Home / Rumah Tangga / GADIS TAWANAN CEO / BAB 2 | AWAL MULA

Share

BAB 2 | AWAL MULA

Author: Meilina07
last update Last Updated: 2022-04-22 21:21:17

Beberapa tahun silam

“Nak, bapak sakit. Kita butuh biaya lebih untuk pengobatan bapak,” ucap ibu Shayu, saat melihat putrinya baru saja pulang sekolah, Shayu pun terperanjat kaget, ia teringat bukankah terakhir ayahnya berada di rumah, beliau terlihat baik-baik saja, lalu mengapa sekarang tiba-tiba jadi sakit seperti ini. Shayu menghampiri ibunya dan menanyakan hal tersebut.

“Buk, bapak sakit? Bukankah sebelum berangkat ke kota bapak baik-baik saja?” tanya anak gadis itu heran.

“Iya, rekan bapak, Pak Hamdan tadi mengabari jika bapak terkena serangan jantung saat sedang bekerja,” ibu itu pun terlihat lemas, namun ia tetap berusaha terlihat tegar di depan anaknya.

“Apa Buk? Jantung?” Shayu pun semakin terkejut.

“Ya benar, Mashayu. Bapak harus menjalani operasi baypass jantung secepatnya. Ibu bingung, sementara ini biaya pengobatan masih ditanggung oleh perusahaan bapak berkerja, namun setelah ini biaya akan dibebankan pada keluarga pasien, mengingat kontrak kerja bapak akan segera berakhir,” wanita istri Tangguh itu mulai terisak meneteskan air mata.

Tangguh memang tidak muda lagi dan sudah seharusnya pria itu pensiun dari perusahaan tekstil. Setahu Shayu, ayahnya selama ini memang hanya pekerja tekstil di kota dan akan pulang setiap minggunya, tanpa tau profesi ayahnya yang sesungguhnya.

“Buk, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya gadis yang masih sangat berusia muda itu ia masih terlalu dini, untuk bisa mengambil keputusan, terlebih saat ini adalah taun terakhirnya belajar di SMA, Shayu harus mempersiapkan untuk Ujian Nasional.

Beberapa hari kemudian.

Ibunya memberitahunya jika ia berhasil memperoleh pinjaman dari seseorang untuk biaya pengobatan bapak. Shayu pun menanyakan hal tersebut.

“Buk, ibu dapat pinjaman dari mana?”

“Dari seorang rentenir Shayu, asisten rentenir itu datang kemari dan menawarkan pinjaman pada ibu, ini coba lihatlah isi perjanjiannya

.

Gadis remaja itu pun memeriksa lembar demi lembar surat tersebut, hingga tiba saat matanya menangkap sesuatu yang janggal.

“Buk, di sini tertulis jika penerima pinjaman tidak dapat melunasi pinjamannya dalam waktu yang ditentukan maka pihak pemberi pinjaman bebas untuk mengajukan syarat lain, sebagai ganti rugi keterlambatan pembayaran.

“Apa maksudnya Bu?”

“Ya, itu benar Nak, tetapi kau tenang saja, kita pasti bisa melunasi hutang tersebut sesuai perjanjian yang tertulis. Jika memang terlambat, kita bisa menjual ruko kita di pinggir jalan sebagai jaminan,” ucap Laras ibunda Shayu.

Wanita itu terlihat sangat santai dalam menanggapi hal tersebut, dan akhirnya Shayu pun mengikuti pemikirannya tanpa berfikir macam-macam.

Waktu terus bergulir, kini Mashayu telah lulus sekolah dan memutuskan untuk kuliah di universitas swasta di kotanya, dengan beasiswa.

Sekolah tinggi pariwisata itu membawanya pada masa belajar yang menyenangkan, hingga tiba pada masa training, saat itu Shayu ditugaskan untuk mengikuti on the job training di sebuah hotel bintang lima milik seorang pengusaha.

