Share

Bahagia Madam Gisel

Madam Gisel menggelengkan kepalanya. Ia tidak butuh bantuan Marni maupun Tania. Madam Gisel langsung berpaling membuka pintu untuk meninggalkan mereka berdua yang sedang melakukan senam kebugaran.

"Tidak usah sayang-sayangku ini bukan urusan pekerjaan jadi kalian tidak usah membantu, teruskan saja latihan kebugaran kalian jangan lupa senam kegel ya bagus untuk aset berharga kalian," ucap madam Gisel sambil tertawa.

"Kalau begitu baiklah madam kami akan segera melanjutkan senam kebugaran kami," jawab Marni dan Tania.

Madam Gisel sudah pergi menjauh dari kamar Marni. Ia duduk di sebuah gazebo menikmati semilir angin serta beberapa makanan di sebuah meja kecil disana.

Ia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang raut wajahnya tampak berbinar bahagia mengubungi seseorang.

"Hallo madam, gadis yang aku bawa tidak kabur atau membuat masalah 'kan? Aku tidak punya uang untuk mengembalikan semua uangmu karena uang yang madam beri sudah aku habiskan untuk foya-foya!" seru Jodi seseorang yang di teleponnya.

"Justru aku akan berterima kasih padamu. Berkat gadis suci yang kau bawa aku menerima banyak keuntungan, aku akan mentransfer sejumlah uang untuk komisi ekstra padamu, aku harap kau memberikan aku banyak bibit unggul seperti ini," ucap madam Gisel yang tampak senang.

Madam Gisel menambahkan kalau gadis yang dibawa oleh Jodi sudah terikat kontrak dengannya ia mendapatkan bayaran yang mahal serta masih ada tips lagi untuknya dari para orang kaya yang menikmatinya.

"Kalau begitu baguslah, madam tak perlu sungkan lain kali aku akan memberikan gadis yang lebih baik lagi," balas Jodi bersemangat.

"Bawakan aku lebih banyak gadis yang bisa menghasilkan uang untukku Jodi. Kalau perlu bawa semua gadis muda bertalenta dari desa," sahut madam Gisel yang bahagia membayangkan keuntungan yang akan ia dapatkan.

Jodi mengiyakan apa yang dikatakan oleh madam Gisel. Baginya tidak susah untuk mewujudkan semua itu. Karena gampang sekali membujuk gadis desa atau menipunya untuk menyerahkan kepada madam Gisel dengan iming-iming sejumlah uang.

"Itu hal yang mudah bagiku madam. Dengan menjanjikan sejumlah uang pada mereka. Aku akan membawanyakepada madam Gisel tentu saja barang berkualitas sepeeri Marni," ucap Jodi senang.

"Aku tunggu barang berkualitas lainnya jodi," balas Madam Gisel.

Madam Gisel begitu senang sejak Marni datang pendapatannya meningkat serta orang yang datang semakin ramai ke ruang VIP. Mungkin dari mulut ke mulut memberikan saksi kalau ada barang bagus di rumah bordil terselubungnya.

Obrolan madam dan Jodi sudah selesai. Saatnya madam berjalan mengitari asrama biduannya. Apakah ada yang ingin mereka keluh kesahkan atau ada yang membuat onar biasanya madam akan menghukum siapa saja yang membuat onar atau mencoba melarikan diri. Pernah juga madam menghukum salah satu biduan yang menghasut biduan lain untuk kabur bersama di tempat yang memberikan keuntungan bagi mereka namun disebut oleh penghuninya sebagai penjara.

"Rasanya tidak ada yang membuat onar lebih baik aku segera meyiapkan hadian buat Jodi," ucap Madam Gisel dalam hati.

"Hallo Madam, sudah lama aku tidak kesini," sapa Jodi yang sudah lama tidak datang ke tempat madam Gisel. ia hanya datang saat membutuhkan keuntungan saja.

"Kebetulan sekali kamu datang sekarang. Aku sudah akan menyiapkan hadiah untukmu. Kau ini kebiasaan datang ke tempat kakakmu saat ada yang dimau saja," celetuk madam Gisel sambil berjalan.

Jodi senang akan mendapatkan banyak uang hari ini. Hidupnya selain berfoya-foya tidak ada hal lain. Uang selalu habis dan ia akan meminta lagi pada kakaknya dengan mengirimkan gadis-gadis yang telah ia tipu.

"Madam aku malam ini ingin bersenang-senang dengan biduanmu. Atau kau boleh meminjamkan Marni kepadaku semalam saja. Aku penasaran bagaimana rasa biduan yang membuatmu banyak uang itu," pinta Jodi sambil membayangkan bermalam dengan Marni.

