Share

Yulia Syok

"Iya, kayaknya. Mbak lupa naruh kuncinya," tutur Yulia semakin berdebar kuat. Ia takut keluarganya mencium keretakan dalam rumah tangganya.

"Yah! Aneh, nih Mbak Yulia. Masa, di rumah sendiri gak ingat naruh kunci. Harusnya, biarkan tetap menempel di sana." Nurul mencebik.

"Kita ke atas aja, ya." Yulia menarik tangan adik bungsunya, sebelum sang ayah mempertanyakan hal itu.

"Nanti sudah sampai atas, jangan-jangan dikunci juga dan Mbak gak tau kuncinya di mana," tukas Nurul.

"Enggak. Udah, ayo!"

**

Tanpa Yulia undang, beberapa orang berseragam putih khas juru masak datang membawa makanan yang sudah siap dihidangkan. Juga ada beberapa orang lainnya yang akan memasang hiasan minimalis untuk menyambut tamu.

"Ini, sih, bukan kecil-kecilan, Mbak."

Yulia tersenyum, hatinya dipenuhi bunga-bunga. Ia merasa suaminya benar-benar perhatian meski sikapnya tengah membeku.

Selesai mendekor, mereka pun pulang.

"Permisi, Mbak," ucap dua orang di depan pagarnya. Satu wanita dan satu laki-laki.

"Iya. Ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status