Share

Bab 4

Sekarang sudah tengah Malam, Aleksa tidak tahu kini harus kemana lantaran ia tidak memiliki uang dan tempat tinggal. Dirinya juga tidak berniat kembali kerumah, karena jika ia kembali pasti Lina dan Yira akan menyerahkan dirinya ke pak Nurdin.

Aleksa buru-buru mencari tempat yang aman supaya bisa beristirahat. Ia tidak ingin berlama-lama di jalan mengingat malam-malam seperti ini tindakan kriminal ada di mana-mana. Aleksa terus berjalan ke arah kota sampai akhir nya ia menemukan sebuah rumah kosong yang bisa dirinya gunakan untuk sekedar beristirahat malam ini. Bagaimana pun besok ia harus mendapat kan pekerjaan supaya ia bisa menyewa kos-kosan untuk tempat tinggal nya.

*********

Hari menjelang pagi, Aleksa bangun dari tidur nya, ia hanya mengganti pakaiannya lalu pergi untuk mencari pekerjaan. Aleksa berjalan ke arah kota berharap ada beberapa toko yang mungkin membutuhkan karyawan.

Aleksa memasuki toko satu persatu untuk bertanya apakah sedang membutuhkan karyawan, namun dari beberapa toko yang sudah ia masuki juga belum ada lowongan. Terakhir Aleksa memasuki toko roti namun lagi-lagi ia di tolak lantaran memang belum membutuhkan karyawan baru.

Aleksa bingung harus mencari kemana lagi, ia sangat lapar karena seharian belum makan. Ia melihat sekitar dan mendapati ada wastafel di sebelah toko roti, ia berjalan menuju ke arah wastafel dan membasuh muka nya untuk memberikan rasa sejuk.

Seseorang memperhatikan Aleksa sejak tadi di toko roti. Ia menghampiri Aleksa yang baru saja membasuh wajah nya.

"Halo mbak, kenalin aku Ida"

anita itu mengulurkan tangan ke arah Aleksa.

"Aku Aleksa"

Balas Aleksa menyambut uluran tangan Ida.

"Aku denger kamu lagi cari kerjaan yah"? tanya Ida.

"Ia saya lagi nyari kerjaan, tapi belum ada yang butuh karyawan baru" jawab Aleksa.

Ida bisa melihat ada rasa kecewa yang nampak di raut wajah Aleksa.

"Aleksa, di tempat ku sedang buka lowongan tapi untuk posisi OG, kalo kamu mau kamu bisa ikut aku biar nanti aku kasih tau sama HRD di kantor"

Ida adalah seorang OG yang bekerja di sebuah perusahaan yg tidak jauh dari tempat mereka berada saat ini. Tadinya ia bermaksud ingin membeli beberapa roti untuk bekal sarapan, namun siapa sangka ia bertemu Aleksa yang kebetulan sedang membutuhkan pekerjaan. Ida merasa kasihan dengan Aleksa karena bagai manapun dirinya pernah berada di posisi Aleksa saat ini. Itulah kenapa ia tergerak untuk membantu Aleksa supaya Aleksa bisa ikut bekerja di tempat dirinya sekarang ini.

"Mba Ida serius ada lowongan pekerjaan"?

Wajah Aleksa seketika membentuk senyuman, seolah ada harapan baru yang membuat nya kembali bersemangat.

"Iya serius, kamu bisa ikut aku sekarang, biar nanti kamu bisa ketemu dengan HRD nya langsung" kata Ida lagi

"Iya mba aku mau, makasih mba udah bantu aku, kalau gak ada mba Ida aku gk tau harus cari kerjaan kemana lagi" Mata Aleksa berkaca-kaca ia merasa bahagia karena setelah berkeliling mencari akhirnya ia mendapatkan tawaran pekerjaan.

"Ya udah kalo begitu kamu bisa ikut saya, Ayuk"

Ida menarik tangan Aleksa tanpa ragu, keduanya pun berjalan beriringan menuju kantor tempat dimana Ida bekerja.

Sesampainya di sana Aleksa nampak terpana dengan bangunan kantor yang tinggi menjulang. Mata nya tak lepas dari bangunan yang ada di depannya sekarang ini.

"Gimana kamu suka gak sama tempatnya"

Tanya Ida yang ikut tersenyum melihat kebahagiaan di wajah Aleksa teman yang baru saja di kenal nya itu.

"Wah mba Ida kantor nya bagus bangat, dari arah depan saja sudah tampak megah, apa lagi di dalamnya"

Balas Aleksa yang seperti tidak sabar ingin masuk untuk melihat isi dalam kantor itu.

"ya sudah kalau begitu ayo masuk biar aku anterin kamu ketemu HDR dulu"

Keduanya pun masuk menuju ke arah ruangan HRD, dari awal pintu masuk hingga berada tepat di depan pintu ruangan HRD mata Aleksa di buat terpesona dengan isi dalam kantor yang nampak mewah, bersih dan luas itu.

