukumlah aku semaumu,” pintaku sendu. Aku gerakkan tangannya untuk menampar dan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status