For Husband

For Husband

Oleh:  Demina07  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
74Bab
9.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Perjodohan tiba-tiba antara Arabella Swastika dan Rengga Aditama. Mendapat tanggapan yang berbeda dari keduanya. Rengga Aditama seorang pewaris dengan kecenderungan yang tidak diketahui banyak orang termasuk keluarganya sekalipun. Sempat frustasi oleh paksaan menikah dari Mamanya. Akhirnya menyetujui rencana tersebut setelah melihat foto gadis yang akan di jodohkan dengannya. Sekilas perhatian Rengga teralih pada gadis dalam foto tersebut. Membuat dirinya benar-benar tertarik dan antusias dengan rencana perjodohan tersebut. Lain halnya dengan Arabella yang lebih di kenal dengan sebutan Bella. Terkejut bahkan ingin menentang rencana orang tuanya. Namun setelah pertemuan pertama dengan Rengga. Berhasil mengubah pikiran Tika akan sebuah perjodohan. Berpikir mungkin inilah saatnya untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Dengan menerima perjodohan ini. Rencana pernikahan berjalan, tanpa diketahui oleh Bella. Bahwa Rengga memiliki sebuah kecenderungan seksual yang menyimpang. Hal ini menjadi tantangan dan kepuasan tersendiri untuk Rengga. Stelah mengetahui perasaanya berkembang untuk Bella. Rengga sering kali menjadi bimbang dan plin plan akan sikapnya. Di satu sisi dia ingin menadapatkan kepuasan dengan terus membuat Tika hamil tapi juga tidak tega untuk menyakiti Bella. Sedangkan Bella, dengan segala sikap baik hatinya. Mampu menerima Rengga apa adanya tanpa mengetahui penyimpangan seksual suaminya. Akankah Bella bisa bertahan atau Rengga memilih untuk menekan kecenderungannya. Hingga sembuh dari penyimpangan tersebut.