Kabar baiknya, saat menjalani OJT pihak hotel memberinya gaji yang cukup, dan dengan itu pula gadis itu bisa membantu pelunasan hutang keluarganya pada sang rentenir.

Hari ini, Shayu bertugas sebagai staff housekeeping di area lantai tujuh hotel tersebut.

“Mashayu, ada request making bed di kamar 7012,” ucap partner kerjanya, Silvy.

“Ah, iya, atas nama siapa Sil, aku segera kesana ya,” ucap Shayu sambil meninggalkan Silvy.

Setelah mendapatkan nama dan nomor kamar dari tamu tersebut, gadis itu segera menuju kamar yang dimaksud oleh temannya.

Saat itu juga seorang tamu bernama Albiru Declaire, dengan tipe kamar president suite tengah menunggunya di kamar mewah itu. Shayu pun mengetuk pintu kamar tersebut.

“Housekeeping, make up the room!” teriaknya, sambil tetap mengetuk pintu kamar itu.

“Selamat pagi, make up the room please!”

Tok

Tok

Tok

Tetap tak ada sahutan dari dalam.

“Sir, room service please!”

Pada ketukan keempat akhirnya pintu itu pun terbuka dan munculah sosok pria menampakkan diri dari balik pintu. Tanpa basa-basi pria itu segera menarik tubuh ramping Shayu dengan kuat hingga ke dalam kamar.

“Masuklah !” pintanya dengan nada dingin.

“Ma-maaf Pak, saya staff Houskeeping yang akan merapikan kamar anda,” ucap Shayu dengan gugup.

Mata tajam itu terus memperhatikan dirinya dari atas hingga bawah, menelanjangi setiap lekuk indah tubuh Shayu yang masih berbusana seragam hotel. Mashayu tak dapat menyembunyikan kegugupannya, ia sangat takut, tetapi wajah itu begitu familiar baginya, ia terus saja menatap wajah Shayu dan menghimpitnya hingga membentur dinding. Kini, tak ada jarak lagi yang tersisa, pria tampan dan cantik itu saling menempelkan tubuh satu sama lain.

“Pak, maaf saya akan segera melakukan tugas saya,” Shayu beranjak untuk kabur dari cengkeraman pria misterius itu, bagaimanapun mungkin inilah hal yang sering terjadi pada staff hotel, sering dilecehkan dan diintimadasi oleh tamu yang tak bertanggungjawab, Shayu mencoba untuk menahan diri dari emosi yang melanda.

“Mashayu Airlangga, itukah namamu?” tiba-tiba saja pria itu menyebut namanya, dan meraih pinggangnya lalu memeluknya dari belakang, hal itu sungguh membuat jantung Shayu seperti akan terlepas akibat ritme yang tak beraturan, dan hembusan nafas beraroma mint dari pria itu pun begitu memabukkan, kemudian aroma parfumnya begitu membangunkan insting liar Shayu sebagai gadis remaja.

“Pak, maaf ini melanggar peraturan hotel, saya mohon agar anda mengijinkan saya untuk segera menyelesaikan tugas,” lagi-lagi, pria itu semakin mengeratkan pelukannya.

Sungguh, Shayu bisa pingsan jika terus seperti ini, dia pun tau nama lengkap gadis itu.S hayu berfikir mungkin saja dia tahu dari biodata yang tertempel pada daftar staff yang bertanggung jawab di lantai ini.

“Shayu, apa kau tau siapa diriku hmm?” ia mendekatkan wajah tampannya pada Shayu. Kini posisi mereka begitu dekat beberapa kali tangannya meremas area bokong dan paha Shayu yang hanya tertutupi rok di atas lutut.

“Maaf Pak, anda tamu di sini, mohon untuk bersikap sopan, biarkan saya mengerjakan tugas saya,” aku pun menjauh darinya.

