Share

BAB 2 | AWAL MULA

Beberapa tahun silam

“Nak, bapak sakit. Kita butuh biaya lebih untuk pengobatan bapak,” ucap ibu Shayu, saat melihat putrinya baru saja pulang sekolah, Shayu pun terperanjat kaget, ia teringat bukankah terakhir ayahnya berada di rumah, beliau terlihat baik-baik saja, lalu mengapa sekarang tiba-tiba jadi sakit seperti ini. Shayu menghampiri ibunya dan menanyakan hal tersebut.

“Buk, bapak sakit? Bukankah sebelum berangkat ke kota bapak baik-baik saja?” tanya anak gadis itu heran.

“Iya, rekan bapak, Pak Hamdan tadi mengabari jika bapak terkena serangan jantung saat sedang bekerja,” ibu itu pun terlihat lemas, namun ia tetap berusaha terlihat tegar di depan anaknya.

“Apa Buk? Jantung?” Shayu pun semakin terkejut.

“Ya benar, Mashayu. Bapak harus menjalani operasi baypass jantung secepatnya. Ibu bingung, sementara ini biaya pengobatan masih ditanggung oleh perusahaan bapak berkerja, namun setelah ini biaya akan dibebankan pada keluarga pasien, mengingat kontrak kerja bapak akan segera berakhir,” wanita istri Tangguh itu mulai terisak meneteskan air mata.

Tangguh memang tidak muda lagi dan sudah seharusnya pria itu pensiun dari perusahaan tekstil. Setahu Shayu, ayahnya selama ini memang hanya pekerja tekstil di kota dan akan pulang setiap minggunya, tanpa tau profesi ayahnya yang sesungguhnya.

“Buk, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya gadis yang masih sangat berusia muda itu ia masih terlalu dini, untuk bisa mengambil keputusan, terlebih saat ini adalah taun terakhirnya belajar di SMA, Shayu harus mempersiapkan untuk Ujian Nasional.

Beberapa hari kemudian.

Ibunya memberitahunya jika ia berhasil memperoleh pinjaman dari seseorang untuk biaya pengobatan bapak. Shayu pun menanyakan hal tersebut.

“Buk, ibu dapat pinjaman dari mana?”

“Dari seorang rentenir Shayu, asisten rentenir itu datang kemari dan menawarkan pinjaman pada ibu, ini coba lihatlah isi perjanjiannya

.

Gadis remaja itu pun memeriksa lembar demi lembar surat tersebut, hingga tiba saat matanya menangkap sesuatu yang janggal.

“Buk, di sini tertulis jika penerima pinjaman tidak dapat melunasi pinjamannya dalam waktu yang ditentukan maka pihak pemberi pinjaman bebas untuk mengajukan syarat lain, sebagai ganti rugi keterlambatan pembayaran.

“Apa maksudnya Bu?”

“Ya, itu benar Nak, tetapi kau tenang saja, kita pasti bisa melunasi hutang tersebut sesuai perjanjian yang tertulis. Jika memang terlambat, kita bisa menjual ruko kita di pinggir jalan sebagai jaminan,” ucap Laras ibunda Shayu.

Wanita itu terlihat sangat santai dalam menanggapi hal tersebut, dan akhirnya Shayu pun mengikuti pemikirannya tanpa berfikir macam-macam.

Waktu terus bergulir, kini Mashayu telah lulus sekolah dan memutuskan untuk kuliah di universitas swasta di kotanya, dengan beasiswa.

Sekolah tinggi pariwisata itu membawanya pada masa belajar yang menyenangkan, hingga tiba pada masa training, saat itu Shayu ditugaskan untuk mengikuti on the job training di sebuah hotel bintang lima milik seorang pengusaha.

Kabar baiknya, saat menjalani OJT pihak hotel memberinya gaji yang cukup, dan dengan itu pula gadis itu bisa membantu pelunasan hutang keluarganya pada sang rentenir.

Hari ini, Shayu bertugas sebagai staff housekeeping di area lantai tujuh hotel tersebut.

“Mashayu, ada request making bed di kamar 7012,” ucap partner kerjanya, Silvy.

“Ah, iya, atas nama siapa Sil, aku segera kesana ya,” ucap Shayu sambil meninggalkan Silvy.

Setelah mendapatkan nama dan nomor kamar dari tamu tersebut, gadis itu segera menuju kamar yang dimaksud oleh temannya.

Saat itu juga seorang tamu bernama Albiru Declaire, dengan tipe kamar president suite tengah menunggunya di kamar mewah itu. Shayu pun mengetuk pintu kamar tersebut.

“Housekeeping, make up the room!” teriaknya, sambil tetap mengetuk pintu kamar itu.

“Selamat pagi, make up the room please!”

Tok

Tok

Tok

Tetap tak ada sahutan dari dalam.

“Sir, room service please!”

Pada ketukan keempat akhirnya pintu itu pun terbuka dan munculah sosok pria menampakkan diri dari balik pintu. Tanpa basa-basi pria itu segera menarik tubuh ramping Shayu dengan kuat hingga ke dalam kamar.

“Masuklah !” pintanya dengan nada dingin.

“Ma-maaf Pak, saya staff Houskeeping yang akan merapikan kamar anda,” ucap Shayu dengan gugup.

Mata tajam itu terus memperhatikan dirinya dari atas hingga bawah, menelanjangi setiap lekuk indah tubuh Shayu yang masih berbusana seragam hotel. Mashayu tak dapat menyembunyikan kegugupannya, ia sangat takut, tetapi wajah itu begitu familiar baginya, ia terus saja menatap wajah Shayu dan menghimpitnya hingga membentur dinding. Kini, tak ada jarak lagi yang tersisa, pria tampan dan cantik itu saling menempelkan tubuh satu sama lain.

