'Eh, perubahan?' Lana mulai paham perubahan yang dimaksud adiknya."Tuan muda Awan terlihat jauh lebih kuat setelah latihannya dengan Madam Yin dan Master Yin waktu itu.""Nah itu dia maksudku, Kak.""Sekarang apa Kakak memperhatikan tuan muda Awan? Aku tidak lagi merasakan tekanan kekuatan dari tuan muda selain tatapannya yang jauh lebih tajam dari sebelumnya.""Iya, itu sesuatu yang aneh." Gumam Lana ketika menyadari maksud ucapan adiknya.Sebelumnya, Lana hanya fokus pada rasa senang dan rindu bertemu tuan mudanya. Sehingga tidak sempat memikirkan perubahan lain pada Awan. "Apa tuan muda ketiga telah gagal latihannya yah? Tuan muda kehilangan kekuatannya?" Tebak Xynthia panik memikirkan kemungkinan itu."Tidak mungkin tuan muda gagal." Ujar Lana khawatir, lalu Ia teringat sesuatu "Dek, apa kamu memperhatikan tatapan mata tuan muda? Xynthia mengangguk pelan sambil berpikir, "Tatapan tuan muda terlihat lebih tenang namun tajam dan fokus.""Seperti tuan besar Kelvin." Komentar Lana.
"Tidak mungkin, putra pak presdir adalah tuan Hadi dan Ia sedang berada di New York. Berbohongmu sungguh keterlaluan anak muda. Keamanan!" Salah seorang eksekutif wanita berteriak dan memerintah keamanan untuk segera mengusir Awan. Itu karena Ia tahu kalau putra Presdir mereka hanya satu dan satu lagi wanita, Amelia.Mereka adalah para eksekutif di perusahaan Sanjaya, bagaimana mereka tidak tahu dengan anak-anak bos mereka? Bisa-bisanya pemuda biasa ini mengaku putranya Kelvion Sanjaya. Jika orang luar mendengarnya, mereka bisa jadi bahan tertawaan jika menganggap pemuda biasa ini benar putra Presiden Direktur mereka.Diantara mereka tidak ada satupun yang hadir ketika Kelvin memperkenalkan Awan sebagai pewarisnya setengah tahun yang lalu, jadi tidak ada satu orangpun yang mengenali Awan saat ini dan mereka tahunya, hanya Hadi dan Amelia saja sebagai anaknya presiden direktur mereka."Kalian tidak ada yang percaya jika Ayahku ada didalam sana?" Awan tidak tahu harus tertawa atau mena
Tampak Paman Billynya menyuruh Stefen kedepan untuk bicara, walau sedikit ragu akhirnya Stefen berdiri dan berjalan menunduk ke depan Awan."Sepupu, mohon maafkan kesalahanku sebelumnya. Sa-saya terlalu naif dan tidak menyelidiki permasalahan sebelumnya dan telah gegabah bertindak yang menyebabkan kerugian bagi kita berdua. Saya mengaku salah, tolong maafkan." Ucap Stefen dengan tulus.Pada dasarnya Stefen bertindak karena rasa loyalitasnya yang tinggi pada keluarga utama. Namun karena alasan yang sama, ia mudah dibutakan oleh emosinya sehingga dengan gampang dimanfaatkan oleh Hadi. Namun setelah dijelaskan duduk permasalahannya oleh sang Ayah, Stefen pun merasakan penyesalan yang mendalam.Tapi, meskipun begitu Ia tidak bisa balik menyerang Hadi. Karena Hadi adalah bagian keluarga utama. Sehingga yang bisa dilakukannya saat ini adalah meminta maaf pada Awan.Melihat saudara sepupunya benar-benar tulus meminta maaf padanya, Awan pun memutuskan untuk tidak lagi memperpanjang masalah de
Mereka melanjutkan dengan berbicara ringan tentang hal-hal umum sebelum Kelvin memberikan sebuah kunci berbentuk kartu pada Awan."Apa ini Ayah?" Tanya Awan bingung. Ia tahu itu adalah kunci apartemen, karena di balik kartu jelas tertulis President Suite of Emmeral Apartment.Ayahnya tersenyum hangat, "Sudah saatnya kamu memiliki hunian sendiri, Nak. Kamu tidak mungkin selamanya tinggal di Villa sebelumnya."Ketika Kelvin mengucapkan itu, Stefen tersenyum masam dengan wajah bersalah. Karena Ia tahu, dialah alasan Awan tidak bisa tinggal disana setelah dia menghancurkan Villa itu sebelumnya."Sepupu, maafkan Aku untuk villamu. Aku bisa menggantinya jauh lebih baik dari sebelumnya." Ujar Stefen sambil menunduk, tidak berani menatap Awan."Sudahlah, tidak apa-apa. Lagian Ayah sudah menggantinya dengan lebih baik." Kata Awan santai sambil melambaikan kunci apartemennya. Stefen sudah menunjukan ketulusannya, jadi Awan pun bersikap bijak dengan tidak lagi menyalahkan Stefen atas apa yang t
