Home / Young Adult / Friendships / 2. Kesederhanaan

Share

2. Kesederhanaan

Author: Yuniiro
last update Last Updated: 2021-06-01 21:02:13

Mereka ber 6 telah sampai dirumah alin, rumah sederhana yang dikelilingi tanaman-tanaman indah. Mereka ber 6 hidup di dalam sebuah pedesaan yang masih sangat asri, hari-hari mereka selalu diisi dengan kesederhanaan.

"Lin, dirumah ada siapa?" tanya Vera

"Ada ibu, lagi bikin adonan gorengan buat dijual nanti sore." jawab Alin

Vera mengangguk-nganggukan kepalanya, "Yaudah ayo kita mulai masaknya."

Mereka pun memulai kegiatan liliwetannya itu, yang laki-laki tengah sibuk menyiapkan kayu bakar dan yang perempuan tengah sibuk mengiris bahan-bahan yang akan dimasak.

Tiba-tiba terdengar jeritan saat mereka sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Aww, panasss!" ucap Glen sambil meniup-niup jari telunjuknya

"Dih, dasar orang kota, lebay amat." ucap Bimo

Glen terlihat kesal, "lebay lebay aja lo, nih coba rasain sendiri."

Teman-teman glen hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum, karena ya memang mereka memaklumi Glen yang baru hidup beberapa bulan di desa bersama mereka.

Glen berasal dari jakarta, namun karena usaha orang tuanya yang sedang bermasalah, jadi Glen dititipkan ke pamannya yang ada di desa itu.

Glen adalah laki-laki tertampan didalam persahabatan mereka, Glen memiliki perawakan yang jangkung meskipun umurnya baru menginjak 18 tahun. Kulitnya putih, dan iris mata yang mampu menghipnotis siapapun yang memandangnya terlalu lama.

Namun, mereka ber 6 telah berkomitmen saat membentuk persahabatan itu, mereka tidak akan pernah melibatkan perasaan dalam persahabatan itu.

"Ini tempenya udah selesai di potong-potong, langsung di goreng aja nih" ucap Alin kepada Glen, karena zaki dan bimo tengah pergi mencari kayu bakar tambahan.

"No no no, gua gabisa ngegoreng tempe, nanti kejadian yang tadi keulang lagi, gamau gamau, pokoknya gua gamau." tolak Glen dengan nada so' artis nya.

Ghea menghampiri mereka dan berkata, "Bener-bener lebay lu ya! Sana iris tahu aja deh"

Ghea mengambil alih tugas menggoreng, dan Glen hanya bertugas menonton saja.

🦋🦋🦋

Beberapa menit kemudian, makanan yang mereka goreng telah matang. Kemudian mereka mentata makanan itu diatas daun pisang yang telah dibersihkan.

Menu yang mereka masak adalah nasi liwet, tahu, tempe, ikan asin, tumis kangkung, dan sambal goreng. Tidak lupa, kerupuk akan selalu hadir dalam kegiatan makan-makan.

"Nah, mari kawan-kawanku, mari kita isi ulang perut kita yang sudah keroncongan." ucap Glen semangat

"Tadi aja giliran bagian masak, paling ribet. Giliran bagian makan, paling semangat" sindir Zaki

Glen hanya tertawa dan menunjukan lesung pipit dipipi nya. Huh, dia terlihat sangat manis!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuniiro
kerennnnnn
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Friendships   21. Terpisahkan Oleh Jarak (Ending)

    Beberapa bulan kemudian, Basecamp berupa Saung yang berada di tengah hamparan sawah yang sangat luas, terlihat sangat kotor dan tidak terawat. Bagaimana tidak, orang-orang yang selalu mengisi tempat itu dengan canda, tawa, dan nyanyian telah terpisah karena waktunya untuk mengejar mimpi mereka masing-masing telah tiba.Bimo memilih merantau ke Kalimantan, Zaki bekerja sebagai buruh pabrik di Daerah Bandung, Ghea ikut kepada ayahnya ke Bogor, Alin kuliah dan pindah rumah ke Cirebon bersama kedua orang tuanya, dan Glen, Ia berada di Jakarta, meneruskan usaha orang tuanya dan berkuliah juga. Hanya tersisa Vera di sini."Kalian apa kabar?" tanya Vera sambil duduk di Saung yang memiliki seribu kenangan manis itu.Ia sering kali merasa rindu kepada teman-temannya. Rindu yang sangat amat terasa di dadanya, sering membuat dirinya menangis."Vera kangen sama kalian ..." ucapnya lirih."Vera harap, kalian bahagia, kalian sukses, kalian sehat di s

