Share

Bab 2

Author: Aslihatin
last update Last Updated: 2024-07-18 21:04:25

Aku balik badan untuk melihat suamiku, apakah dia tertidur pulas atau tidak. Aku lambaikan tangan di wajahnya, untunglah tidurnya pulas sekali.

Kemudian aku melangkah tanpa menimbulkan suara, mencari di mana suara dering ponsel itu berada. Aku yakin sekali, itu pasti suara ponsel suamiku.

Saat aku sampai di lemari khusus pakaian Mas Abian, tanganku sibuk mencari apa yang aku inginkan, karena tidak ada yang kutemukan, akhirnya aku tutup saja lemari itu. Namun tiba-tiba saja, Mas Abian memanggilku. 

“Sayang …,” panggil Mas Abian dengan suara khas bangun tidurnya. Aku terkejut mendengar panggilan tersebut, bukankah tadi tidurnya sangat pulas? kenapa dia bisa bangun? Batinku bertanya-tanya. 

“Ah, i-iya, Mas,” ucapku gugup

“Kamu mau kemana, Sayang?” tanya Mas Abian.

“A-Aku mau ke kamar mandi, Mas,” kataku dengan gugup, takut Mas Abian melihatku membuka lemari pribadinya, “badanku terasa lengket sekali, jadi aku ingin mandi.”

Mas Abian hanya mengernyit, mungkin dia sadar aku lagi gugup, “Kenapa kamu di depan lemari pakaian, Mas? kenapa gak di kamar mandi?”

Astaga, jantungku terasa ingin copot saja, apa yang harus aku katakan? Batinku bertanya-tanya. Aku tarik nafas lalu ku hembuskan lagi, Aku mencoba bersikap biasa saja, lalu berkata, “Oh, ini. Aku mau ambil baju di lemari pakaianku, Mas. Lemarinya, kan, dekat lemari kamu. Aku belum sampai, kamu lebih dulu panggil aku, Mas”

 “Oh, ya sudah kalau begitu, mandilah!” Kata Mas Abian sembari mengangguk, lalu dia berkata lagi, “jangan lupa kamu juga langsung istirahat, Sayang!”

“Iya, Mas.” Aku menghembuskan nafas lega, rasanya jantung ini mau copot saja, takut Mas Abian menaruh curiga padaku.

Aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang sudah terasa lengket. Selang beberapa menit aku keluar, lalu menunaikan salat malam untuk meminta petunjuk pada Sang Maha Kuasa. Setelah itu, aku melanjutkan tidur di samping Mas Abian.

Suara Adzan berkumandang, aku bangun dari tidurku untuk menunaikan kewajiban, setelah itu, aku  membangunkan Mas Abian untuk sholat subuh, “Mas, bangun, sudah masuk waktu subuh.”

“Aku masih ngantuk, jangan ganggu aku, Areta,” jawab Mas Abian dengan suara seraknya.

Aku tetap kekeh membangunkan Mas Abian, karena ini merupakan kewajiban setiap umat muslim, “Kamu mandi suci dulu, Mas. Lalu salat baru  tidur lagi kalau kamu masih ngantuk.”

“Berisik! Aku bilang jangan ganggu aku, Areta! Kamu ngerti gak, sih!” bentak Mas Abian padaku.

Aku langsung saja membeku mendengar bentakan yang pertama kali dilontarkan untukku. Selama ini Mas Abian tidak pernah membentak atau berkata kasar, bukan hanya itu saja, ini pertama kalinya Mas Abian lalai dalam menjalankan kewajibannya. 

Apakah dia terlalu capek bekerja? Sepertinya tidak, karena seingat aku secapek-capeknya Mas Abian tidak akan pernah melupakan kewajibannya. Ada apa dengan suamiku? Pikirku.

Aku ingin mencoba membangunnya sekali lagi, tanganku terulur menggoyangkan pelan tangannya, dan berkata dengan lembut, “Kamu salat dulu, Mas. Baru tidur lagi.”

“Jangan ganggu tidurku!” bentak Mas Abian, bahkan dia mendorongku dengan kasar sehingga aku jatuh ke lantai.

“Mas …,” rintihku. 

Kaki dan tanganku terasa sakit akibat terbentur lantai, dorongan Mas Abian begitu keras. Aku tidak menyangka suamiku berubah sangat drastis sekali. Tadi malam dia begitu manis padaku.

Dulu, Mas Abian begitu penyayang dan lembut, dia tidak pernah membentak ataupun berlaku kasar. Buliran bening yang tak ku minta jatuh begitu saja, nafasku terasa sesak, Isak tangis kutahan. Takut membuat Mas Abian semakin marah.

Aku bangun dari lantai itu sembari meringis pelan. Sepertinya urat kakiku ada yang salah, tetapi tetap kutahan. 

Aku lebih baik membangunkan Keyra untuk sholat dan bersiap-siap berangkat ke sekolah, aku pun berjalan pelan menahan sakit.

Sampai di kamarnya, aku mendekat dan kuusap pelan ubun-ubunnya, dan berkata dengan tutur kata yang lembut, “Keyra, Sayang. Salat yuk, sudah masuk waktu subuh.”

