Share

Penampilan yang memukau

Jodi masih kesal karena tidak ada gadis bernama Marni itu. Apa sih keistimewaan dari ruangan yang ia tempati saat ini selain menikmati bir sambil mendenagrkan wanita cantik bernyanyi dan bisa memberikan saweran. 

Tak lama kemuadian mata Jodi terbelalak melihat pesona gadis yang begitu menggoda yang masuk ruangan dan naik diatas panggung untuk bernyanyi. Suasana biasa menjadi luar biasa. Gaya elegan sedikit centil memaki dress warna merah kebanggakannya belahan gaun yang memperlihatkan paha mulusnya ditambah suara yang khas dan merdu membuat Jodi tak berhenti memuji gadis yang menggoda itu.

"Apakah dia adalah Marni gadis yang aku bawa dari desa waktu itu. Sekarang dia sudah berubah penampilannya menjadi gadis ibu kota bak sosialita," gumam Jodi.

"Tuan muda, saya diutus nyonya besar untuk mengawasi anda. Takutnya anda membuat kegaduhan di ruangan ini," ucap seseorang yang berperawakan besar lengkap dengan baju serba hitamnya.

Jodi menggertakkan giginya ia merasa sial karena gerak-geriknya diawasi oleh kakaknya sendiri. Baru juga merasakan keindahan dunia yang indahini. Sudah ada pengganggu yang tidak ia inginkan sebelumnya.

"Sial. Kenapa madam begitu waspada padaku. Aku jadi tidak bisa mencicipi Marni malam ini," gerutunya dalam hati.

Suasana dalam ruang vip semakin ramai. Banyak saweran yang datang untuk biduan diatas panggung. Mereka memberikannya tidak sedikit semua itu adalah uang berwarna merah dan biru. Sungguh orang kaya yang royal. 

"Marni bermalamlah denganku malam ini!" seru seorang tamu.

"Tidak bisa malam ini giliranku," ucap yang lainnya.

Ruangan menjadi ramai dan ricuh saat para tamu berebut ingin bermalam dengan Marni sang biaduan yang terkenal dengan penampilannya yang memukai diatas panggung. Gadis yang sangat sempurna untuk dijadikan mainan setiap malam. 

Pria mana yang bisa tahan melihat kesempurnaan didalam dirinya. Jodi sendiri ingin mempunyai kesempatan bermain di atas ranjang bersamanya. Pria itu semakin mengumpat kesal dalam hatinya, "Kenapa dulu tidak aku mainkan dulu sebelum aku serahkan ke tempat madam? Aku hanya bisa menyesal sekarang?"

Pria yang berani membayar mahal malam ini bisa bermalam dengan Marni di tempat yang sudah disediakan. Marni sudah terbiasa dengan pekerjaannya. Ia terus mengirim uang setiap bulan kepada ibu dan neneknya dikampung.

Sebenarnya ia sudah tidak tahan dengan pekerjaan yang kotor ini. Jika hanya bernyanyi mungkin tidak akan merasa kesal seperti ini. Tapi ini bernyanyi sekaligus melayani napsu bejat para suami orang yang haus dengan daun muda.

Marni hanya bisa mengeluh tanpa berbuat banyak. Ia setiap malam harus berganti melayani berbagai macam pria. Ingin ia sudahi pekerjaan saat ini tapi dia sudah terlanjut menandatangi kontrak selama satu tahun.

"Aku harus sabar, satu tahun itu adalah waktu yang sebentar, Nikmati saya waktu yang ada. Mungkin nanti aku akan merindukan hal seperti ini," keluh Marni.

"Kau kenapa cantik. Temani aku minum dulu, baru aku akan memuaskanmu di atas ranjang. Gaya apa yang kamu suka?" tanya pria hidung belang yang menuangkan anggur dalam gelasnya.

Marni enggan untuk meminumnya tapi pria yang berani membayar tinggi untuk bermalam dengan Marni memaksa meminum bir yang sudah dicampur obat untuk menambah gairah bermain diatas ranjang. Marni menenggak bir itu sampai habis setelahnya tubuhnya merasa panas. Semakin lama semakin panas lalu bergairah untuk melakukan hubungan yang lebih intim lagi.

"Kau sungguh membuatku memukau di atas panggung maupun di atas ranjang ini," ucap pria itu.