  • Friendships   20. Tidak Terasa

    Hari yang sangat cerah. Alin, Glen, Ghea, Bimo, Zaki dan Vera tengah berkumpul di Basecamp mereka."Ga kerasa ya, kita udah pada dewasa. Kayanya sebentar lagi kita bakalan fokus ngejar mimpi kita masing-masing deh," ucap Vera di tengah kesunyian di antara mereka."Iya. Di suatu pertemuan pasti akan selalu ada perpisahan, entah itu karena Impian, kewajiban atau hal yang lain. Yang jelas, kita harus selalu bisa ngerasa ikhlas waktu tiba-tiba kita harus terpisahkan," balas Ghea."Guys," panggil Glen."Apa?""Iya?""Apa?""Mmm ... gue berat ngomong ini. Tapi mau gimana lagi, ini udah keputusan keluarga gue," ucap Glen."Emangnya apa Glen?" tanya Alin."Gue mau nerusin kuliah di Jakarta, sekalian nerusin usaha bokap yang udah mulai agak maju," balas Glen.Jawaban Glen seakan membuat hati mereka sangat sakit. Entahlah, walau Glen hanya pergi ke Jakarta, tapi rasanya sangat berat ketika salah satu dari mereka harus

  • Friendships   19. Sampai Jumpa Lagi, Denis.

    Saat malam hari, Denis dan Alin sedang makan malam. Alin memasak nasi goreng spesial untuk mereka berdua."Gimana Denis, enak ga masakan Kakak?" tanya Alin.Denis mengangguk semangat. "Enak banget Kak, Kakak emang jago masak ya, kaya Ibunya Denis," ucap Denis."Syukur deh kalo Denis suka, Kakak jadi seneng."Setelah makan malam selesai, Denis membawa piring kotor menuju wastafel yang terletak di Dapur."Denis, biar Kakak aja ya yang nyuci piring," ucap Alin, Denis mengangguk.Lalu Denis berjalan menuju ruang tamu. Ia mengambil sapu dan mulai membereskan barang-barang dan menyapu lantai.Alin yang baru selesai mencuci piring lantas melihat ke Ruang tamu."Denis, ga perlu repot-repot, sayang," ucap Alin sambil menghampiri Denis."Ga papa, Kak. Denis suka bantu-bantu Ibu juga kok di Rumah," ujar Denis sambil tersenyum, Alin ikut tersenyum melihat itu."Ya udah, makasih banyak ya Denis ... kamu baik banget deh, Kakak

  • Friendships   18. Anak Yang Malang

    Kemudian, anak kecil itu dibawa pulang oleh Alin, selama belum ada pihak keluarga yang menanyakan keberadaan anak kecil itu. "Dek, kalau boleh tau, nama adek siapa?" tanya Alin pada anak kecil yang sedang bersedih itu. "Nama aku Denis, Kak." Anak itu menjawab dengan suara yang pelan. Alin mengusap kepalanya, ia merasa sangat iba terhadap anak yang malang itu. "Rumah kamu di mana? Kok Kakak kayaknya ga pernah liat kamu ya?" tanya Alin lagi. "Rumah aku ada di desa seberang, Kak. Aku suka banget naik biang lala, makanya Ibu ngajak aku ke pasar malam itu," jawab Denis, Alin menganggukkan kepalanya pelan. "Ya sudah, kamu ga usah khawatir ya, pasti Ibu kamu baik-baik aja. Sekarang kamu istirahat aja," ucap Alin. Denis memang anak yang baik, terlihat saat pertama kali di bawa ke rumah Alin, ia nampak sangat sopan dan penurut. "Kak, Denis ngantuk," ucap Denis. "Yuk tidur, udah larut malem juga," ajak Alin.

  • Friendships   17. Tragedi Pasar Malam

    Setelah mereka naik, biang lala mulai berputar pelan. Alin sangat terkagum-kagum melihat pemandangan dari atas. "Waw ... Indah banget, Alin suka," ucap Alin. "Indah banget ya, Lin. Ghea juga suka," ujar Ghea. "Alin suka banget sama biang lala, setiap ada pasar malam kayak gini, Alin pasti wajib naik biang lala ini. Alin suka pemandangan," ucap Alin. Saat diputaran ke 3, lampu biang lala tiba-tiba mati. Semua yang menaiki biang lala menjerit-jerit ketakutan, kebanyakan anak kecil yang naik. "Mungkin korslet ya listriknya," tebak Vera. "Iya, udah biasa kok kaya gini kalau ada pasar malam, jadi santai aja," Ghea terlihat santai sambil terus melihat pemandangan di bawah. "Tapi Alin takut ..." rengek Alin. "Alin ... Ga papa kok. Tunggu 5 menit lagi ya, pasti jalan lagi," Ghea berusaha menenangkan Alin. Setelah itu, Alin berusaha untuk tenang. Namun, sudah 10 menit biang lala tak kunjung nyala. Ternyata ada kabel yang