“Pak, maaf saya akan segera melakukan tugas saya,” Shayu beranjak untuk kabur dari cengkeraman pria misterius itu, bagaimanapun mungkin inilah hal yang sering terjadi pada staff hotel, sering dilecehkan dan diintimadasi oleh tamu yang tak bertanggungjawab, Shayu mencoba untuk menahan diri dari emosi yang melanda.

“Mashayu Airlangga, itukah namamu?” tiba-tiba saja pria itu menyebut namanya, dan meraih pinggangnya lalu memeluknya dari belakang, hal itu sungguh membuat jantung Shayu seperti akan terlepas akibat ritme yang tak beraturan, dan hembusan nafas beraroma mint dari pria itu pun begitu memabukkan, kemudian aroma parfumnya begitu membangunkan insting liar Shayu sebagai gadis remaja.

“Pak, maaf ini melanggar peraturan hotel, saya mohon agar anda mengijinkan saya untuk segera menyelesaikan tugas,” lagi-lagi, pria itu semakin mengeratkan pelukannya.

Sungguh, Shayu bisa pingsan jika terus seperti ini, dia pun tau nama lengkap gadis itu.S hayu berfikir mungkin saja dia tahu dari biodata yang tertempel pada daftar staff yang bertanggung jawab di lantai ini.

“Shayu, apa kau tau siapa diriku hmm?” ia mendekatkan wajah tampannya pada Shayu. Kini posisi mereka begitu dekat beberapa kali tangannya meremas area bokong dan paha Shayu yang hanya tertutupi rok di atas lutut.

“Maaf Pak, anda tamu di sini, mohon untuk bersikap sopan, biarkan saya mengerjakan tugas saya,” aku pun menjauh darinya.

“Tugas apa ha? Aku yang akan memberimu tugas hari ini,” ucap pria itu dengan senyuman jahil seperti ingin segera menerkam mangsanya.

“Pak, maaf jangan mendekat, atau saya akan berteriak!” Shayu mulai dalam mode ketakutan yang nyata saat ini.

“Teriak saja manis, kau akan segera menjadi milikku setelah ini,” ucapnya masih dengan senyuman yang tersungging di sudut bibir merahnya.

“Apa maksud anda? Siapa anda sebenarnya ?”

“Apa kau sama sekali tidak mengenaliku Shayu?” ucap pria bernama Albiru Decalire itu, ia masih sangat muda, dan usianya tidak jauh berbeda dari Mashayu.

“Pak, tolong jangan seperti ini, dan coba jelaskan apa maksud dari perkataan anda baru saja,”

“Kau ini sangat cantik ya, jika diperhatikan lama-lama, mau menikah denganku?” Shayu semakin terkejut dengan ucapannya.

“Pak, jangan kurang ajar!” bentakku pada pria itu, ia mulai mendekatiku lagi.

“Aku tidak kurang ajar!”

“Kenapa harus memanggilku dengan sebutan bapak? Kita hanya berselisih dua tahun Mashayu, dan aku sudah mengagumimu sejak lama,” suara lembut pria itu tampak sangat familiar bagi Shayu, tetapi ia tak ingat di mana dan kapan pernah bertemu dengan pria bernama Albiru tersebut.

“Al-Albiru, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” ucap Shayu terbata. Tetapi pria itu malah semakin tersenyum lebar menunjukkan sisi tampannya yang paripurna.

“Sepertinya begitu, aku akan membantumu untuk mengingatnya,” ucapnya pelan tapi penuh penekanan.

Cuppp

“Akhh!” Shayu memekik saat bibir itu mencium pipinya.

“Pak, apa yang bapak lakukan? Berani-beraninya anda menciumku!” dengus gadis yang sangat kesal itu sambil memegangi bekas ciuamannya.

“Haha, bagaimana rasanya? Apa kau sudah mengingat siapa diriku?” ucapnya dengan tawa yang mempesona, dia memang tampan tapi bukan berarti bisa memperlakukanku dengan seenaknya, ucap Shayu dalam hati.

“Anda sangat kurang ajar Pak! Saya akan melaporkan anda ke HRM Hotel ini!” Shayu berusaha untuk mengancamnya agar ia menyesal telah melecehkan dirinya.

“Silahkan saja, karena pada akhirnya kaulah yang akan dipecat! Kemarialh kita nikmati saja hari ini, aku berjanji akan pelan-pelan!” ucapnya dan menarik tubuh gadis yang diselimuti amarah itu ke dalam pelukannya.

Plakk !

Plak!!

Shayu tak kuasa lagi menahan amarahnya, kini tangannya baru saja mendarat di kedua pipi Albiru yang mulus.

“Kurang ajar! Beraninya kau Mashayu!” dia tidak tinggal diam, kini lengan kokoh itu mendorong tubuh ramping Shayu hingga terjatuh ke bed.

“Akhh, sakit!” Shayu memekik kesakitan, saat tubuh kekar Biru menindihnya.

“Dengar! Jangan macam-macam denganku. Apa kau pikir dirimu bisa dengan mudah lepas dari cengkramanku? Coba saja kalau kau bisa!” Biru mengecup bibir tipis Shayu, kemudian keluar dari ruangan itu.

Mashayu menghela nafas panjang, ingatan tentang pelecehan yang baru saja ia alami membuat jantungnya berdegup kencang, ia bertanya-tanya, siapa sebenarnya orang itu, dan mengapa dia mengancam dirinya, dia juga telah mencuri ciuman pertama Shayu sekaligus menyentuh beberapa bagian tubuh gadis itu, Shayu bertekad harus segera melaporkannya pada HRM.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Senja Merona
ulala... albiru maen ngono ae ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status