Share

MENARIK ULUR

Penulis: arafaq_9
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-16 02:39:36

"Stop it." Kiara menggelengkan kepalanya saat Victor akan menyerang bibirnya kembali, Victor tersenyum.

"Kenapa, Baby? Apakah kau merasa tidak nyaman?" tanya Victor, Kiara mengangguk.

"Aku istri putramu, Dad. Berhentilah untuk bersikap seperti ini," lirih Kiara, sesungguhnya wanita itu terbuai akan ciuman dan cumbuan Victor.

Namun, mengingat jika ia berstatus istri Edwin. Membuatnya takut, Kiara tidak ingin terjatuh terlalu dalam. Sebab, Victor selalu menggodanya. Yang mana suatu saat bisa saja ia khilaf.

Victor mendesah pelan, "kau benar-benar tidak ingin bersamaku, Kia?" tanya Victor, Kiara menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kau harapkan dari Edwin? Dia tidak mencintaimu, Kiara," ujar Victor dengan mengerang, pria itu menatap Kiara dengan serius.

"Sudahlah, Dad. Aku tidak ingin membahasnya, bisakah Daddy keluar dari kamarku?" pinta Kiara, wanita itu mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Baiklah, kau istirahat. Daddy keluar dulu." Victor mengecup lembut puncak kepala Kiara, membuat Kiara memejamkan kedua matanya. Kiara membuka matanya kembali saat Victor sudah pergi dari kamarnya.

"Maafkan, Kiara. Dad, Kiara tidak ingin jika lama-lama Kiara merasa nyaman dengan Daddy,'' gumam Kiara, karena sesungguhnya saat ini Kiara sudah merasakan sedikit kenyamanan itu.

Sementara Victor, pria itu masuk ke dalam ruang kerjanya, ia meneguk wine di tangannya sembari kedua matanya yang menatap Kiara dari laptopnya. Victor terus memandangi kegiatan Kiara di dalam kamar, sesekali ia tersenyum melihat tingkah Kiara. Apalagi saat melihat Kiara yang kesal karena tidak bisa tidur.

"Aku harus bagaimana agar bisa membuatmu terikat denganku, Kia? Karena tidak mungkin jika aku memaksamu, yang ada kau semakin membenciku," gumam Victor, pria tersebut menghembuskan nafasnya kasar.

Setelahnya, Victor menuju kamar Kiara. Pria itu menyelinap masuk, dan kembali menemani Kiara tidur. Victor memeluk Kiara, membuat tidur Kiara semakin lelap.

Hingga keesokan harinya, Kiara menggeliat tertahan. Wanita itu menggerakkan kelopak matanya, dan membuka matanya secara perlahan. Kiara menunduk saat merasakan berat pada perutnya, saat melihat ke bawah. Kedua mata Kiara melotot, sebab ada tangan kekar yang melingkar di perutnya. Kiara membalikkan badannya, wanita itu melihat Victor yang sedang memejamkan kedua matanya.

"Daddy bangun! Bagaimana bisa kau ada di sini huh?" pekik Kiara, wanita itu menepuk-nepuk rahang tegas Victor, membuat Victor terusik.

"Apa, Baby?" tanya Victor, ia membuka kedua matanya menatap Kiara.

"Kenapa Daddy ada di sini, dan bagaimana bisa Daddy masuk?"

Victor terdiam sejenak, "Daddy ingin menemanimu," ujarnya, Kiara mendengkus.

"Kiara tidak perlu teman, Dad. Lebih baik sekarang Daddy keluar, Kiara mau mandi," usirnya, Victor tersenyum.

"Kau mau mandi? Bagaimana jika kita mandi bersama?" goda Victor.

"Jangan bercanda, Dad. Aku sudah mengatakannya berkali-kali kepadamu, jangan seperti ini. Ingatlah jika aku istri putramu, sampai kapanpun aku tidak akan mau bersamamu. Kita sudah melakukan kesalahan, jangan sampai kita semakin berbuat kesalahan," ucap Kiara dengan nada marahnya, wanita itu memberontak. Victor melepaskannya, membiarkan Kiara bangun.