“Tugas apa ha? Aku yang akan memberimu tugas hari ini,” ucap pria itu dengan senyuman jahil seperti ingin segera menerkam mangsanya.

“Pak, maaf jangan mendekat, atau saya akan berteriak!” Shayu mulai dalam mode ketakutan yang nyata saat ini.

“Teriak saja manis, kau akan segera menjadi milikku setelah ini,” ucapnya masih dengan senyuman yang tersungging di sudut bibir merahnya.

“Apa maksud anda? Siapa anda sebenarnya ?”

“Apa kau sama sekali tidak mengenaliku Shayu?” ucap pria bernama Albiru Decalire itu, ia masih sangat muda, dan usianya tidak jauh berbeda dari Mashayu.

“Pak, tolong jangan seperti ini, dan coba jelaskan apa maksud dari perkataan anda baru saja,”

“Kau ini sangat cantik ya, jika diperhatikan lama-lama, mau menikah denganku?” Shayu semakin terkejut dengan ucapannya.

“Pak, jangan kurang ajar!” bentakku pada pria itu, ia mulai mendekatiku lagi.

“Aku tidak kurang ajar!”

“Kenapa harus memanggilku dengan sebutan bapak? Kita hanya berselisih dua tahun Mashayu, dan aku sudah mengagumimu sejak lama,” suara lembut pria itu tampak sangat familiar bagi Shayu, tetapi ia tak ingat di mana dan kapan pernah bertemu dengan pria bernama Albiru tersebut.

“Al-Albiru, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” ucap Shayu terbata. Tetapi pria itu malah semakin tersenyum lebar menunjukkan sisi tampannya yang paripurna.

“Sepertinya begitu, aku akan membantumu untuk mengingatnya,” ucapnya pelan tapi penuh penekanan.

Cuppp

“Akhh!” Shayu memekik saat bibir itu mencium pipinya.

“Pak, apa yang bapak lakukan? Berani-beraninya anda menciumku!” dengus gadis yang sangat kesal itu sambil memegangi bekas ciuamannya.

“Haha, bagaimana rasanya? Apa kau sudah mengingat siapa diriku?” ucapnya dengan tawa yang mempesona, dia memang tampan tapi bukan berarti bisa memperlakukanku dengan seenaknya, ucap Shayu dalam hati.

“Anda sangat kurang ajar Pak! Saya akan melaporkan anda ke HRM Hotel ini!” Shayu berusaha untuk mengancamnya agar ia menyesal telah melecehkan dirinya.

“Silahkan saja, karena pada akhirnya kaulah yang akan dipecat! Kemarialh kita nikmati saja hari ini, aku berjanji akan pelan-pelan!” ucapnya dan menarik tubuh gadis yang diselimuti amarah itu ke dalam pelukannya.

Plakk !

Plak!!

Shayu tak kuasa lagi menahan amarahnya, kini tangannya baru saja mendarat di kedua pipi Albiru yang mulus.

“Kurang ajar! Beraninya kau Mashayu!” dia tidak tinggal diam, kini lengan kokoh itu mendorong tubuh ramping Shayu hingga terjatuh ke bed.

“Akhh, sakit!” Shayu memekik kesakitan, saat tubuh kekar Biru menindihnya.

“Dengar! Jangan macam-macam denganku. Apa kau pikir dirimu bisa dengan mudah lepas dari cengkramanku? Coba saja kalau kau bisa!” Biru mengecup bibir tipis Shayu, kemudian keluar dari ruangan itu.

