"Ger! Lo dimana? Nazmi dalam bahaya,” ucap Dewa ketika ia baru saja sampai di kediamannya dalam sebuah telepon.
“Maksud lo apa Nazmi dalam bahaya, Wa?” tanya seseorang dari seberang sana dengan suara yang terdengar panik.
“Cewek lo diculik!” teriak Dewa masih terdengar geram.
Ia menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa kemudian memijat pelipisnya yang berdenyut terasa berat. Seketika suara klakson mobil terdengar dari luar sana, kedua mata Dewa langsung melirik ke arah jendela melihat siapa gerangan yang datang.
“Gue di depan rumah lo sekarang cepet buka gerbangnya!” teriak Geri penuh dengan amarah.
Sontak Dewa bangkit dan mematikan panggilan tersebut. Ia membuka gerbang untuk Geri kemudian mereka masuk kembali ke dalam untuk membicarakan hal tersebut. Wajah lelaki tampan itu nampak memerah ketika mendengar nama kekasihnya disebut dalam bahaya.
“Kok bisa sih Nazmi diculik? Tadi sore gue masih kontekan
"Sialan!” teriak Geri kemudian kembali memukuli Karisma di bagian perut dan wajahnya.“Asal lo tahu, Ger, Nazmi itu masih nyimpen rasa sama gue,” aku Karisma.“Kurang ajar lo seenak jidat lo bilang hal yang gak nyata tentang dia!”Karisma tertawa mendengar penuturan dan amarah dari Geri yang sebenarnya lelaki itu sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Nazmi.Dewa yang melihat hal tersebut hanya menahan emosi menarik napas dan membuangnya kembali.“Nazmi bahkan bersedia tidur sama gue. Kalau enggak, mana mungkin dia bohong sama Pras mau makan malam sama Kakaknya,” sindirnya sambil melirik pada Dewa.Lelaki itu membuang muka dengan kedua tangan yang mengepal ingin sekali menghancurkan mulutnya supaya tidak lagi bisa berbicara.“Tapi sayangnya dia ada yang culik dan sebelum kami seneng-seneng,” ujar Karisma.“Berhenti, Karisma!”“Gue udah siapin kamar y
"Naz, lo dimana sekarang?”“Em, ada apa, Ger? Gue di jalan pulang bentar lagi sampai,” ujar seseorang.“Gue baru selesai dengan urusan gue nih. Malam ini kita makan malam bareng ya? Gue pengen nge grill sama lo kebetulan udah bawa bahan-bahan dan alatnya juga."Lelaki itu sedikit melirik bahan-bahan yang sudah ia beli tadi sebelum pulang yang ditaruh di jok belakang mobil kesayangannya.“Hah? Ta-tapi, Ger gue ada urusan hari ini … sorry, mungkin lain kali aja ya?”“Sayang … kok lo gitu sih? Emangnya gak kangen sama gue?”Tak ada jawaban dari seberang sana, terdengar suara musik pelan mengalun di telinganya. Lelaki itu tersadar, perempuannya mungkin sekarang tengah bersama orang lain di sebuah mobil.“Lo pulang sama siapa?”“Gue sama Pras, dianter dia kan gue baru selesai pemotretan,” ujar seseorang itu.“Oh gitu. Pokoknya malam in
Sebuah rekaman CCTV berhasil menunjukkan detik-detik seorang gadis dengan kejamnya dibius dan dibopong ke dalam sebuah mobil berwarna hitam.Gadis itu tidak melakukan perlawanan apa pun karena begitu dirinya dibekap, otomatis bius tersebut bekerja dan membuatnya hilang kesadaran.Geri dan Dewa memerhatikan rekaman tersebut yang tidak terlalu jelas bahkan mereka tidak bisa melihat plat nomornya dan juga wajah kedua orang itu tidak terlalu terlihat. Dewa mengirimkan pesan pada seseorang yang mengirimkan bukti tersebut untuk mencari CCTV dari sisi lainnya.“Satu rekaman itu doang kurang, Wa. Gambarnya keliatan kabur banget dan ditambah CCTV nya kehalangin sama daun-daun,” keluh Geri.Dewa menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan apa yang Geri ucapkan. Mereka terdiam sejenak sebelum akhirnya sebuah pesan kembali masuk ke ponsel miliknya.Keduanya sontak memerhatikan ponsel itu yang tengah men-download video baru yang dikirim oleh anak
"Lo?” pekik Nazmi ketika wajah orang tersebut mulai disiram cahaya lampu berwarna kuning.Ia tersenyum dengan kedua tangannya yang masuk ke dalam kedua saku celana panjang yang ia kenakan. Kedua anak buah tadi terdiam memerhatikan apa yang hendak lelaki itu perbuat padanya. Nazmi berusaha bangkit duduk sekuat tenaga namun, ia tak berdaya.“Fahmi! Syukurlah lo ada di sini! Gue tahu lo emang temen gue yang paling baik! Gue mohon bantu gue keluar dari sini, mereka culik gue!” teriak Nazmi dengan kedua bola mata besarnya yang berbinar.Tatapannya sangat berharap pada lelaki yang ia panggil Fahmi. Lelaki itu hanya tersenyum kemudian berjongkok untuk membantu Nazmi yang kesulitan untuk duduk. Ia memeluk Nazmi kemudian gadis itu menangis tersedu-sedu di dada bidang lelaki tersebut.“Lo diapain sama mereka, Naz?” tanyanya sangat lembut sambil tersenyum mengusap rambut hingga ke punggungnya.“Mereka lecehin gue! Gue takut
