Share

Bab 5

Candra bergegas masuk menuju ke ruangannya, dari pagi ia memang tidak datang ke kantor karena ia harus pergi ke suatu tempat untuk survei lokasi pembangunan resort milik nya.

Ia bersiap-siap karena sebentar lagi acara rapat akan di mulai sedangkan beberapa rekan bisnis nya sudah menunggu di ruang rapat sampai pada akhirnya yang di tunggu-tunggu akhirnya menapkaan diri.

Sedangkan Aleksa dan Ida kembali melanjutkan pekerjaan. Mereka memiliki waktu 1 jam istirahat sehingga waktu tersebut cukup mereka gunakan untuk membuka rekening dibank yang lokasi nya masih di area kantor itu.

1 jam berlalu, acara rapat berjalan dengan lancar, orang-orang penting yang menghadiri rapat itu juga sudah pulang.

Karena acara rapat sudah selesai Bu Ajeng yang adalah senior OG di kantor itu memerintahkan Ida dan Aleksa untuk kembali membereskan ruang rapat.

"Ida, ibu minta kalian berdua untuk membereskan kembali ruang rapat tidak apa-apa kan" pinta Bu Ajeng.

"Gak apa-apa Bu, emang rapat nya sudah selesai"? tanya Ida

"Kamu siapa namanya? tanya Bu Ajeng kepada Aleksa.

"Saya Aleksa Bu, saya OG baru di sini" Aleksa memperkenal diri.

"Ya sudah kalo begitu Aleksa bisa sekalian ikut membantu Ida membersihkan ruang rapat ya"

"Baik Bu kalau begitu kami permisi" jawab Ida dan Aleksa.

Keduanya bergegas berjalan menuju ke arah ruangan rapat. Disana mereka tidak mendapati siapapun, mereka berfikir bahwa hanya mereka berdua saja yang ada di sana.

Keduanya hampir tiba di depan pintu, namun Ida tiba-tiba menghentikan langkahnya karena iya melupakan sesuatu.

"Aleksa sepertinya aku lupa menaruh kunci loker ku, kamu gak apa-apa kan kalau masuk duluan nanti aku susul" kata Ida sambil meraba-raba saku celana nya berharap kunci itu ada di sana.

"ya udah gak apa-apa, mba Ida cari dulu aja kuncinya" jawab Aleksa.

"ya udah ini nampan nya boleh nitip kan" ? kata Ita lagi sambil menyerahkan nampan kepada Aleksa, lalu ia buru-buru berlari meninggalkan Aleksa seorang diri untuk mencari kuncinya. melihat Ida yang begitu nampak panik Aleksa hanya bisa geleng-geleng kepala lantas ia pun melanjutkan langkah nya.

setibanya di depan pintu ruang rapat, Aleksa tidak mendengar suara apapun. sehingga iya berfikir bahwa semua orang di ruangan itu sudah pergi, ia menarik ganggang pintu dan masuk. namun Aleksa begitu terkejut setelah mendapati ada seorang pria yang masih berada di ruangan itu. pria itu sedang berdiri dengan posisi membelakangi, dari atas ia memandang ke arah jalan yang di padati dengan kendaraan yang berlalu-lalang.

Aleksa tidak tahu siapa pria itu karena wajah nya tidak nampak. namun ragu-ragu Aleksa melangkah mendekati meja bermaksud ingin mengambil gelas-gelas yang ada di meja itu. sebelum dirinya mendekat, pria yang tadinya membelakangi dirinya memutar badan dan menoleh ke arahnya. Alangkah terkejutnya Aleksa saat mendapati wajah pria itu sama dengan wajah pria yang semalam di temui nya, begitu juga dengan Candra yang nampak sangat terkejut karna wanita itu juga yang sempat di lihat nya.

Candra berjalan mendekat ke arah nya, Aleksa yang nampak panik buru-buru memasukan gelas di nampan berharap bisa keluar sebelum pria itu sampai di hadapannya. langkah kaki Candra yang semakin mendekat membuat Aleksa semakin tidak dapat berkonsentrasi hingga tanggan nya menyenggol satu gelas yang membuat gelas itu menggelinding jatuh ke lantai. Aleksa tidak memiliki waktu untuk keluar dari ruangan itu sehingga ia hanya berbalik badan membelakangi Candra berharap pria itu tidak mengenali wajahnya.

Candra memasukan kedua tangan di saku celana dan memandang ke arah Aleksa dengan tatapan dingin. kini posisi nya sudah berada samping Aleksa.

"kamu pikir aku tidak mengenalimu"

ucapan Candra membuat Aleksa semakin panik lantaran pria itu ternyata mengenali wajahnya.

"tu...tuan kenapa anda bisa di sini, bukankah saya sudah berjanji bahwa saya akan mengganti rugi kejadian semalam" jawab Aleksa dengan pandangan menunduk lantaran dirinya tidak berani menatap wajah pria yang berhadapan dengannya.

Candra melihat seragam yang di kenakan Aleksa, sambil tersenyum mengejek.

"pakaian ini sangat cocok untuk mu" ucap Candra.

Aleksa tahu bahwa Candra menghina dirinya, ia sungguh tidak tahan lagi berada lama-lama di ruangan ini dan ingin segera pergi dari tempat itu. Aleksa membalikan badannya ke arah pintu bermaksud ingin keluar. namun tangan Candra menarik nya dengan kuat.