Mashayu menghela nafas panjang, ingatan tentang pelecehan yang baru saja ia alami membuat jantungnya berdegup kencang, ia bertanya-tanya, siapa sebenarnya orang itu, dan mengapa dia mengancam dirinya, dia juga telah mencuri ciuman pertama Shayu sekaligus menyentuh beberapa bagian tubuh gadis itu, Shayu bertekad harus segera melaporkannya pada HRM.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Senja Merona
ulala... albiru maen ngono ae ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 49 | KAU HAMIL

    "Biru, jelaskan padaku!" rangek Mashayu sambil menghentak-hentakkan kakinya, terlihat lucu di mata Albiru."Jelaskan apa sayang?" "Tentang gadis itu!" Mashayu semakin terlihat kesal. melihat sang suami begitu sengaja mengacuhkannya setelah berhasil membuat gadis itu penasaran setengah mati."Sudah kukatakan, kaulah gadis itu Shayu, mengapa masih belum percaya juga," ucap pria itu kemudian melingkarkan tangan kekarnya pada pinggang ramping Mashayu."Kau bohong!" "Sayang, ayolah hentikan perdebatan ini. Apa kau tidak merasa lapar?" tanya Albiru sambil meletakkan dagunya pada pundak sang istri. Terlihat begitu romantis meskipun dengan wajah Mashayu yang sedang diselimuti kekesalan. "Aku belum lapar!" jawab Mashayu ketus."Adik bayi, apa kau juga tidak merasa lapar sama seperti mama?" goda pria itu sambil mengelus perut Mashayu."Jangan gila Biru, aku tidak sedang hamil!""Belum sayang, dan mungkin sebentar lagi." ucap Albiru, kemudian meraih ponselnya untuk menelepon seseorang."Charl

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 48 | KAULAH ORANGNYA

    Mashayu menggeliat sambil membetulkan posisinya, tangan halusnya menyentuh seprei satin yang kusut dan acak akibat ulah suaminya, sementara Albiru yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah dan wajah yang segar begitu terlihat bersemangat. "Sayang, jadi jalan-jalan?" tanya Albiru pada gadis yang masih berbaring di atas bed itu. "Apa kau senang sekarang?" sungut Mashayu, ia masih saja kesal karena Albiru mengerjainya dari pagi hingga siang hari. "Maaf sayang, kau sangat menggoda sehingga aku tak dapat menahan diri," Albiru menunjukkan ekspresi menyesal namun itu tidak membuat Mashayu lantas memaafkannya. "Kau sungguh menyebalkan! kau menghilangkan mood liburanku, Biru!" "Oh sayang, bukankah kita sedang berbulan madu saat ini hm?" Albiru menyentuh dagu gadis itu lalu memberikan kecupan pada bibirnya. "Sungguh menyebalkan!" dengus Masahyu dengan area dadanya yang semakin terasa sakit, seperti nyeri saat ingin datang bulan, tetapi nyatanya tamu bulanannya tid

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 47 | JALAN-JALAN

    “Biru, aku ingin pergi ke pantai,” ucap Mashayu sambil mengeratkan pelukan tangannya pada lengan Albiru.“Ke pantai? Sekarang?” Biru mengerutkan keningnya, terheran tidak biasanya sang istri manja seperti itu.“Iya!” seru gadis itu kemudian memeluk tubuh Albiru, menempelkan dadanya dengan dada bidang suaminya, membuat pria itu sedikit terangsang.“Apa kau sedang ingin menggodaku sayang?” Albiru menaikkan satu alisnya sambil mencubit dagu tirus Mashayu.“Tidak Biru,” ucap Shayu menggelengkan kepalanya.“Hu’um, aku sungguh ingin pergi sekarang,” ucapnya lagi, sambil semakin mengeratkan pelukannya bahkan ia juga menciumi pipi sang suami. Albiru menghentikan pekerjaannya, menutup laptop dan segera merengkuh pinggang Mashayu.“Kau sungguh ingin menggodaku rupanya ya?” sergah suami Mashayu itu lalu merebahkan tubuh Mashayu di atas ranjang.Mashayu menutup matanya, ia selalu saja merasa risih saat tatapan Albiru begitu terlihat menyeramkan seperti itu, tatapan yang sangat menunjukkan jika pr

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 46 | APA KAU SEDANG NGIDAM?

