Share

Part 79

Kurasakan bahu Papa ikut bergetar mendekapku. Dia pasti menahan tangis agar tak bersuara. Masih malu kah dia menumpahkan segala rasa sakitnya di hadapanku? Menunjukkan sifat asli yang selama ini terlihat garang dan tak punya hati. 

Ia juga manusia biasa rupanya. Punya hati yang rapuh dan juga bisa menangis. Mama terlalu kejam memperlakukan kami seperti ini. Menghancurkan hidup semua orang yang selama ini terlihat begitu dekat dengannya. 

"I'm so sorry, Dad," ucapku, melepaskan diri dan mendongak menatapnya. "Aku tak pernah tahu bagaimana Papa menderita selama ini. Apa benar seperti yang Mama katakan, Papa membenciku karena aku mirip Mama?"

"Apa yang kau katakan, Sayang?" Papa menyeka pipinya yang sudah basah. "Mana mungkin seorang Ayah bisa membenci darah dagingnya sendiri."

"Papa selalu marah-marah padaku."

"Kau marah? Apa kau begitu sakit hati pada Papa?"

"Why? Kenapa Papa melakukan itu? Apa salahku? Apa karena aku

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status