“Iya, Ma,” jawabnya dengan suara khas bangun tidur. Keyra itu langsung saja berjalan ke arah kamar mandi. Dia memang anak yang mandiri, diumur yang masih terbilang sembilan tahun anakku tidak pernah membantah ucapanku, dia selalu menurut dan cepat jika aku sudah memberinya perintah. Seperti tadi, saat aku membangunkan dirinya untuk salat dan siap-siap untuk bersekolah. Dia langsung saja bangun tanpa harus berkata ‘Nanti’. 

Buku pelajaran untuk hari ini sudah aku siapkan dari tadi malam, jadi dia tinggal jalan saja tanpa harus memilih buku mata pelajaran yang akan ia terima ilmunya hari ini. Begitupun dengan hari-hari selanjutnya. 

Aku turun ke lantai bawah menuju dapur, kegiatan yang memang harus aku lakukan setiap harinya, yaitu memasak dan bersih-bersih rumah. Dulu aku bekerja di sebuah cafe milik temanku, tetapi semenjak menikah dengan Mas Abian, aku tidak diizinkan untuk bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga dan mengurus kebutuhan mertuaku dan keluarganya. 

Aku setuju saja untuk itu, disisi lain aku juga ingin menemani pertumbuhan Keyra waktu kecil dulu. Kehadiran Keiya membuat keluarga kami lebih lengkap. Mas Abian juga selalu mengutamakan keluarga kecil kami. 

Langkah kakiku terhenti melihat mertuaku yang sedang berkutat terlebih dahulu dengan alat dapur, aku tersenyum, mertuaku ini memang begitu baik, terkadang dia selalu membantu pekerjaanku di rumah ini.

Aku berniat ingin menyapanya, baru beberapa langkah saja, tiba-tiba mertuaku bicara yang mampu membuat tubuhku diam mematung, “Astaga, suamimu ada di kamarnya. Sabarlah, sebentar lagi dia juga turun untuk sarapan. Setelah sarapan baru ibu sampaikan pesanmu itu.”

Kenapa ibu berkata suamimu? Siapa yang dimaksud suamimu oleh ibu mertuaku?  Laki-laki di sini hanya suamiku saja. Apakah ada kaitannya dengan foto yang aku lihat kemarin? Batinku menjerit tak jelas.

Bagaimana menurut kalian?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Foto di Dalam Mobil Suamiku   Bab 41

    “Aku ingin bertemu dengan pembunuh anakku.” Tanganku terkepal, aku bicara terus menatap arah depan dengan tajam, bahkan aku tidak melirik mereka sama sekali. ‘Aku akan membunuhmu, Mas. Bahkan bukan hanya kamu saja yang aku bunuh, tetapi semua yang terlibat akan aku habiskan satu persatu,’ ucapku dalam hati dengan penuh rasa dendam.Tidak sengaja aku melirik ke arah pintu, senyum smirk di bibirku muncul melihat sosok bayangan yang begitu aku kenali. “Mereka tidak tertangkap semua, Kak. Masih ada Ibu yang berhasil kabur dari kejaran Polisi,” ucap Siska yang kembali menatapku.“Maafkan aku, Kak. Ini semua salahku. Seandainya aku tidak menyimpan bukti itu, seandainya aku memberikan semua bukti itu sejak dulu pada Ibu, mungkin ini tidak akan terjadi.” Siska kembali menangis di bawah kakiku.Aku menghembuskan nafas kasar, lalu berkata, “Mendekatlah, Dek.”Dia menatap dan mendekat ke arahku, aku merentangkan tangan untuk memintanya memeluk diriku, dia pun langsung masuk dalam pelukanku. A

  • Foto di Dalam Mobil Suamiku   Bab 40

    “Jangan berlagak sok gak tau kamu, Areta! Aku sudah sering kali melihatmu bersama Pak Cakra Adimarta!” Tunjuk Siska padaku. Aku yang mendengar itu langsung saja melirik ke arah Mas Cakra. “Aku tidak tertarik dengan wanita murahan seperti dirimu,” ucap Mas Cakra datar. Sedangkan Sintia langsung melebarkan matanya saat melihat Mas Cakra ada di sana. Mendengar ucapan Sintia ternyata benar Bunda selamat, tidak apa jika mereka tidak tertangkap polisi, asalkan Bunda bisa selamat sudah membuat hatiku begitu lega, dan sekarang yang aku harus pikirkan untuk pertama kali adalah, bagaimana aku menyelamatkan Keyra dari atas sana. Sedangkan bodyguard mereka berbadan besar semua.“Kamu alihkan mereka, Ta,” ucap lina dengan suara kecilnya, “aku akan menyelamatkan para lelaki itu terlebih dahulu, karena tidak mungkin aku menghadapi semua pengawal mereka, otomatis kita pasti akan kalah telak.”Aku hanya menyetujui ucapan Lina, karena apa yang dikatakan lina memang benar adanya. Apalagi mereka membaw