"Tidak bisa, aku akan memberikanmu biduan yang lain, Karena Marni malam ini akan bernyanyi menghibur para tamuku dan dia akan mendapatkan banyak saweran seperti biasanya. Aku tidak akan membiarkan kau membuat kecewa pelangganku," ujar madam Gisel.

Mendengar jawaban dari madam Gisel ia tampak kecewa. Tapi hatinya semakin penasaran seperti apa Marni menggoyang para pelanggannya sampai mendapatkan banyak uang dengan mudah. Ia tahu kakaknya bukan orang yang mudah ditangani dan merasa senang dengan pekerjaan orang. Seperti apa Marni bernyanyi sampai para pria hidung belang yang butuh belaian itu sampai rela mengeluarkan banyak uang untuk bermalam dengannya.

"Kalau begitu ijinkan aku masuk ruang vip dan melihat Marni bernyanyi. Waktu itu aku pernah melihatnya bernyayi di desa tapi biasa saja. Apa dia memang menyembunyikan kepolosannya waktu itu?!" ijin Jodi.

"Boleh malam ini aku perbolehkan kau untuk melihat langsung bagaimana penampilan biduan kebanggaanku!" seru Madam Gisel yang tampak bahagia itu.

Wanita berbadan gempal itu berjalan sambil bersiul manja. Ia membuka pintu ruang pribadinya yang ada di restoran mewah ada karaoke keluarganya. di lantai dua ada ruang khusus vip untuk para kelas atas yang mampu membayar mahal sekaligus bisa bermalam denagn biduannya.

"Madam memang kakaku yang paling baik sedunia. Kalau begini aku bisa mencarikan bibit unggul lagi untuk usahamu yang sepertinya semakin besar ini," ucap Jodi yang bersemangat.

"Tapi aku juga sarankan kau untuk tidak gemar berfoya-foya saja kerjaannya. Kau harus mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari usahaku ini. Ingat kau sudah tua dan harus berumah tangga. Dengan perilakumu seperti ini mana ada wanita yang mau kau nikahi!" hardik madam Gisel.

"Madam semenit yang lalu kau ramah padaku. Sekarang madam marah padaku. Tempramentalmu ini buruk sekali," keluh Jodi.

"Kau adik satu-satunya yang aku miliki tentu aku mau yang terbaik untukmu bukan menjadi seorang pria yang hanya tahu berfoya-foya juga bersenang-senang setiap hati," balas Madam Gisel.

Jodi mengangguk mengerti, ia tidak berani membantah apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dari mana sumber uangnya jika ia melawan sang kakak. Madam Gisel orang yang keras ia tidak akan mau memberikan uang secara percuma kepada siapa saja termasuk sang adik yang bandel itu.

"Oke-oke Madam. Sepertinya jam sembilan malam adalah waktunya untuk menonton pertunjukan di ruang vip. Aku akan pergi kesana sekarang. Melihat bagaimana cara biduan-biduanmu itu menghipnotis para orang kaya yang butuh hiburan itu," ucap Jodi sambil melangkah pergi meninggalkan ruang pribadi kakaknya.

"Ingat Jodi jangan sampai kau membuat onar. Atau membuat kekacauan, aku tidak akan sudi memberikanmu uang lagi jika itu terjadi. Walau kau membawa beberapa gadis pilihan dan bertalenta padaku aku tidak akan pernah memberikanmu sepeser uangpun!" bentak madam Gisel dengan suaranya yang keras.

"Aku mengerti Madam," jawab Jodi seraya melangkahkan kakinya ke ruang vip tempat para pria-pria yang mencari hiburan di luar rumah.

Didalam ruang vip setiap harinya ada tiga biduan yang bernyanyi menghibur para tamu. Tentu saja biduan yang berada di tuang vip adalah biduan pilihan dengan tubuh proposional. penampian menarik serta suara yang menggoda. 

Gadis-gadis yang menggoda itu tidak serta merta hanya bisa bernyanyi sembarangan atau melayani pria yang haus belaian diatas ranjang. Madam Gisel mendatangkan pelatih vokal terbaik untuk melatih mereka. Serta koreografer yang unggul untuk melatih geraan tubuh mereka. Pelatih kebugaran jasmani seminggu sekali. Pelajaran etika. Karena yang mereka layani adalah orang-orang kelas atas. Bukan sembaranagn orang.

"Penampilan dua gadis ini biasa saja tidak ada yang menggoda sama sekali. Lalu dimana gadis bernama Marni itu, kenapa belum tampil juga?" gerutu Jodi karena rumor yang beredar tidak seperti bayangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status