Aleksa memperhatikan orang-orang yang bekerja di kantor itu nampak cantik dan tampan.

Mereka berdandan bak artis serta mengenakan perpakaian rapi dan bersih, sangat berbeda dengan dirinya yang justru terlihat sangat lusuh.

Namun ia tak begitu mempedulikan tatapan orang-orang terhadapnya, asalkan dirinya diterima bekerja saja ia sudah sangat bersyukur.

"Kita udah sampai di ruangan HRD, namanya pak Parman kamu gk usah khawatir dia orangnya baik kok" Ida meyakinkan Aleksa supaya saat bertemu pak Parman Aleksa tidak gugup.

"Iya mba Ida"

"Ya udah sekarang ayo masuk biar aku antar ke dalam" jawab Ida.

Ida mengetuk pintu, setelah mendapatkan respon yang meminta nya masuk Ida memutar ganggang pintu sehingga nampak wajah pak Parman yang tengah duduk di mejanya.

"Permisi pak ini ada teman saya namanya Aleksa, katanya Aleksa bersedia bekerja sebagai OG di sini pak" Ida memperkenalkan singkat perihal maksud dan kedatangan Aleksa.

"Saya Aleksa pak" Aleksa memperkenalkan diri

Pak Parman memandang ke arah Aleksa yang berdiri tepat di sebelah Ida.

"Aleksa apakah sebelumnya kamu sudah pernah bekerja"? tanya nya

"Saya belum pernah bekerja pak, ini pertama kalinya" jawab Aleksa.

"Baik lah saya mengizinkan kamu bekerja di sini, jika ada yang belum kamu pahami nanti kamu bisa tanya Ida atau yang lain supaya membantu kamu, dan kamu Ida tolong jelaskan pada Aleksa apa saja tugas yang harus di kerjakan"

balas pak Parman.

"Baik pak" jawab Ida yang mengerti maksud pak Parman.

Aleksa begitu bahagia, akhir nya ia bisa bekerja dan dia juga bisa menyewa kos untuk tempat tinggalnya nanti.

"Terimakasih pak sudah menerima saya bekerja di sini, dan kalau boleh tau kapan saya mulai bisa bekerja pak"? tanya Aleksa lagi

"Kamu udah bisa bekerja mulai hari ini, nanti Ida dan yang lainnya akan membantu kamu"

jawab pak Parman.

"Baik pak, kalau begitu kami permisi" jawab Ida.

Setelah keluar dari ruangan itu, keduanya nampak sangat bahagia. Aleksa sangat berterimakasih kepada Ida, karena jika bukan karna Ida Aleksa tidak akan mendapatkan pekerjaan secepat ini.

"Ya udah sekarang ayo aku antar ke loker untuk berganti baju" Ida menuntun Aleksa ke ruangan lain tepatnya ke arah loker untuk berganti menggunakan seragam khusus OG.

"Ini loker kamu, nanti kalo datang kamu langsung ke sini untuk ganti baju sama simpan barang kamu, begitu juga nanti pas pulangnya" kata Ida lagi.

Setelah keduanya mengganti pakaiannya, mereka berlalu dan mulai mengerjakan pekerjaan masing-masing, sedangkan Aleksa masih nampak bingung apa yang harus dirinya kerjakan mengingat ia masih baru di kantor itu.

"Mba, aku boleh bantu mba Ida"

Aleksa menghampiri Ida yang tengah membersihkan kaca dan area pantry.

"Boleh"

Ida memperbolehkan kan Aleksa membantu dirinya itung-itung sambil mengajari Aleksa.

"Hari pertama memang nampak canggung, nanti kalo udah lama-lama bakalan terbiasa kok"

jawab Ida lagi.

"Ia mba, Aleksa bantuin apa nih mba"

"Kamu bantu-bantu keringin aja, biar aku yang lap" jawab Ida.

Keduanya pun melanjutkan aktivitasnya, keduanya sangat asik mengobrol hingga kedua gadis itu tidak menyadari kehadiran seseorang dari arah belakang yang sedang memperhatikan mereka.

"Ida"

Suara dari arah belakang sontak membuat keduanya berbalik.

"Eh pak Farhan, ada yang bisa saya bantu pak"

tanya Ida.

"Tolong kamu bersihkan ruang rapat sekarang, karna nanti siang tuan muda ada rapat"

perintah Candra.

"Baik pak, biasa kah saya mengajak aleksa untuk membuatu saya pak" pinta Ida berharap mendapatkan persetujuan dari atasannya itu.

Farhan mengarahkan pandangannya ke arah Aleksa yang tepat berada di balekang Ida.

"Apakah dia karyawan baru"? tanya Farhan.

"Iya pak namanya Aleksa"

"Baiklah kalau begitu kalian berdua boleh membereskan ruang rapat, pastikan tertata dengan rapi"

Setelah mengucapkan itu Farhan berbalik meninggalkan keduanya.