Lihat lebih banyak
For Husband Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
74 Bab
1.
            Hari senin yang cerah menyapaku diawal minggu ini. Perkenalkan namaku Arabella Swastika biasa dipanggil Tika. Aku bekerja di perusahaan penerbitan di bagian editor. Hari-hariku berjalan seperti biasa hingga dihari pimpinan timku harus diganti, karena dia yang naik jabatan. Padahal aku sudah cocok dengan kepemimpinannya yang menurutku fleksibel. Kembali ke acara perpisahan, hanya makan-makan yang lebih non-formal serta kekeluargaan disebuah restoran yang terletak disebrang restoran.             “Kenapa Pak Hari harus pindah cabang si pak?” tanya Elli salah satu temanku.             “Itu sudah ketentuan perusahaan, lagipula posisi Bapak besok sudah terisi dengan bos baru kalian santai saja,” kata Pak Hari santai.             “Bukan m
Baca selengkapnya
2.
            Pagi hari ditempat kerja kurasakan banyak melamun hingga kurasakan tepukan di pundakku. Aku tersadar karenanya.            “Hey Bell, aku sudah memanggilmu dari tadi!,” kata Elly.            “Sory Ell, ada apa?” tanyaku sebelum fokus kembali pada layar dihadapanku.            “Bos baru akan datang sebentar lagi. Aku rasa memang dia sudah ada dikantor dari pagi tapi tertahan di HRD. Biasalah Mbak Susi kan emang suka ngobrol,” jelas Elly yang aku dengarkan sekilas.            “Oh begitu,” balasku cuek.            “Dan kuharap saat dia datang kau jangan mela
Baca selengkapnya
3.
            “Ah akhirnya anak Ibu turun juga. Ini Win yang dulu suka main sama Rengga,” kata ibu menyambutku. Aku melangkah menghampiri Ibu diruang tamu. “Yuk Bell sini duduk sebelah Ibu,” ucapnya menepuk tempat disisinya. Aku dudukan diriku disebelah beliau, masih dengan menundukan kepala.            Aku tidak berani manatap tamu Ibu. Karena malu diperhatikan sedemikian rupa. Dari aku berjalan hingga duduk disebelah ibu.            “Bagaimana Rengga, kamu sudah mengenalinya kan?” Tanya seorang wanita, yang kuperkirakan Tante Winda. Kemudian aku tak mendengar jawaban dari yang ditanya.            “Oke Mbak Rita, sepertinya langsung saja ke inti acara ini,” tukas seorang pria. “Ma tolong cic
Baca selengkapnya
4.
POV Rengga            “Lihat Win, anak kita sudah cocok kan bersanding dipelaminan,” seru Tante Rita senang.            “Benar mbak, bagaimana kalau sekalian kita tentukan tanggal pernikahannya Pa?”            “Bagaimana kalau 2 minggu dari sekarang Mbak. Tidak baik terlalu lama menunda niat baik. Lebih baik kita percepat saja bukan begitu Ma,” aku memasang wajah tenang, walau dalam hati aku bersorak.            “Iya Mbak, Bagaimana?” aku lirik Tante Rita sekilas.            “Kalau aku sih, setuju-setuju saja Win sebagai orang tua. Aku hanya menginginkan yang terbaik untuk anakku,” ujarnya disertai senyum tipis, me
Baca selengkapnya
5.
POV Bella            Setelah selesai membantu Ibu beres-beres dan mengantar keluarga om gilang sampai depan. Aku langsung kembali ke kamar mengistirahatkan badan dan jantungku, yang sampai sekarang masih berdetak tak beraturan saat didekat Rengga. Hufft padahal kami baru bertemu sekali, tapi kenapa aku selalu gugup didekatnya. Apalagi ketika dia menatapku dalam. Tatapannya itu jujur saja dapat menenggelamkan akan pesonanya.            Segera kutepis pikiran-pikiran itu, tak kusangka ternyata diluar ekspektasi. Rengga bahkan dapat meluluhkanku hanya dengan tatapannya.            Aku segera beranjak kuruang ganti, berganti baju, cuci muka dan tidur. Tenang Bella besok kamu masih harus bekerja seperti biasa hufft.            Aku lihat pan
Baca selengkapnya
6.
POV Rengga             Setengah jam tak terasa. Disinilah aku menunggu Bella di lobi kantor. Seperti yang sudah aku janjikan tadi. Tak lama dia datang menghampiriku             “Mas sudah lama menunggu?” tanyanya.             “Belum lama Bell. Ayo,” aku langkahkan kakiku mendahuluinya.             Aku masih menghindari gosip yang miring. Walau aku sebenarnya tidak peduli.  Tapi yang kupedulikan adalah gadis dibelakangku. Dia harus merasa nyaman disisiku, jangan sampai dia takut dan menjauhiku. Itu mimipi buruk.             Aku bukakan pintu untuknya. Dia merasa canggung, meski sudah kubuat sesantai mungkin.          
Baca selengkapnya
7.
POV Bella             Setelah acara selesai, aku kemudian langsung dibawa ke rumah Mas Rengga. Baru aku sadari kalau selama ini. Dia tidak pernah pulang kerumah orang tuanya, melainkan rumahnya sendiri. Sebenarnya aku terkejut, ketika Ibu sudah menyiapkan semua keperluanku. Jadi sekarang, aku akan menghabiskan waktu disini. Dirumah ini.             Mas Rengga pamit untuk membersihkan diri di kamar lain. Karena kamar mandi di kamarnya, baru saja aku pakai. Aku yang sudah segar setelah mandi. Ingin segera membereskan baju, untuk kurapihkan diruang ganti. Tapi sebelum itu, pintu terbuka. Tampaklah Mas Rengga dengan kaos oblong dan celana pendeknya. Rambutnyapun, masih basah khas orang selesai mandi. Dia kemudian segera menghampiriku, yang masih terpekur menatapnya.             “Kenapa menatap Mas sep
Baca selengkapnya
8.
POV Rengga          Aku buka mata perlahan. Ternyata aku tidak bermimpi soal semalam, memang kenyataan. Didepanku adalah bidadari yang sudah dikirimkan tuhan untukku. Lama aku menatapnya. Aku lihat dia menggeliat didalam pelukanku. Bergerak menggesek juniorku, yang entah kapan sudah menegang. Berusaha diam, tapi aku sudah tak tahan. Akhirnya, aku tenggelamkan juniorku didalam vagina Bella hati-hati. Dia berangsur bangun, karena pergerakanku didalamnya.          “Mas...” erangnya. “Ah..”          “Iya sayang, maaf membuatmu terbangun,” Aku tambah kecepatan hujamanku.          “Ah, ah, ah...” desahnya.          Suara kecipak benturan tubuh mengiringi pagi kami. Semakin kasar pe
Baca selengkapnya
9.
POV Bella.             Setelah beberapa hari cuti, aku mulai bekerja seperti biasa. Bedanya hanya, sekarang aku tidak lagi berangkat ke kantor sendirian.             Mas Rengga sempat menyinggung soal bulan madu. Tapi kemudian dia berkata, kalau masih terlalu banyak pekerjaan yang menumpuk. Aku mewajarinya dan tidak memaksa. Karena aku juga tidak begitu tertarik, dengan yang namanya bulan madu.             Sekarang sebagai seorang istri. Tugasku bertambah, dari mulai menyiapkan makan, keperluannya, hingga urusan ranjang. Sebenarnya aku tidak merasa terbebani. Hanya saja, menuruti nafsu Mas Rengga. Yang aku pikir, sedang menggebu setelah menikah. Begitu memforsir jam tidurku.             Kadang aku berpikir, kenapa dia bisa jadi sekuat
Baca selengkapnya
10.
POV Bella             Tak terasa kandunganku sudah menginjak usia 20 minggu. Sebulan yang lalu, Dokter Andre berkunjung. Dia tetap memberikan resep yang sama padaku. Sekarang aku rasa kandunganku, seperti berusia 28 minggu sudah besar dan bulat.             Setelah diperiksa, ternyata aku mengandung bayi kembar. Tak heran, mengapa ukuran perutku yang besar, tidak seperti kehamilan biasanya. Aku sudah merasakan tendangan-tendangan.  Seringnya itu sulit membuatku tertidur nyenyak.             Apalagi semenjak bulan ke-empat. Mas Rengga seperti orang kesetanan, yang ingin selalu bercinta. Selagi aku masih mampu. Aku tak akan menolak keinginannya. Namun seringkali sampai membuatku tak sadarkan diri. Dia masih dengan asiknya memasukiku.          
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status