  • Friendships   16. Pasar malam

    Hari itu Zaki, Glen, Bimo, Alin, Vera dan Ghea melihat ada selembaran kertas yang berisi pemberitahuan tentang adanya pasar malam di kampung mereka. Alin yang sudah lama tak pernah mengunjungi pasar malam lantas senang. "Wah ... Pasti seru nih! Alin mau naik sangkar burung ah ... Terus mau beli baju juga, Alin udah lama ga beli baju," ucap Alin dengan nada yang nampak bahagia. "Kalian mau datang?" tanya Ghea. "Ayo!" ajak Vera. "Gas lah!" "Ayokk!" "Kuyy!" Mereka sepakat untuk pergi bersama, sebab tempat diadakan pasar malam itu tidak terlalu jauh dari rumah mereka. *** Malam hari pun tiba, mereka pergi dengan berjalan kaki, sesekali mereka bercanda, dan tertawa. Lampu sorot pasar malam itu terlihat dari kejauhan, Alin semakin tak sabar ingin segera menaiki permainan yang ia sukai. Di pasar malam itu, selain pedagang, ada banyak juga wahana permainan sederhana. Seperti, kora-kora, ombak banyu

  • Friendships   15. Lotek Ceu Wati

    Keesokan harinya, Mereka tengah berkumpul di Saung. Berbincang-bincang mengenai rencana masa depan Mereka, sesekali Mereka tertawa karena lelucon yang selalu dilontarkan Bimo"Kalo Si Zaki mah lagi nungguin Si Ratih anaknya pak kades sampai lulus Sekolah. Katanya Zaki cinta mati sama Ratih" ucap Bimo"Yang mana sih Ratih teh?" tanya Vera"Itu ih Ver, yang cantiknya subhanallah banget. Tapi sayang, dia gaulnya sama anak kota, jadi susah deh buat luluhin hatinya." jawab Zaki dengan nada pasrah"Yaudah atuh kamu mah sama Ceu Wati we, kan Ceu Wati janda ngehot di kampung ini" sahut Ghea"Gamau bekas orang lain!" tolak Zaki"Ya terus kamu mau nungguin hati Ratih luluh sampai kapan? Gimana kalo sampai perang dunia ke 3 Ratih belum luluh-luluh sama kamu?" ucap Bimo"Jodoh mah gaakan kemana Bim, siapa tau Ratih berjodoh sama Gue, kan enak ke Gue nya ha ha ha" Zaki tertawa sendirian"Kenapa pada diem?" tanya Zaki"Ga lucu ah si Z

  • Friendships   14. Selamat ulang tahun, Ghea

    Saat sore hari tiba, Glen, Bimo, Zaki, Vera dan Alin sudah siap untuk memberi surprise kepada sahabatnya, Ghea. Mereka melakukannya di halaman belakang rumah Zaki yang agak luas"Ver, sekarang kamu ke rumah Ghea terus kamu bilang kalo ada sesuatu yang penting banget, kamu harus bilangnya pake nada yang khawatir atau orang ketakutan" ucap Alin pada Vera, mereka mencatat semua rangkaian acaranya di dalam buku"Oh oke, Lin! Tapi kita mulainya pas langit udah gelap aja kali ya? Biar lebih bagus gitu pas bikin surprise selanjutnya" usul Vera"Boleh juga tuh!" ucap Glen menyetujuiMereka tersenyum dan segera beranjak memasangkan lampu hias kerlap-kerlip, sesuai kesukaan Ghea, Mereka memasang warna Gold dan Merah."Aku ambil dulu ya kue nya ke Rumah. Nanti habis magrib kita mulai rencananya!" ucap Alin dengan semangat"Ayo Lin! Vera anter ke Rumah" ajak Vera"Yuk!"Mereka pun pergi ke rumah Alin untuk mengambil kue ulang tahun y

  • Friendships   13. Rindu Glen

    Setelah 1 minggu berlalu, Glen masih belum pulang ke Desa, ia masih tinggal di Jakarta. Alin, Ghea,Vera Bimo dan Zaki sudah tak sabar menanti kepulangan sahabat terlebaynya itu. Namun, walaupun lebay, pada saat Alin dipatuk ular, Glen lah yang sangat sigap menolong Alin. Maka dari itu, Alin ingin segera bertemu dengan Glen untuk mengucapkam terima kasih sebanyak-banyaknya. "Glen sempet nelfon kalian ga?" tanya Ghea kepada Bimo dan yang lainnya. Namun, mereka menggelengkan kepala. "Engga ko, Glen ga nelfon kita. Kayanya Glen masih lama di sana, maklumlah mungkin dia masih dalam keadaan berduka, makanya dia masih pengen diem di Sana." jawab Zaki "Kok gue ngerasa kangen ya sama orang itu. Bukannya kangen karena sebab yang lain, tapi kangen ketika kita ngumpul bareng-bareng dan bercanda ria sama-sama. Jujur, gue kangen banget" ucap Vera "Iya juga sih, suasananya beda banget ya, ketika salah satu dari kita ada yang pergi atau absen dari kumpulan gini. Enta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status