Saat sudah berada di ruangan rapat, keduanya mulai membersihkan tempat itu dan menata meja dan kursi serapi mungkin. Di sela-sela aktifitas nya Ida sambil bercerita banyak hal kepadaa Aleksa.

Ida memiliki sifat yang welcome, dan sangat mudah bergaul dengan siapapun. Aleksa sendiri sangat senang mengenal Ida karena selain kebaikannya Aleksa juga akhirnya memiliki seorang teman.

"Mba Ida udah berapa lama kerja disini"

tanya Aleksa.

"sudah 1 tahunan" jawab Ida

"pemilik perusahaan sebesar ini kira-kira siapa ya mba Ida udah pernah ketemu ? tanya nya lagi.

"Aleksa, pemilik Perusahaan ini seorang CEO tampan, namun banyak yang mengatakan kalau dia pria yang sangat dingin"

"Apa benar begitu mba Ida" tanya Aleksa lagi seperti tidak yakin dengan yang Ida katakan.

"Entahlah kata orang-orang si begitu" jawab Ida

Aleksa terdiam sesaat kemudian mereka pun melanjutkan lagi aktifitas di ruangan itu hingga semuanya selesai.

Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, di mana seluruh karyawan akan beristirahat untuk makan siang, begitu pun dengan seluruh OG dan OB.

Aleksa tidak memiliki uang untuk makan, sehingga dirinya hanya meminum air yang di sediakan di pantry untuk menghilangkan rasa laparnya.

"Aleksa aku cari kamu dari tadi mau ajak kamu makan siang di luar, ternyata kamu disini"

Ida menghampiri Aleksa yang baru saja menghabiskan minum nya.

"iya mba, mba makan aja di luar aku udah kenyang" jawab Aleksa.

Ida tahu Aleksa berbohong sebab saat membersihkan ruang rapat tadi, Ida mendengar perut Aleksa yang terus berbunyi.

"Aku tahu kamu pasti belum makan kan"? tanya Ida lagi.

"a...aku gak punya uang mba" jawab Aleksa yang akhirnya jujur.

"Aku akan mentraktir mu hari ini, jadi kamu gak perlu mikirin soal uang"

Ida melihat seperti ada masalah yang Aleksa sembunyikan tapi ia enggan memaksa Aleksa untuk menceritakan nya mengingat dirinya dan Aleksa baru saja saling mengenal.

"Ngak usah mba Ida, aku gak mau ngerepotin mba" jawab Aleksa merasa tidak enak hati mendengar tawaran Ida.

Ida juga tidak bisa memaksa supaya aleksa menerima tawarannya, ia tahu pasti Aleksa tidak akan mau walau ia paksa sekali pun. Namun dirinya tidak kehabisan akal untuk membantu Aleksa.

"Ya udah, bagaimana kalo aku pinjamin kamu uang 1 jt, nanti kamu bisa balikin pas kamu udah gajian"? kata Ida menawarkan berharap kali ini Aleksa menerima tawarannya.

Aleksa memandang ke arah Ida ia sangat tidak enak hati karena harus merepotkan Ida atas masalah ini, namun dirinya juga sangat membutuhkan uang untuk bertahan hidup sampai nanti dirinya menerima gaji pertama nya.

Ia tahu bahwa orang yang dapat membantu dirinya saat ini hanya Ida, sehingga ia memutuskan untuk menerima tawaran Ida itu.

"Mba Ida harusnya aku tidak merepotkan mba dalam hal ini"

"Kata siapa kamu merepotkan, kan aku yang menawarkan diri untuk membantu mu" jawab Ida yang tidak mau membuat Aleksa semakin merasa bersalah.

"Bagaimana, kamu mau kan terima tawaranku itung-itung sebagai tabunganku"

Setelah berfikir beberapa saat Aleksa menerima tawaran itu.

"Baiklah mba Ida aku menerima tawaran mba, tapi apakah tidak apa-apa jika aku mengembalikan uang nya setelah gajian nanti?

"Tidak apa-apa Aleksa, aku juga tidak akan menagihnya kalau kamu belum gajian"

jawab Ida sedikit tertawa.

Ida senang akhirnya ia bisa membantu Aleksa tanpa harus memaksa Aleksa menceritakan masalah nya.

"Ya udah ayo ke ATM dulu ambil uang nya, biar nanti sekalian aku antar buka rekening untuk penggajian mu nanti"

Keduanya berjalan menuju ke arah pintu luar dan berhenti sejenak di ATM. Ida mengambil beberapa uang lalu ia menyerahkan uang itu kepada Aleksa, setelah itu keduanya pun berlalu meninggalkan kantor menuju ke tempat makan.

Keduanya makan di tempat biasa dengan lauk sederhana karena menyesuaikan budget, sedangkan untuk aleksa gajian masih sangat lama jadi dirinya harus menghemat sampai penerimaan gaji tiba.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status