    “Shayu, apa kau mendengarku?” Albiru kembali mengulangi perkataannya.“Sayang, saat itu juga Albiru menoleh ke arah sang istri tetapi ia harus menahan kekesalan karena ternyata Mashayu telah tertidur.“Astaga Shayu, aku sudah sangat memberanikan diri untuk mengungkapkan semuanya kepadamu tetapi ternyata kau justru terlelap,” ucap Albiru menghela napas panjang, ingin memarahi sang istri tetapi tidak tega akhirnya ia hanya mengecup wajah cantik itu.‘Mungkin ini belum waktunya untukmu mengetahui semuanya Shayu, biarlah kita menjalani apa yang ada dulu. Aku belum siap untuk menerima kemarahanmu sayang,’ gumam pria tampan itu.***Tiba di Jakarta.Charles menjemput atasan beserta sang istri tersebut di area departure. Sesekali Mashayu mengerjapkan matanya saat berusaha melawan rasa kantuk yang masih melanda.“Sayang, apa kau masih saja mengantuk? Kau bahkan sudah tertidur lebih dari enam jam!” ucap Albiru sambil berjalan menggandeng tangan gadis itu.“Aku pun tak tau Biru, beberapa waktu

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 45 | PENGAKUAN ALBIRU

    BAB 45 ALBIRU SHAYUSatu bulan kemudian Shayu dan Albiru memutuskan untuk kembali ke Indonesia, dengan berat hati Sharon melepaskan putra dan menantunya tersebut, wanita paruh baya itu sudah sangat menyayangi Mashayu, baginya gadis itu merupakan secerca cahaya di dalam kehidupan putranya yang selama ini terbilang gelap dan hampa.“Biru, bisakah Shayu tetap tinggal di sini?” tanya Sharon menggoda putranya padahal ia tau jika Albiru begitu tidak bisa berjauhan dari istri cantiknya itu.“Apa maksud mama? Bagaimana mungkin Shayu berada di sini sedangkan Biru di Indonesia?”“Kau bisa mengunjunginya setiap minggu Nak!” rengek Sharon.“Tidak bisa Ma!” bantah Albiru.“Ayolah! Mama sangat kesepian di sini!” Sharon masih saja ingin mengerjai pria itu.“Ma, bukankah mama ingin agar Shayu segera hamil? Lalu jika kami harus menjalani LDR, peluang untuk hamil itu akan semakin mengecil ma,” balas Albiru, padahal ia memang tidak bisa berjauhan dengan Mashayu, pesona gadis itu terlalu memabukkan untuk

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 44 | TIDAK HAMIL

    BAB 44 ALBIRU SHAYUAlbiru semakin merasakan gejolak pada perutnya, sementara Sharon semakin menyunggingkan senyuman di wajahnya. Wanita paruh baya itu sangat berharap lebih pada putera dan menanantunya tanpa memperdulikan kondisi Albiru yang semakin kacau.“Ma, Shayu akan menelepon dokter sekarang juga!” ucap gadis yang mulai tidak tega pada suaminya itu.“No sayang! Kau tak boleh terlalu banyak bergerak, biarkan mama saja yang menghubungi dokter!” sergah Sharon kemudian berlari untuk mengambil ponselnya.“Ma, apa-apaan ini, Biru yang sedang sakit, tetapi mengapa mama malah mengkhawatirkan Shayu?”“Biru, jangan terlalu banyak bicara! Sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah!” pungkas wanita paruh baya itu kemudian berlalu. Albiru hanya menatap sang istri dengan ekspresi bertanya-tanya.“Sayang, apa kau hamil?” tanya Albiru ragu.“Aku tidak tau, Biru. Tetapi rasanya itu tidak mungkin, aku bahkan merasa sangat biasa-biasa saja saat ini,” jawab gadis itu santai.“Oh, jika kau benar h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status