Meli masih kesal dengan apa yang dilihatnya. Kenapa Marni selalu beruntung sedangkan dirinya mengarap bisa manggung di ruang vip saja susah minta ampun. Meli masih mondar-mandir di depan ruang baju perform. "Meli kenapa masih tidak mengganti baju suadh mau jam tujuh malam kamu harus bersiap untuk bernyanyi menghibur para tamu kafe," ucap Tania yang melihat gelagat aneh Meli. "Aku gugup memakai baju bagus ini kak Tania, kalau begitu aku akan segera ganti baju dan bermake-up," balas Meli. Meli berlari menuju ruang ganti untuk memakai gaun indah untuk bernyanyi malam ini. Ia harus segera memoles wajahnya agar tampil cantik sempurna malam ini. Malam ini pertama kalinya Meli dimake-up oleh perias profesional biasanya hanya merias sendiri seadanya juga pakaian yang tidak semahal hari ini. "Ternyata aku ini sangat cantik kalau dimodali," gumam Meli sambil melihat cermin dan memutar badannya. Banyak yang memujinya malam ini ia menjadi pusat perhatian sesa
Meli sangat senang akhirnya bisa mengerjai Marni. Dia merasa tersingkirkan oleh adanya Marni. Dahulu ia menjadi pusat perhatian setelah Tania. Dada dan aera belakang yang montok dan bahenol menjadi ciri khas Meli. Namin kedatangan Marni merenggut semuanya. "Mati saja di kamar mandi kamu Marni. Semoga orang-orang itu tak menemukan Marni dengan cepat," umpat Meli dalam Hati.Semua orang mencari Marni kesana dan kemari semalaman tak ada yang menemukannya. Mereka tak menaruh curiga sedikitpun pada Toilet yang rusak. "Aku tak kuat lagi. Dingin dan aku lapar," ucap Marni lalu matanya terlelap karena pingsan tak kuat menahan lapar dan dingin di toilet.Hingga menjelang pagi madam Gisel masih marah atas kejadian hilangnya Marni. Bisa-bisanya orang yang ia banggakan harus kabur secepat itu. Siapa yang berani membantunya."Cari sampai ketemu kalian kenapa tidak becus mencari seorang gadis lemah seperti Marni hah?" bentak madam Gisel."Kakak tenanglah Marni akan
Pengawal sedang menggotong Marni yang ditemukan terlelap di lantai dingin toilet. Badannya terasa tingin juga mulutnya yang sudah membiru juga wajahnya pusat."Tuan Muda kami sedang mengevakuasi nona Marni yang tergelatak di lantai tadi," ucap Pengawal."Tuan Muda badan nona Marni dingin sepertinya kelaparan juga semalaman," balas satu pengawal lainnya yang menggotong tubuh Marnu.Jodi meminta pengawal itu membawa Marni ke Klinik untuk mendapatkan perawatan pertama. Takutnya tubuhnya tidak tahan dengan sakit yang dideritanya semalam."Cepat bawa ke klinik terdekat!" seru Jodi."Siap tuan Muda akan kami segera bawa nona Marni ke klinik terdekat sini," sahut para pengawal hampir bersamaan.Jodi mengabari madam Gisel yang mungkin masih tertidur dengan mengirim pesan singkat. Jodi tak ingin madam kekurangan waktu istirahat karena mengurus Marni."Dokter cepat tangani wanita ini. Aku adalah keluarganya, semalam tidak terlihat ternyata terkunci di kamar ma
Meli membuka matanya lalu melihat denagn jelas siapa orang yang berada di depannya. Ia menghembuskan nafasnya lega karena tidak ketahuan oleh Jodi atau madam Gisel."Lisa aku habis mimpi buruk. Kesalahan apa yang aku lakukan Lisa. Bukankah kamu tahu aku tidak pernah sedikitpun melakukan kejahatan selama ini," ucap Meli sambil memeluk Lisa."Ya sudah mungkin efek mimpi buruk dan kamu mabuk semalam dalam keadaan sakit. Ayo aku antar kamu ke kamarmu," balas Lisa.Lisa mengantar Meli masuk ke kamarnya dan istirahat di dalam. Ia juga memberikan obat untuk Meli agar tenang dan istirahat. Lisa keluar dari kamar Meli saat dia sudah tertidur efek obat yang dia minum."Lisa apa yang kamu lakukan di dalam kamar Meli, apa kamu dekat dengannya?" tanya Jodi."Tuan Jodi kamu membuatku kaget. Meli sedang sakit semalam 'kan terus dia mabuk jadi dia tadi berhalusinasi gitu aku memberikannya obat agar bisa istirahat. Kami tidak terlalu dekat hanya saja terbiasa bersa