"Kiara mohon, Dad. Jangan ganggu Kiara lagi, lupakan tentang kesalahan semalam itu," mohon Kiara dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

Victor menghembuskan nafasnya pelan, ia beranjak bangun, dan menatap Kiara serius. Pria itu merasa kesal dengan penolakan Kiara berkali-kali, apalagi melihat Kiara yang keras kepala. menjadikan Victor ingin sekali memaksa wanita itu.

"Edwin tidak akan membahagiakanmu, Kia,"

"Aku tidak perduli, Dad. Yang harus kau ingat—aku istri Edwin," sahut Kiara.

"Dia akan menceraikanmu, Kia, dan membuangmu," ucap Victor kembali, Kiara menatap Victor.

"Apapun itu—biarkan menjadikan keputusanku dengan, Edwin. Dad, mau bagaimana nantinya hubungan kita berdua. Yang terpenting adalah saat ini aku istri Edwin, dan Daddy tidak berhak ikut campur akan masalah ini. Jadi Kiara mohon, jangan mengusik Kiara, dan lupakan kejadian itu. Kiara mohon," mohon Kiara kembali, Victor mengeraskan rahangnya. Amarahnya memuncak, namun ia mati-matian menahannya.

"Aku tanya kembali kepadamu, Kiara. Kau benar-benar tidak ingin bersamaku, dan meninggalkan putraku itu?" tanya Victor, Kiara menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Dad. Aku tetap akan bersama Victor," tegasnya, yang semakin membuat dada Victor terbakar.

"Meskipun aku mengatakan jika aku mencintaimu?" tanya Victor, Kiara terkejut. Dadanya berdebar dengan kencang, lidahnya terasa keluh saat mendapatkan pertanyaan dari Victor barusan.

"Jawab, Kiara," tekan Victor, Kiara menggigit bibir bawahnya.

"Y-ya, meskipun Daddy mencintaiku," jawabanya terbata, Victor mengepalkan kedua tangannya. Emosinya benar-benar sudah memuncak.

"Baik, jika memang itu kemauanmu. Daddy tidak akan pernah mengganggumu lagi, maafkan Daddy jika pernah mengganggumu. Semoga kau bahagia dengan keputusanmu," tegas Victor dengan penuh amarah yang tersimpan, membuat Kiara menelan salivanya dengan susah payah.

Kiara mendongak, wanita itu menatap Victor yang sudah melangkah pergi dan menutup pintu kamarnya dengan kasar. Sampai membuatnya terjingkat, seperginya Victor. Kiara meneteskan air matanya, tiba-tiba benaknya terasa sesak mendengar ucapan Victor.

"M-maaf," gumam Kiara.

Sementara di sisi Victor, pria itu membanting barang-barangnya hingga pecah berkeping-keping. Pria itu benar-benar melampiaskan emosinya.

"Fuck! Kau benar-benar membuatku marah, Kiara. Lihat saja nanti, aku akan memastikan jika kau akan memohon kepadaku!" tekan Victor.

"Argh brengsek!" Victor melemparkan guci di sampingnya hingga menghantam dinding, dan pecah berkeping-keping.

Malam harinya,

"Dimana, Daddy. Paula?" tanya Kiara, ia mencari keberadaan Victor. Sebab semenjak pertengkarannya dengan Victor tadi pagi, Kiara belum melihat Victor sama sekali.

"Nona tidak tau?"

"Tau apa?" tanya Kiara kembali dengan heran.

"Tuan Victor mengatakan jika pindah ke mansion satunya," jelas Paula, membuat dada Kiara terasa nyeri.

"Pindah? Mansion mana?" tanya Kiara.

"Iya, Nona. Tuan mengatakan jika selama beberapa bulan akan tinggal di mansion satunya, tapi Nona tenang saja. Tuan sudah berpesan tentang semua yang Nona butuhkan," jelas Paula, yang mana rasa nyeri itu semakin menghujam benak Kiara.

"Dimana mansion itu, Paula?"

"Wah ... saya juga tidak tau, Nona. Sebab Tuan tidak pernah memberitahu kami tetang mansion itu," ucap Paula.

Kiara mengangguk. Wanita itu melangkah kembali ke ke kamarnya. Setibanya di kamar, Kiara melangkah menuju ranjang. Wanita itu duduk di bibir ranjang. Kiara menghembuskan nafasnya perlahan.