"Lo beresin dan kunci lagi gudang ini, jangan sampai ketahuan kalian pernah nyekap Nazmi di sini. Kalau bisa, lo bakar aja gudang ini,” ujarnya kemudian menutup kaca mobilnya setelah salah satu dari anak buahnya mengangguk.“Oh iya pastiin gak ada saksi mata, meski ada, gue serahin semuanya ke lo jangan sampai ada saksi dan bukti,” ucapnya yang tertahan kemudian menaikkan full kaca mobilnya dan berlalu pergi dari tempat tersebut.Mobil tersebut melaju meinggalkan bekas gudang teh di tengah jalan yang sepi dan gelap. Suara hewan malam terdengar bersahutan yang entah dari mana asalnya. Dalam kegelapan, mereka berhati-hati mulai menyirami sekitar gudang dengan minyak dan bensin.Pemantik dinyalakan kemudian mereka menghindar dan melemparkan api tersebut. Wushh! Api besar menyala berkobar kemudian sebelum ada yang menyadari, mereka pergi meninggalkan bekas gudang tersebut.Di sisi lain, kemacetan sudah bisa ditangani. Situasi lalu lintas kin
Karisma berlari sekuat tenaga meski tubuhnya kesakitan. Ia menganakan pakaian seadanya bahkan tanpa mengenakan alas kaki. Ia bersyukur karena Tara dan anak buahnya tidak sadar dirinya menghilang dan hendak kembali ke apartemennya.Ketika ia hampir sampai, sudut matanya menangkap sesuatu yang mencurigakan. Ia melihat seseorang yang dibopong masuk ke dalam lift oleh seorang lelaki. Tatapannya membulat ketika menyadari lelaki itu adalah orang yang dikenalnya dan membopong seorang perempuan yang sudah sangat ia kenal, itu Nazmi.“Naz!” teriaknya ketika pintu lift tertutup dan lelaki itu tersenyum pada Karisma.Lelaki yang babak belur tersebut berlari menuju lift dan memencet tombol lift tersebut, namun nihil tak ada yang bisa ia lakukan. Ia menengadah melihat lantai berapa yang akan dituju oleh lelaki tersebut kemudian ia berlari menuju tangga darurat.‘Astaga Tuhan kenapa Nazmi dibawa sama Fahmi?’ tanya batinnya seraya berlari menuju
"Karisma! Bajingan! Sialan!” teriak seseorang menggelegar di ruangan tersebut.Karsima yang tahu suara siapa itu malah semakin mendorong tubuhnya sehingga Nazmi yang berada di bawahnya berteriak kecil. Lelaki itu sudah hilang akal, ia menarik pakaian Karisma kemudian menyeretnya dan memukulinya beberapa kali.“Lo kalah, Ger,” ucapnya sambil tersenyum di sela-sela jeda bogem lelaki yang bernama Geri.Lelaki itu menoleh pada Nazmi yang tengah terbaring lemah di atas tempat tidur kemudian menggelengkan kepala. Tubuhnya terasa lemas, hatinya perih, perasaannya hancur berantakan. Ia menatap wajah Karisma yang tengah tersenyum meledeknya.“Bajingan sialan!” umpatnya kemudian meninju hidung lelaki itu hingga berdarah.“Geri! Stop! Dia gak salah!” teriak Nazmi yang menutupi dirinya mengenakan selimut.Namun Geri tidak mau mendengarkan perkataan gadisnya yang sudah direbut oleh Karisma. Sepertinya, ia kalah t
Geri menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur, memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Hatinya sangat perih bahkan hingga detik ini gadis kesayangannya itu tidak mencarinya sama sekali. Kilas balik semua yang terjadi hari ini kembali terekam dalam benaknya.“Brengsek!” teriaknya kemudian membalikkan tubuhnya menghadap pada jendela di kamarnya. Bahkan untuk tertidur saja rasanya sulit meski tubuhnya sudah terlalu lelah.Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari luar sana. Ia sebenarnya tak ingin berbicara dengan siapa pun hari ini, sudah sangat melelahkan baginya. Apa yang ia perjuangkan sama sekali tidak dihargai oleh gadis kesayangannya.Suara ketukan pintu itu kembali terdengar namun, ia masih bergeming dan malah menutup kedua kelopak matanya. Perih kembali menjalar memenuhi hatinya, mengapa Nazmi menerima dirinya menjadi kekasih jika hatinya masih berlabuh pada karisma?“Gue gak izinin lo masuk! Brengsek!” teriaknya k