  • Foto di Dalam Mobil Suamiku   Bab 39

    “Aku tidak ingin membawa kalian dalam bahaya.” Aku melihat ke arah depan lagi, tiba-tiba saja mataku langsung membola melihat seseorang baru saja keluar dari mobil taksi. ‘Ya, Allah. Apakah dia juga mengkhianatiku selama ini,” kataku dalam hati. “Siska …,” ucapku lirih namun bisa terdengar oleh Lina dan Mas Cakra.Saat aku ingin membuka pintu mobil, pergerakanku langsung dihentikan oleh Lina. Aku menoleh dan menatapnya penuh tanda tanya, dia hanya menggeleng saja, aku melihat ke arah spion, di sana Mas Cakra hanya diam dan memperhatikan kami saja. “Jangan gegabah. Bisa-bisa nenek lampir itu tahu kalau kamu ada di disini,” ucap Lina, “kita perhatikan dulu, apakah dia benar-benar terlibat atau tidak. Jangan sampai tindakan gegabah kita merusak semuanya. Jika memang dia terlibat, maka rencana kita menyelamatkan Keyra akan gagal total. Namun, jika dia tidak terlibat, maka nyawa dia juga dalam bahaya, Areta.”Aku menghela nafas kasar, apa yang dikatakan Lina memang benar, kenapa pemikir

  • Foto di Dalam Mobil Suamiku   Bab 38

    Aku dan Lina masih memperhatikan mereka yang berbicara di depan gerbang. Entahlah, aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Namun, aku begitu kecewa dari salah satu yang aku anggap saudara ternyata mengkhianatiku. Mereka seperti sudah mengenal sejak lama. “Mereka begitu pintar menyembunyikan rahasia,” gumam Lina lirih, tetapi masih bisa aku dengar. Apakah Lina mengetahui sesuatu? Ah, dari pada penasaran lebih baik aku bertanya saja padanya.“Lina, apakah kamu sudah tahu sejak lama kalau Sintia memang dekat sama mereka? Aku pernah bercerita padanya tentang semua masalahku waktu itu. Bahkan, dia sendiri yang memberikan solusinya,” ucapku menatap ke arah Lina yang masih fokus menatap mereka semua. “Maaf, kalau aku melakukan sesuatu tanpa izin darimu, Areta,” ucap Lina, “saat melihat tetesan air matamu membasahi pipi waktu itu, membuatku ingin mengetahui lebih dalam lagi masalah yang kamu sembunyikan, apalagi saat itu aku melihat kamu menatap Abian dan mertuamu bersama seorang wanita

  • Foto di Dalam Mobil Suamiku   Bab 37

    Angel langsung memeluk erat Siska, dia tidak menyangka akan bertemu dengan salah satu putri sahabatnya, yaitu Yura. Angel masih menangis terisak di pelukan siska. Siska juga ikut menangis, dia tidak menyangka usahanya selama bertahun-tahun untuk mencari seorang wanita yang bernama ‘Angel Adimarta’ akhirnya ketemu juga. Sedangkan Riyan terus mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia tidak ingin kehilangan sang kekasih, karena Siska adalah satu-satunya seorang wanita yang membuat dia nyaman selain ibunya sendiri. Siska melepaskan pelukannya, lalu menatap Angel dengan haru, dia berharap keluarga Adimarta benar-benar bisa menolong kakak iparnya selama ini.Siska mengeluarkan ponsel miliknya lalu memesan taksi online, dia tidak ingin membawa sang kekasih dalam bahaya. Dia akan pergi sendiri untuk menyelamatkan keponakannya serta sahabat almarhum mamanya. Sedangkan Riyan juga sibuk dengan ponselnya miliknya untuk menghubungi para sahabatnya. Tentu saja untuk menyelamatkan Siska dan yang la

  • Foto di Dalam Mobil Suamiku   Bab 36

    Cepat, Kak, hubungi Kak Cakra!” teriak Siska, “cepat, Kak. Kak Areta dalam bahaya!”Riyan yang mendengar teriakan Siska langsung saja melakukan apa yang dikatakan sang kekasih. “Ya, Allah. Lindungi Keyra dan Kak Areta,” ucap Siska lirih. Sedangkan Riyan masih sibuk berbicara dengan Cakra lewat sambungan telepon.“Sayang, tenang, ya. Cakra sudah mulai bertindak,” ucap Riyan menenangkan Siska, “mereka pasti baik-baik saja,”Tidak lama Siska kembali mendapatkan notif pesan dari ibu tirinya. Tangannya pun terulur memegang ponsel miliknya lalu membuka pesan itu.[Aku kasih kamu waktu sampai malam, kalau tidak. Maka, anak ini akan menerima akibatnya sendiri. Dan ingat! Jangan pernah membawa polisi!] Siska langsung saja membalas pesan dari ibu tirinya itu[Aku lagi dijalan, Bu. Jangan sakiti keponakan aku] Siska membalas pesan itu dengan tangan yang gemetar. Riyan yang melihat itu langsung saja mengambil alih ponsel Siska lalu membaca pesan tersebut. Tangan Riyan mengepal erat. Dia tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status