"Panas tuan, tolong aku!" seru Marni.

"Sabar cantikku! Sebentar lagi, aku masih belum puas melihatmu yang seperti ini, memohonlah agar aku segera memuaskanmu saat ini," balas pria itu.

Marni semakin merasakan kepanasan dalam tubuhnya. Entah apa yang di campur dalam bir itu oleh pelanggannya malam ini. 

Pria itu semakin senang saat Marni merasa kepanasan, dan seperti sedang ingin menikmati cinta malam ini.

Sepertinya memang pria itu sengaja melakukan semua ini demi hasrat dan gairah yang memuaskan untuk dirinya sendiri.

Semalaman pria itu mencumbui dan menikmati tubuh Marni sampai terkapar tak berdaya. Pagi sekali dia sudah pergi meninggalkan Marni yang masih terbaring lemas di atas ranjang.

"Aku memang sudah terbiasa melakukan ini. Tapi sepertinya aku harus segera meninggalkan pekerjaan kotor ini!" gerutu Marni saat terbangun dan merasakan tubuhnya sakit semua.

Marni sempoyongan mencoba berdiri, juga memunguti pakaiannya yang berserakan lalu memakainya. Ia kembali asramanya dan kembali tidur sampai siang hari. Ketika bangun sarapan sudah ada di meja kamarnya. Sepertinya petugas sudah mengirimnya pagi tadi tapi ia tak menyadari kalau ada orang yang mengetuk pintunya.

"Makanan yang enak untuk dimakan. Aku akan segera memakannya karena aku sudah lapar," gumam Marni.

"Apa kau baru bangun Marni. Kenapa kau baru memakan sarapanmu?" tanya Tania.

"Kau sudah tahu aku baru bangun tapi masih bertanya. Aku tidak bisa makan sambil tidur, makanya aku baru makan sarapanku," jawab Marni.

Tania terkekeh sendiri mendengar jawaban Marni. Benar juga pertanyaannya sungguh salah. Seharusnya bukan begitu ia bertanya pada Marni.

"Maafkan aku yang salah pertanyaan ini, apa semalam kau mengalami kesulitan?" tanya Tania.

"Iya aku semalam mengalami kesulitan. Pria busuk itu memaksaku minum bir yang entah dicampur dengan apa. Sehingga tubuhku menjadi panas dan semakin panas. Dia begitu puas melihat aku yang seperti wanita jalang ini," keluh Marni dengan kesal.

Tania tertawa melihat ekspresi wajah Marni. Bagaimana bisa begitu Marni menggebu-gebu menceritakan kekesalannya. Tania memberitahu memang pelanggan itu bermacam-macam adanya. 

Ada yang sekali main langsung puas. Ada yang lama. Ada yang sebentar ada suka berimajinasi liar. Ada pula yang suka berfantasi. Tapi kalau apes akan bertemu dengan seorang yang menyukai kekerasan sebelum bercinta. Semakin pasangannya mengalami kesakitan ia akan semakin muncul hasratnya.

"Aku tahu kau kesal. Memang seperti itu dunia gelap ini. Percayalah nanti akan ada matahari yang bersinar setelah kau melewati semua ini," ucap Tania.

"Kapan aku bisa lepas dari dunia hitam ini Tania. Setahun itu ternyata lama juga ya," balas Marni.

"Marni kau harus percaya rencana Tuhan itu indah, akhir tahun ini akan ada yang melamarku. Jadi aku akan keluar dari rumah bordil ini dan memulai hidup baru," jelas Tania.

Marni kaget mendengar cerita Tania. Lalu kalau tidak ada Tania dia harus bagaimana. Beberapa bulan ini hanya Tania yang baik padanya. Jika Tania sudah tidak bekerja lagi di tempat terkutuk ini bagaimana nasibnya kedepan.

"Tania apa kau serius. Nanti bagaimana nasibku jika kau sudah terbebas dari tempat bagaikan neraka ini?" tanya Marni dengan wajah penuh ketakutan.

"Kau tidak perlu khawatir seperti itu Marni. Di tempat ini ada banyak orang kok yang care sama kamu!" seru Tania.

"Tapi Tania ... Aku tidak akrab dengan mereka sepertimu. Kalau ada yang jahat sama aku bagaimana?" tanya Marni lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status