"Apakah kau sangat marah kepadaku, Dad?" gumam Kiara, tiba-tiba saja air matanya menetes saat mengingat Victor.

Hari terus berlalu, minggu demi minggu terlewati. Sudah genap dua minggu ini Victor menarik diri dari Kiara, membuat Kiara merasakan kesepian. Tidak jarang Kiara juga menangis di kamar saat merasakan rindu kepada Victor, Victor sendiri diam-diam tetap memperhatikan Kiara. Meskipun ia sedang dalam misi menarik diri.

"Kenapa kau lebih memilih tinggal di mansion lain? Apakah ini caramu menghindar?" gumam Kiara, wanita itu membaringkan tubuhnya. Air matanya terus mengalir deras.

"Kau kemana, Dad? Aku merindukanmu," ucap Kiara dengan rasa sesak di benaknya.

arafaq_9

Selamat Membaca ❤ Sehat Selalu 🥰

| 45
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Apa Adanya
kenapa cuma bab 9 gak ada lanjutannya
goodnovel comment avatar
Chy Doang
Sok bgts sih kapok ditinggal.. ayoo daddy jangan nongol dlu biar klimpungan
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
nah kah udh kangen sok2 jual mhl
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   MOBIL BERGOYANG

    Langit malam menjingga saat Victor dan Kiara melangkah keluar dari mobil mewah hitam mereka, disambut kilau lampu taman dan alunan musik jazz yang lembut dari dalam mansion bergaya kolonial milik rekan bisnis Victor. Suara tawa halus dan denting gelas sampanye mengisi udara, membawa aroma elegan dari pesta eksklusif itu.Victor tampil dalam setelan jas armani berwarna abu-abu gelap yang membentuk tubuh tegapnya dengan sempurna. Dasi hitamnya rapi, dan sikapnya seperti biasa—tenang, dingin, penuh kuasa. Namun malam ini, tak satu pun mata tertuju padanya.Semua mata memandang wanita di sisinya.Kiara mengenakan gaun hitam panjang berpotongan rendah di dada, dengan belahan tinggi di paha yang menyibak langkahnya. Kain satin yang membungkus tubuhnya memeluk setiap lekuk dengan anggun, seolah diciptakan khusus untuknya. Rambut panjangnya disanggul sebagian, membiarkan beberapa helaian jatuh liar membingkai wajah cantiknya. Bibir merahnya melengkung dalam senyum memikat, dan matanya berkila

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   G-STRING MERAH

    Keesokan paginya, cahaya lembut itu memantul di dinding berlapis aksen emas, menciptakan suasana hangat yang kontras dengan udara segar pagi. Aroma kopi yang baru diseduh dari mesin espresso di sudut ruangan bercampur dengan wangi samar parfum Kiara yang selalu memikat.Victor baru saja selesai mandi. Rambutnya masih sedikit basah, tetesan air sesekali jatuh dari ujung-ujungnya saat ia menggosok kepalanya dengan handuk kecil. Ia hanya mengenakan celana panjang linen hitam yang tergantung rendah di pinggulnya, memperlihatkan garis otot perut yang terpahat sempurna. Dengan langkah santai, ia keluar dari kamar mandi, berniat mengambil kemeja dari lemari. Namun, langkahnya terhenti seketika. Ia meneguk salivanya, matanya terkunci pada pemandangan di depannya.Kiara berdiri di dekat cermin besar bergaya art deco, tubuhnya dibalut g-string merah yang begitu menggoda, dengan tali tipis yang nyaris tak terlihat melingkari pinggul rampingnya. Sehelai bra renda senada membingkai lekuk tubuhnya

