BAB 1 SKY AND GERALD

Sudah 10 tahun Sky Adington dan Gerald Dawson bekerjasama membangun sebuah perusahaan multi nasional bernilai triliunan dolar. Mereka telah berada di puncak kesuksesan. Sky dan Mr. Dawson adalah pemilik mutlak 80% saham perusahaan yang mereka bangun sendiri selama satu dekade.

Mr. Dawson adalah tutor yang hebat bagi Sky yang tadinya hanyalah anak muda kaya yang memiliki banyak warisan. Dari sahabat ayahnya itulah Sky belajar banyak mengenai dunia bisnis yang sekarang telah membesarkan namanya. Gerald Dawson memang bukan hanya sekedar seorang tutor baginya, dia juga sudah menjadi teman, sahabat, sekaligus orang tua kedua bagi Sky.

Sepuluh tahun yang lalu Mr. Dawson menyarankan Sky untuk membeli sebuah perusahaan finansial yang sedang pelik tapi sudah cukup memiliki nama. Dari situlah bisnis kerja sama pertama mereka dimulai sampai sekarang telah menjadi salah satu perusahaan perbankan terbesar di Amerika Utara dan telah memiliki hampir dua ratus anak perusahahan yang juga bergerak di bidang keuangan.

Sky Adington dan Gerald Dawson merupakan kombinasi yang briliant dalam menjemput kesuksesan meskipun mereka berbeda usia. Gerald Dawson adalah pria 60 tahun yang sekarang lebih banyak bersantai di mansion mewahnya untuk menghabiskan hari tua. Sedangkan Sky Andington adalah pemuda 30 tahun yang sedang sangat menikmati puncak kesuksesan karir bisnisnya di usia yang masih sangat muda, dia lebih banyak bersenang-senang dengan kebebasannya sebagai pria lajang tanpa ingin terikat dengan apapun yang menyusahkan hidupnya.

Sudah hampir tujuh tahun Sky mengancani putri tunggal Gerald. Bukan tanpa pamrih, Sky juga tidak naif jika wanita itu akan sangat berguna untuk mengokohkan posisinya di perusahaan. Tapi anehnya sampai saat ini Gerald memang belum juga memberinya restu untuk menikahi putrinya. Kadang pria tua itu juga bisa sangat keras kepala dan menyusahkan. Meski demikian bukan berarti Sky tidak bisa tetap bersenang-senang dengan tubuh bergairah putri cantik Gerald.

"Oh, Sky... " wanita itu mulai mencengkeram dadanya sendiri sembari terus bergerak mengikuti keinginan pria yang berbaring di bawahnya.

Sky mencengkram pinggang ramping Celine Dawson agar terus bergerak naik turun mengikuti ritme yang dia inginkan sampai kemudian wanita itu memekik kaku hingga tulang punggungnya melengkung dan akhirnya roboh di atas dada bidang Sky yang ikut puas dengan tubuh menyenangkan putri tunggal sahabatnya.

"Sampai kapan kita akan seperti ini?"

"Sampai ayahmu memberiku restu untuk menikahimu."

"Aku tidak tahu apa yang dia tunggu, kupikir dia juga sangat menyukaimu."

"Kita sama-sama tidak tahu, Sayang." Sky meraba tubuh Celine yang terkolek lembut tanpa terbalut apapun. "Mungkin dia akan sangat cemburu jika aku juga memilikimu. "

"Omong kosong! kupikir dia lebih menyukaimu dari pada aku, putrinya sendiri."

"Jangan bilang kali ini kau yang cemburu? "goda Sky untuk wanita yang baru berguling menjatuhkan diri di sampingnya.

"Aku memang pria paling beruntung di muka bumi ini karena bisa mendapatkan gadis seindah dirimu, " goda Sky saat sudah kembali menelusuri tubuh polos wanitanya dengan berbagai ciuman.

"Aku sudah bukan anak gadis lagi yang bisa kau rayu dengan gombalan macam itu. Kau sudah mengambilnya berulang kali seperti bajingan yang sangat curang karena tidak juga segera menikahiku dengan berani."

"Sungguh itu bukan mauku. "

"Lihat bagaimana kau sudah menjadikanku wanita jalang tidak tahu malu seperti ini. Bahkan sekarang aku rela merangkak ke ranjangmu hanya untuk kau tiduri di sela kesibukanmu mengencani gadis-gadis pirang berdada besar!"

"Jangan cemburu, " bujuk Sky yang sepertinya memang tidak pernah kehabisan akal untuk merayu wanita. Tangannya sudah kembali turun untuk menggoda puncak gairah wanitanya.

"Ingatkan pada wanitamu yang kurang ajar, jangan berani-berani lagi mengangkat teleponku apa lagi dengan memamerkan desahannya di atas tubuhmu!"

Celine mulai kembali menggeliat gelisah merapatkan selah pinggulnya yang kembali menebal.

"Pelacur murahan akan besar kepala jika terlalu kau manja seperti tuan putri! "