"Iya dia cerita, dia mau diperkosa sama Andre. Untung ada kamu yang menolongnya. Makasih yah sayang, aku salut deh sama kamu" lanjut Ren bangga dengan sikapku. Dia gak tahu aja kalau aku juga dilema waktu itu, hehehe."Awww..", Teriak Ren sambil memegangi kepalanya."Ren apanya yang sakit, bentar yah hubungi dokter Dona dulu" kataku cemas.Namun Ren menahan tanganku, matanya masih dipejamkan untuk meredakan sakit yang menyerang kepalanya. Aku mengelus-elus kepala Ren."Ambilin obat yang disamping itu", pinta Ren sambil menunjuk obatnya yang ada diatas meja.Aku mengambilkan obat yang dipinta oleh Ren, dan membantunya agak duduk dan meminum obatnya."Makasih yah sayang", ucap Ren tersenyum lemah.Aku berdiri mau kedapur, maksudku ingin menambah air minum untuk Ren, namun lagi ia menahanku agar aku tetap disampingnya."Please jangan pergi lagi, aku hanya mau kamu ada disampingku. Aku gak mau menderita karena tidak adanya kamu disampingku, hikss", ucap Ren sedih sambil memeluk erat lengan
POV RENATA "Hai cantik, bangun dong!" sapa sebuah suara yang sangat akrab di telingaku setiap pagi. Iya, itu suara Awanku. Sejak aku jatuh pingsan di sekolah kemaren ia jadi lebih perhatian padaku. Senang ? jelashlah. Siapa sih wanita yang tidak senang diperlakukan dengan perhatian begitu oleh pria yang dicintainya. "Hmnn malah meluk guling. Dah mau jam 6 nih, tar kita telat loh ke sekolahnya" kata Awan lagi, suaranya sangat dekat ditelingaku. Aku bisa merasakan nafasnya sangat dekat dari wajahku. Aku ingin mengisenginya lagi, sengaja biar ia lama-loama didekatku. Dan kalian tau apa yang dilakukan Awan selanjutnya ?CuppppSebuah ciuman hangat mendarat lembut dikeningku, mau tidak mau membuatku menggeliat manja."Tuh kan, kebiasaan! Yuk bangun" kata Awan sambil membelai lembut pipiku."Hmnnn kecup lagi" kataku sambil menujuk pipiku."Kumat manjanya nih" ledek Awan. tapi tetap saja ia mengecup kedua pipiku lembut.Cuupp CuuppTidak hanya satu, Awan mengecup kedua pipiku."Sudah ya, ak
POV Awan.Dua minggu setelah peristiwa Ren jatuh pingsan, hubungan kami sendiri semakin dekat dari hari ke hari. Begitu tahu sakit yang diderita Ren setelah menelusuri setumpuk obat yang diberikan oleh Dokter Dona sebelumnya, aku merasa harus lebih perhatian dan menjaga dirinya. Apalagi saat kedua orang tuanya dan ibuku sedang tidak ada disini, tapi bukan berarti aku tidak tulus memberi perhatian padanya. Karena jauh dilubuk hatiku terdalam, juga sedang mengalami dilema yang membuatku kebingungan harus menentukan sikap.Sebuah perasaan yang tiba-tiba begitu kuatnya tumbuh dalam diriku untuk seorang Renata, mungkin karena kedekatan kami akhir-akhir ini, perhatian-perhatian yang sering diberikan Renata padaku, gayanya yang ceplas-ceplos dan apa adanya, walau terkadang ia suka memaksa, tapi karena itulah yang membuat ia jadi punya tempat spesial dalam hatiku. Disamping itu, rasa bersalah juga terus menghantuiku. Perasaan bersalah karena aku telah membagi hatiku, jika dulu hanya ada Annisa
Aduh lagu apaan lagi yah ? hmnn, yah aku ingat sebuah lagu yang diputar di Iphone oleh wanita yang duduk di sebelahku waktu diatas pesawat. Akhirnya kuputuskan untuk menyanyikan lagu tersebut, kebetulan aku masih ingat liriknya dengan sangat jelas, untuk lagunya sendiri tinggal sedikit improvisasi aja.You and Me What day is it? And in what month?This clock never seemed so aliveI can't keep up and I can't back downI've been losing so much time'Cause it's you and me and all of the people with nothing to do, nothing to loseAnd it's you and me and all of the peopleAnd I don't know why I can't keep my eyes off of youAll of the things that I want to say just aren't coming out rightI'm tripping on wordsYou got my head spinningI don't know where to go from here'Cause it's you and me and all of the people with nothing to do, nothing to proveAnd it's you and me and all of the peopleAnd I don't know why I can't keep my eyes off of youSomething about you nowI can't quite figure ou
