Share

Bab 6

Aleksa bergegas menuju lift dan menekan tombol lantai 3 sesuai yang di jelaskan Ida, dan benar saja di sana ada seorang perempuan cantik tengah duduk di mejanya.

"Mungkin itu mba Nana yang Ida masuk tadi, aku tanya mba Nana aja kali ya" kata Aleksa pada dirinya sendiri.

Aleksa menghampiri perempuan itu

"Permisi, mba saya di minta mengantarkan kopi untuk tuan Candra" Aleksa menyapanya dengan sopan sehingga wanita itu mengarahkan kan pandangannya.

"Apakah kamu karyawan baru di sini" tanya Nana

"Iya mba saya Aleksa karyawan baru di sini, dan ini hari pertama saya bekerja"

"Kenalin Aku Nana asisten pribadinya tuan Candra dan ruangan tuan ada di sebelah sana kamu masuk aja"

Nana menunjuk ke arah ruangan bos nya yang letaknya tidak jauh dari meja tempat ia duduk saat ini.

"Baik mba Nana terimakasih saya pamit dulu"

ucap Aleksa

"Baik"

Aleksa berjalan menuju ke ruangan yang di maksud dan mengetuk pintu beberapa kali.

"Masuk"

Setelah mendengar perintah itu tanpa menunggu waktu lama Aleksa segera membuka pintu. Saat sudah masuk itu lah Aleksa di buat sangat terkejut bahwa laki-laki yang berada di ruangan rapat bersamanya tadi ternyata adalah tuan Candra. Candra sedang memainkan benda pipih di tangannya, setelah mendengar tidak ada suara apapun Candra memalingkan pandangannya ke arah pintu dan mendapati Aleksa sedang berdiri mematung di tempat nya.

"Apa kau ingin membiarkan kopi itu dingin dulu baru memberikan nya padaku"

Mendengar ucapan itu Aleksa berjalan mendekat ke arah meja dan meletakan kopi disana tanpa sepatah katapun, setelah meletakan nya Aleksa bermaksud ingin langsung keluar namun sebelum ia membalikan badan suara laki-laki itu menghentikan nya.

"Siapa namamu"

Aleksa hanya diam sambil menunduk kan kepalanya, ia begitu takut berhadapan dengan laki-laki itu hingga tak berani menatap nya.

"Apa kau ini bisu" ucap Candra lagi.

"Na-nama saya Aleksa tuan"

Candra memandang ke arah kopi yang baru saja di letakan Aleksa.

"Bawa kembali kopi itu dan buatkan yang baru, aku tidak suka meminum kopi yang sudah dingin"

Bukankah kopi ini masih panas tapi kenapa pria ini meminta ganti yang baru. Namun Aleksa tetap mengambil nampan itu untuk di bawa kembali dan akan mengganti dengan kopi yang baru.

Karna perasaan yang bercampur aduk membuat Aleksa tidak fokus sehingga kopi panas itu menyiram tangannya.

"Aduh"

Aleksa kesakitan menahan tangannya yang perih akibat tersiram kopi panas sedangkan Candra hanya memandangi sekilas ke arah tangan Aleksa setelah itu tidak ada respon apapun.

Aleksa keluar dari ruangan itu namun sebelum ia melewati pintu laki-laki itu kembali berbicara.

"Jangan meminta orang lain yang mengantarkan kopinya karena itu tugas mu jadi kamu harus menyelesaikan nya"

"Baik tuan" Aleksa menjawab tanpa menoleh lalu ia dengan tergesa-gesa pergi dari tempat itu.

Aleksa sampai di pantry di sana ada Ida yang masih menunggu dirinya.

"Loh kok kopinya gak kamu kasih ke pak Candra" Tanya Ida heran lantaran kopi itu di bawa kembali oleh Aleksa.

"Tuan minta ganti yang baru katanya kopi yang ini udah dingin" jawab Aleksa.

Ida menghampiri kopi yang Aleksa bawa dan memegang bagian luar gelas nya. Pada saat Ida menempel kan tangannya pada gelas itu ia masih merasakan bahwa kopi itu masih sangat panas.

"Bukanya kopi ini masih panas, lantas kenapa minta di ganti yang baru" Ida melihat ke arah Aleksa.

"Ya sudah gak apa-apa mba nanti Aleksa ganti yang baru aja"

Aleksa bergegas membuat kopi yang baru, ia memang tidak menceritakan papun kepada Ida tentang masalah nya dengan tuan Candra.

"Kamu istirahat aja, biar aku yang bawain kopinya ke ruang pak Candra" ucap Ida.