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   AYO BERCINTA LAGI

    Malam hari menyapa penthouse mewah keluarga Anderson dengan langit New York yang berkelip lembut dari balik jendela kaca besar. Kota itu tampak hidup, namun di dalam, kehidupan yang jauh lebih hangat sedang berlangsung—bersama dua bocah laki-laki berusia satu tahun yang menjadi pusat semesta pasangan kuat ini.Di ruang keluarga yang didesain dengan nuansa hangat dan elegan, karpet lembut membentang di atas lantai marmer. Mainan edukatif premium berserakan rapi, dan aroma lembut lavender menyebar dari diffuser di sudut ruangan.“Ken... jangan ganggu Felix, Sayang,” ucap Kiara sambil tersenyum lembut, membetulkan posisi duduk Kenneth yang tengah berusaha merebut boneka singa dari saudara kembarnya.Felix meringis kecil, matanya bulat menatap sang ibu, lalu tiba-tiba menghambur ke arah Victor dengan tangan terentang. “Pa...pa...”Victor yang tengah melepas dasi dan jasnya segera berjongkok, menyambut bocah kecil itu ke dalam pelukannya. “Felix-ku! Sudah belajar manggil Papa, ya?” bisikny

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   TAMPARAN NYONYA ANDERSON

    Cahaya pagi menelusup masuk melalui jendela kaca setinggi langit-langit, menyinari interior elegan ruang rapat utama Anderson Corporation yang berada di jantung kota New York. Lampu gantung kristal berkilau lembut di atas meja konferensi panjang berlapis kayu walnut Italia, dikelilingi pria dan wanita dalam setelan rapi dan penuh kharisma. Victor Anderson duduk di kepala meja, tegap dan tak tergoyahkan dalam balutan jas bespoke berwarna charcoal, kemeja putih bergaris tipis dan dasi sutra biru navy. Wajahnya tak menunjukkan emosi, namun jemarinya yang mengetuk permukaan meja menunjukkan ada yang tak sabar bergolak dalam dirinya. Di layar besar, grafik pertumbuhan pasar ditampilkan dengan presisi. Presentasi tengah berlangsung, namun Victor hanya sesekali meliriknya. “As expected,” ucapnya datar namun menohok, setelah kepala divisi pemasaran selesai memaparkan. “Namun ekspektasi saya bukan hal yang biasa. Saya menginginkan progres, bukan stabilitas semu.” Ruangan hening. Bebera

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   MELIAR DI TAMAN

    Victor mencium Kiara dengan penuh gairah, bibirnya menyapu dengan lembut namun menuntut, membuat wanita itu tenggelam dalam arus hasrat yang menggelora. Tangan besar Victor menelusuri lekuk tubuh Kiara, menariknya semakin dekat hingga dada mereka saling bertemu, seakan ingin menyatu lebih dalam. Kiara menggeliat dalam pelukan Victor, jemarinya menyusuri rambut pria itu, menariknya lebih dekat sementara desahan penuh nikmat meluncur dari bibirnya. Victor menyeringai, menikmati bagaimana istrinya menjadi begitu patuh dalam kungkungannya. "Kau benar-benar menggoda, Baby," gumam Victor dengan suara serak sebelum melumat bibir Kiara lagi, kali ini lebih menuntut, lebih mendominasi. Kiara tersentak, namun tubuhnya segera menyesuaikan, menerima setiap sentuhan Victor dengan penuh hasrat. Dengan satu gerakan kuat, Victor mengangkat Kiara dan mendudukkannya di bangku kayu yang dingin. Gaun rumah yang sederhana dengan mudah tersingkap saat tangan Victor mengelus pahanya, jemarinya meny

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   CIUM AKU, DADDY

    Di sebuah toko bunga mewah yang terletak di sudut jalan kota, Victor berdiri dengan tenang, matanya menelusuri berbagai macam bunga yang tertata indah di dalam vas kaca. Wangi mawar dan lily bercampur lembut di udara, menciptakan suasana yang menenangkan. Tangan Victor yang besar dan kokoh mengambil seikat mawar merah dengan kelopak yang masih segar, lalu menatapnya sejenak. Senyum tipis tersungging di sudut bibirnya saat membayangkan bagaimana ekspresi Kiara ketika menerimanya nanti. Namun, momen itu terganggu oleh suara langkah kaki seseorang yang mendekat. "Victor." Sebuah suara lembut namun tajam bergema di udara. Victor menegang sejenak sebelum menoleh sekilas. Sosok wanita dengan gaun berwarna biru tua berdiri di sana, rambut panjangnya tergerai sempurna, matanya menatap Victor dengan penuh arti. Eleanor. Namun, Victor hanya menoleh sebentar sebelum kembali menatap mawar di tangannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia melangkah ke kasir. Eleanor memicingkan matanya,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status