"Mau kemana, bukan kah ini tugas mu cepat bereskan atau aku akan memecatmu" ucap Candra lagi.

Setelah mendengar ucapkan itu Aleksa berjongkok untuk memungut serpihan gelas yang pecah akibat dirinya, ia tak berani untuk mengucapkan sepatah katapun lagi. Candra yang melihat itu merasa sangat puas lantas ia pun pergi melangkah keluar meninggalkan ruangan itu.

Aleksa memperhatikan langkah Candra dari belakang hingga sosok itu tidak terlihat lagi dari balik pintu. Ia merasa lega setelah mendapati sosok itu sudah pergi, lalu ia pun dengan segera mengambil serpihan gelas yang tadinya tercecer hingga bersih.

Tak lama terdengar suara langkah kaki lain, lebih tepatnya langkah kaki Ida yang berlari kecil memasuki ruangan itu.

"Aleksa maafkan aku sudah membuatmu membereskan semua ini sendirian" ucapnya merasa sangat bersalah.

"Gak apa-apa mba lagian ini udah selesai kok"

jawab Aleksa.

Ida berjalan mendekati Aleksa, matanya melihat ke arah serpihan pecahan kaca yang sudah dibersihkan, namun Aleksa buru-buru menjelaskan.

"gelasnya gak sengaja kesenggol dan pecah"

"tapi kamu gak kenapa-napa kan" tanya Ida lagi.

"aku gk apa-apa kok mba"

"Ya udah, kalo gitu biar aku aja yang bawa nampannya, kan dari tadi kamu udah beresin ini sendirian"

Ida merasa bersalah lantaran telah membiarkan Aleksa membersihkan tempat itu sendirian. Ia mengambil nampan berisi gelas yang sudah tersusun rapi dan membawanya keluar dari ruangan itu untuk di bersihkan.

Setelah keduanya sampai di pantry Ida meletakan gelas itu ke wastafel untuk di cuci, Aleksa yang mengikutinya dari belakang berdiri disebelahnya dengan maksud membantu Ida tapi tangannya buru-buru di tepis oleh Ida saat dirinya akan mengambil satu gelas dari wastafel.

"Aleksa karna kamu udah membereskan ini sendirian, jadi mencuci ini adalah bagianku"

"gak apa-apa mba aku bantu aja, lagian udah gak ada tugas lain"

Ida menggandeng tangan Aleksa dan membawanya menuju ke arah salah satu kursi yang terletak di sana dan mendudukan tubuh Aleksa.

"Nah, kamu duduk aja istirahat di sini kamu pasti capek kan"

Ida kembali dengan aktifitas nya mencuci gelas yang ada di westafel. Sementara Aleksa duduk di kursi tidak jauh dari tempat Ida mencuci.

"Mba Ida pemilik perusahaan ini namanya siapa, mba tau" tanya Aleksa sedikit penawaran.

"Yang punya kantor ini namanya pak Candra, emang kenapa tiba-tiba tanya itu apa udah ketemu sama pak Candra"? tanya Ida

"Engak cuma pengen tau aja" jawab Aleksa.

"Dia bos yang sangat tampan tapi sikapnya dingin, dan aku dengar-dengar dia belum menikah"

"Memang dia umur berapa kok belum menikah"

tanya Aleksa lagi.

"Umur nya 28 tahun makanya dia menjadi CEO idola semua wanita di sini"

"Apa mba juga mengidolakan nya"?

"Iya"

"Kalo yang minta kita membersihkan ruang rapat tadi siapa" tanya Aleksa lagi.

"Itu pak Farhan asistennya tuan Candra, kamu naksir ya" goda Ida

"Enak aja, mba aja kan mba lebih cocok sama dia"

"Mba mah mau aja, tapi dia nya yang gak mau sama mba" balas Ida lalu keduanya pun tertawa.

Tak lama suara telpon yang ada di pantry berbunyi.

"Aleksa minta tolong angkat telpon nya"

Aleksa yang mendapat perintah itu bergegas ke arah telpon.

"Halo"

"Buatkan kopi, antarkan ke ruangan saya"

Sebelum Aleksa sempat menjawab suara dari seberang, sambungan telpon itu sudah lebih dulu terputus.

"Kenapa, bengong" tanya ida

"Ada yang minta di buatkan kopi, mba tau siapa" ?

"Itu tuan Candra, karena yang biasanya meminta kopi dan minta di antar ke ruangannya itu cuma dia. kalau untuk karyawan lain mereka buat sendiri. Oh iya Aleksa, mba boleh minta tolong buatkan kopi untuk tuan Candra sekalian antar ke ruangannya ya, itung-itung perkenalan supaya kamu tahu siapa bos kita"

" tapi kan aku gak tau ruangannya mba"

"ruangannya ada di lantai 3 nanti kamu bisa pake lift, di sana ada Asisten pribadi nya namanya mba Nana kamu bisa tanya dia"

Aleksa bergegas membuat secangkir kopi setelah selesai Aleksa bersiap membawa kopi ke lantai 3.

"Mba Ida aku antar kopinya dulu ya"

"Hati-hati jangan membuat kesalahan, nanti kamu di amuk" jawab Ida mencoba menakut-nakuti Aleksa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status