Madam Gisel sedikit mencerna apa yang dimaksud oleh jodi. Ia mengangguk lalu membalas dengan senyuman penuh makna."Jadi maksudmu mencurigai Meli salah satu tersangka kenapa Marni bisa terkurung di toilet begitu?" tanya Madam Gisel."Betul sekali. Aku melihat gelagatnya aneh sekali," jawab Jodi.Jodi juga sudah meminta seseorang untuk mengawasi Meli. Yakni Lisa seorang gadis cantik yang tidak pernah neko-neko. penyanyi berbakat juga tapi tidak pernah mau bernyanyi di ruang vip."Oh gadis keras kepala yang banyak penggemar tapi tidak mau bernyanyi di ruang vip ya. Nanti malam kamu harus bujuk dia untuk tampil di ruang vip, aku ingin lihat apakah dia mampu bersinar," ucap madam Gisel."Tenang saja madam aku sudah merencanakan ini. Tapi aku minta sesuatu pada madam," pinta Jodi sambil menyeringai tipis."Katakan saja!" seru madam Gisel tidak mau berbasa basi lagi pada Jodi. Madam lebih suka to the point dari pada bertele-tele.Jodi menginginkan pengaw
Jodi menyeringai tipis karena melihat antusias kedua gadis yang ada di hadapannya ini. Semangat mereka begitu membara seperti apa yang sedang ia rasakan saat ini. Begitu membara hasrat di dalam jiwa tapi harus ia tahan dan rasanya itu tidaklah enak. "Sabar dulu nanti dong. Marni kamu nanti juga ikut berakting satu lagi ada penyanyi namanya Lisa. Dia nanti akan menggantikan Marni sementara untuk bernyanyi di ruang vip," ucap Jodi. "Terus kita harus berbuat apa. Jangan sampai nanti miss komunikasi ya," balas Tania. "Hmm Tania kamu terlalu bersemangat ya. Tentu saja tugasmu juga lumayan berat nantinya," sahut Jodi. Jodi sudah menjelaskan dengan gamblang apa yang ada di otaknya kepada Marni dan Tania. Kedua gadis cantik itu saling bertatapan lalu mengangguk mengerti apa yang dimaksud dengan Jodi. Untuk menangkap pelaku dibalik terkuncinya Marni di toilet harus melakukan beberapa trik dan sandiwara halus. "Aku sudah mengerti aku memang sudah curiga dengan ma
Meli meninggalkan Lisa dan membuntuti kemana Marni akan di bawa oleh madam Gisel. Sepertinya akan pindah asrama ke sebuah kamar yang lebih bagus. Apakah akan tinggal di apartemen seperti Tania. Meli semakin penasaran dengan semua ini."Sekarang kamu akan mendapatkan satu unit apartemen sama seperti Tania," ucap madam menyerahkan kunci akses ke Marni."Apa ini tidak berlebihan madam. Aku takut akan ada yang cemburu sosial padaku," ucap Marni.Madam mengatakan usaha miliknya ia akan mengapresiasi siapapun yang membuatnya kaya raya. Tidak ada istilah cemburu sosial, mereka seharusnya mendatangkan keuntungan bagi madam agar mendapatkan fasilitas yang bagus juga sesuai hasil kinerjanya."Marni tak usah khawatir semua ini usahaku jadi terserah aku mau memberikan apa saja kepada anak kesayanganku," balas madam Gisel."Kalau begitu terima kasih madam. Setelah aku sembuh aku akan kembali bekerja dengan giat," balas Marni.Marni masuk ke kamar yang lama terlebih d
Jodi tertawa mendengar apa yang diucapkan Meli. Walaupun pura-pura tak mengerti tapi dia seharusnya mengerti apa yang Jodi ucapkan untuknya. Dia masih saja berpura-pura bodoh seolah tak terjadi apa-ala."Kamu mungkin tak mengerti. Karena kamu sibuk bersenang-senang di gudang ini dengan beberapa pria sekaligus. Tapi Marni sendirian tanpa teman di ruangan yang dingin dan sunyi mencari bantuan tapi tak ada yang membantu," balas Jodi."Bukan urusanku. Kenapa kamu tidak menolongku tapi malah mengoceh menceritakan penderitaan gadis kampung itu. Aku juga menderita di sini butuh bantuan!" seru Meli.Hahaha ... Jodi tertawa keras di hadapan Meli. Ia menatap wajah perempuan yang masih tak mengenakan pakaian itu. Jodi mencengkram wajahnya menggunakan tangan kekarnya seraya mengutuknya."Bedanya adalah kamu menyinggung madam Gisel siapa yang berani menolongmu. Marni dikerjai seseorang jadi semua orang menyelematkannya!" jawab Jodi dengan tegas. "Kalian semau pilih kas