"Udah gak apa-apa mba biar Aleksa bawa aja, kan ini udh tugas aku"

Setelah itu Aleksa pergi membawa kopi yang baru saja ia seduh untuk di berikan kepada bos nya, ia tak mau berlama-lama mendiamkan kopi itu khawatir bos nya itu meminta ia mengganti kopi yang baru lagi. Setelah berada tepat di depan pintu ruangan Aleksa pun mengetuk pintu.

"Masuk"

Aleksa yang mendengar itu perlahan membuka pintu, setelah pintu itu di tutup kembali Aleksa berjalan perlahan menuju ke meja Candra yang masih sibuk dengan beberapa dokumen yang tercecer di mejanya.

"Tu tuan ini kopinya"

Ucap Aleksa ragu-ragu ia mengangkat gelas itu dari nampan dan menyodorkan minuman itu pada Candra, sementara laki-laki itu tidak ada respon apapun sejak Aleksa berada di ruangan itu. Melihat tidak ada perintah apapun Aleksa berfikir bahwa sudah tidak ada yang perlu ia kerjakan sehingga ia memutuskan untuk pergi saja dari ruangan itu. Namun, sebelum keluar lagi-lagi suara Candra menghentikan langkahnya.

"Apakah aku sudah memintamu untuk keluar"

Mendengar ucapan itu Aleksa membalikan badannya sambil menundukkan kepala.

"Bukankan sudah selesai tuan" jawab Aleksa.

"Aku belum menghabiskan kopi ini, apa kau memintaku membawa gelas ini lalu mencuci nya"

"Tidak tuan"

"Kalau begitu kau tunggu sampai aku menghabiskan kopi ini lalu setelah itu kau boleh keluar"

Sementara jam pulang kantor terlah tiba, satu persatu karyawan telah pergi meninggal kan kantor itu, Aleksa sendiri masih berada di ruangan Candra menunggu sampai bos nya itu menghabiskan kopi nya. Namun, nampak nya Candra sengaja mendiamkan kopi itu sehingga kopi di gelas itu nampak tidak seperti berkurang.

Aleksa yang sedari tadi berdiri Nampak menggoyang-goyangkan kakinya yang sudah terasa sangat pegal. Bagaimana tidak dari tadi bos nya itu hanya membiarkan ia berdiri tanpa mau mempersilakan nya untuk duduk yang padahal di ruangan itu disediakan sofa.

Kini sudah 1 jam lamanya Aleksa berdiri tanpa ada perintah apapun dari Candra. Sementara di luar sudah nampak gelap dan tidak ada siapapun lagi di kantor itu kecuali mereka berdua.

"Tu tuan ini sudah malam, apakah saya sudah boleh pulang" tanya Aleksa

"Jika belum ada perintah dariku artinya kamu belum boleh pulang" ucap Candra tanpa menoleh sambil mengamati isi dokumen yang ada di ditangannya.

"Tapi semua orang di sini sudah pulang tuan"

"Jika berani membantah lagi maka aku akan memecatmu"

Ucapan Candra membuat Aleksa tidak berani membuka mulut lagi, bagaimana kalau pria itu benar-benar akan memecat dirinya disaat ia sangat membutuhkan kan pekerjaan ini.

Candra mengamati Aleksa yang masih berdiri di depannya dengan tatap puas. Ia bangkit dari kursi nya menyambar jas lalu berjalan ke arah pintu. Tangannya hendak membuka pintu namun tiba-tiba ia membatalkan nya dan berbalik arah.

"Apakau ingin tetap di ruangan ini"

Aleksa yang mendengar ucapannya membalikan badan

"Bukankah tuan bilang kalau saya boleh pulang jika ada perintah"

"Dasar bodoh"

Candra menarik ganggang pintu lalu bergegas keluar di susul Aleksa yang tidak jauh berada di belakangnya. Candra tiba-tiba menghentikan langkahnya, dan Aleksa yang tidak menyadari nya tidak sengaja menabrak punggung laki-laki itu.

"Maafkan saya tuan"

Candra menatap Aleksa dengan tatapan dingin yang membuat Aleksa menjadi sangat ketakutan sehingga ia memutuskan untuk cepat-cepat pergi tanpa menghiraukan bos nya itu lagi.

Aleksa berjalan ke arah loker mengganti pakaian dan mengambil beberapa barang nya untuk di bawa lalu kemudian pergi mencari kos-kosan yang murah namun dekat dengan kantor tempat ia bekerja supaya ia tidak harus membayar biaya transportasi, dan beruntung ia mendapatkan kos dengan harga sewa 400 ribu perbulannya, penampakan kos ini sangat sederhana berisi satu lemari, meja dan kursi serta kasur yang menurut Aleksa ini sudah lebih dari cukup dari pada ia harus tidur di luar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status