Saat berada ditempat parkir, Awan dikejutkan dengan mobil apa yang dihadiahkan Ayahnya untuknya. Audi A8L, mahalkah? Awan belum tahu berapa harganya, tapi yang jelas mobil itu terlihat sangat mewah dan berkelas.Lana dan Xynthia bahkan sampai berebut untuk mengendarainya untuk mengantar Awan, tapi begitu Awan mengatakan kalau mereka tidak bisa ke apartemennya seperti apa yang dikatakan Ayahnya, membuat dua dara cantik tersebut langsung merengut. Tapi, Awan menjanjikan jika mereka bisa main ke apartemennya kapanpun mereka mau, yang membuat senyum cantik mereka kembali merekah.Awan tidak ingin mengambil jatah istirahat lebih dari seharusnya, 6 bulan Ia telah ditempa latihan berat yang tidak bisa dibayangkan oleh siapapun. Pelatihan itu telah membuatnya menjadi pria yang lebih tenang namun mematikan.Karena itu juga, Awan beranggapan bahwa Ia harus lebih keras pada dirinya sendiri, jika tidak dunia akan jauh lebih keras memperlakukan dirinya. Pagi-pagi sekali Ia sudah siap dengan set
Saat semua orang sudah pergi dan hanya menyisakan Zack dan Awan.Awan melihat sebuah papan catur milik Zack yang biasa dipakai untuk mengisi waktu luang, "Bagaimana kalau kita main catur untuk mengisi waktu paman?"Zack tertawa, "Kenapa tidak? Kuharap skill caturmu sebaik kejeniusanmu dalam mengatur strategi perusahaan.""Oke, mari kita lihat." Zack ternyata juga ahli dalam permainan catur, keduanya bersaing alot dalam adu strategi. Bergantian mereka menghabiskan setiap pion di area lawan masing-masing. Zack yang kaya pengalaman dan strategi berhasil memojokan langkah Awan dengan hanya menyisakan Queen dan King sebagai bidak terakhir.Saat Zack merasa sudah sangat yakin dengan langkahnya dengan mematikan langkah terakhir Bidak Queen Awan dan melupakan pergerakan bidak lainnya, King yang hanya memainkan gerakan 1 kotak dan tidak seharusnya menjadi ancaman, sampai Awan menutup langkah terakhir Zack, "Skak Mat."Kejutan Awan membuat Zack melongo dan tak percaya, karena semula Ia terlalu
Tanpa terasa waktu sebulan begitu cepat berlalu, Awan begitu mencurahkan seluruh waktunya untuk perkembangan perusahaan barunya. Ia tidak lagi perlu mengecek hp-nya setiap waktu untuk mengabari seseorang. Ia sudah sampai pada titik dimana Ia tidak lagi mempedulikan jika perhatiannya akan mendapat balasan lagi dari wanita yang dirindukannya itu.Hampir tidak ada waktu baginya untuk bersantai, semua perhatian dan tenaganya difokuskan untuk kemajuan perusahaan dan malamnya Ia sibuk latihan untuk meningkatkan fisik dan bathinnya. Bahkan setelah Stefen kembali dari Singapura, Awan semakin tenggelam dengan kesibukannya. Kerja keras dan strategi yang diterapkannya menampakan hasil dengan grafik perkembangan perusahaan yang sudah mulai stabil dan bahkan mulai bergerak kearah yang lebih positif, itu membuat Awan semakin bersemangat untuk terus maju.Suatu sore, Stefen baru melangkah pulang ketika setelah selesai mengerjakan pekerjaannya. Saat Ia melewati ruangan Awan, Ia terkejut ketika melih
Sudah tidak heran jika banyak orang kaya punya wanita simpanan lebih dari satu dan bahkan banyak berita tentang perselingkuhan yang dilakukan para pejabat dan orang kaya. Jadi sudah tidak heran lagi dengan perilaku seperti itu, tapi melihat wanita yang masih perawan diperjual belikan secara langsung seperti ini. Entah kenapa, bathin Awan begitu sulit menerimanya. Sekali lagi Awan melihat wanita yang ada dalam layar, wajah wanita itu begitu polos dan tampak ada ketakutan diwajahnya. Tampaknya Ia adalah wanita baik-baik."Apa mereka bagian dari perdagangan manusia?" Tanya Awan gusar. Jika seperti itu keadaannya, maka Ia harus menyelamatkan mereka. Tidak mungkin Ia membiarkan perdagangan manusia terjadi begitu saja dihadapannya, apalagi sekarang Ia berada dalam ruangan yang seakan ikut terlibat dalam praktek perdagangan paling kejam ini."Tentu saja tidak.""Brother, ini sama sekali tidak sama dengan kasus human traficking seperti yang kamu duga. Kebanyakan dari mereka, ada yang menawa