Malam harinya dokter Dona kembali datang memeriksa rutin kondisi Ren. Aku tidak tahu apa yang terjadi didalam kamar, karena Dokter Dona melarang siapapun untuk masuk ke dalam kamar Ren. Sehingga dengan terpaksa aku menunggu mereka dengan gelisahnya dari luar kamar."Bagaimana kondisi Ren dok ?" tanyaku begitu Dokter Dona keluar dari kamar Ren. Kami sudah lumayan kenal, karena sebelumnya Ren sudah mengenalkan tentang siapa diriku pada Dokter Dona."Oh sudah tidak apa-apa kok. Kondisinya sudah normal, Cuma barusan saya kasih obat penenang agar ia bisa beristirahat maksimal" jawab Dokter Dona."Sebenarnya Ren sakit apa Dok ?""Hmnn tidak sakit apa-apa, cuma kelelahan dan kurang istirahat saja" jawab Dokter Dona seperti menyembunyikan sesuatu.Aku menghela nafas dalam.Rasa penasaranku yang tinggi membuatku tidak tahan untuk tidak menanyakan tentang penyakit yang diderita Ren sebenarnya."Sindrom Kelelahan Kronis" ucapku singkat, aku juga tidak yakin awalnya. Namun melihat reaksi dokter Do
POV AuthorKring kringgAda sebuah panggilan masuk ketika Dokter Dona hendak melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah keluarga Wijaya."Bagaimana ?" tanya seorang Pria dengan nada maskulin yang membuat siapapun mendengar suaranya akan bergetar relung hatinya, menandakan kalau pria yang sedang bicara melalui saluran telpon tersebut adalah orang yang gagah dan berwibawa."Hihihi kamu penasaran banget ternyata" jawab Dokter Dona sesantai mungkin.Namun pria tersebut hanya diam saja tanda ia sedang tidak berniat meladeni candaan dari Dokter Dona."Hufffttt, seperti yang kamu bilang. Dia spesial, cara dia menganalisis masalah sangat luar biasa. Bahkan ia bisa cepat menyadari penyakit apa yang diderita oleh anaknya Agus tanpa aku harus mengatakannya. Analisanya bahkan sudah seperti seorang dokter yang sudah berpengalaman saja, kamu punya penerus yang mengerikan""Kamu membocorkan tentang siapa diriku ?""Aku hanya sedikit memberi clue padanya. Bagaimana ia mengetahui tentang dirimu i
POV AwanJam pelajaran olahraga yang aku nanti-nantikan tiba, entah kenapa aku sangat penasaran dengan guru olahraga yang kata Radit mencari diriku, Bu Noura. Padahal aku sendiri merasa tidak kenal dengan guru tersebut, lalu bagaimana bisa ia mencariku ? seolah ia sudah mengenal diriku sebelumnya. Minggu kemarin ketika kupikir akan berjumpa dengannya, orangnya malah tidak masuk dan digantikan oleh temannya yang juga sama-sama PL dengannya.Mata pelajaran olahraga pas disaat jam terakhir KBM hari ini, kami berkumpul dilapangan sekolah. Satu kelebihan sekolah disini, semua fasilitas sangat lengkap, mulai dari lapangan olahraga, lapangan basket hingga lapangan untuk sepakbola dan futsal, belum lagi ruang Aula untuk kegiatan umum baik itu ekskul atau sekedar acara kesiswaan, karena ruangannya yang sangat luas, belum lagi tersedianya kolam renang, komplit banget deh pokoknya.Saat itu kami sudah bersiap dengan pakaian olahraga lengkap, namun yang memimpin kelas olahraga hari itu lagi-lagi k
Dua serangan beruntunnya masuk telat ke hulu hati dan kepalaku, yang membuatku kehilangan keseimbangan. Tidak ingin menerima serangannya mentah-mentah kubalikkan sebuah tendangan dan disusul dengan sebuah tinju dari arah bawah. Namun dua seranganku lagi-lagi berhasil dihindarinya. Dengan langkah cepat aku meloncat mundur kebelakang beberapa langkah untuk menstabilkan kondisiku, kak Noura pun menahan langkahnya dan tidak terburu menyerangku seperti sebelumnya.Sepertinya dua seranganku barusan membuat ia jadi lebih hati-hati untuk menyerangku kembali."Awas kalau kau sampai kalah, akan kutelan jiwamu. Sehingga kau akan mati penasaran, dan tidak akan bisa terlahir kembali kedunia" kata suara yang menyeramkan itu lagi."kau cukup diam saja, dan lihat saja dari dalam sana" ejekku.Kudengar lirih suara cukup berat, mungkin makhluk yang bicara itu gusar karena kali ini tidak bisa menguasai tubuhku begitu saja seperti sebelumnya.Aku meloncat-loncat ringan sambil memutar ringan kepalaku dan m