Awan tidak langsung menjawab Rose dan memilih mengangkat panggilan telponnya yang saat itu masuk terlebih dahulu, "Ya?"
"Semua area sudah dibersihkan tuan muda, cuma masih ada satu kendala.." Suara Lana terdengar ragu sesaat dari seberang telpon.
"Katakan."
"Ada sebuah CCTV di lokasi tempat tuan muda turun dari mobil, saya khawatir itu dapat mengarahkan musuh pada tuan muda atau nona Calista."
"Langsung pointnya." Perintah Awan singkat.
"CCTV tersebut tersambung ke database pusat kota. Biasanya akan ada back up data setiap jam 12 malam untuk pemeriksaan, itu masih 2 jam lagi. Kami.. kami tidak punya kemampuan untuk meretas dan mengambil memorinya." Lana mengakui kelemahannya.
Untuk urusan kekerasan dan penghapusan jejak mungkin Lana dan anak buahnya bisa diandalkan, tapi untuk urusan IT, tidak ada diantara mereka yang ahli dibidang tersebut.
Awan melirik Rose yang saat itu masih bersujud didepannya, lalu berkata, "Kamu bisa m
Awan cepat mengangkat bahu Rose dan menyuruhnya untuk berdiri, lalu dengan santai Awan mengajak Rose bersalaman dan menghilangkan kesan dingin sebelumnya."Dengan ini berarti kita telah membuat kesepakatan, kalau begitu Aku punya tugas pertama untukmu." Sikap Awan berubah jadi hangat dan bersahabat seperti saat ini."Katakan tuan muda.""Hmn cuma sebelumnya, hilangkan kata 'tuan' itu. Aku tidak suka, cukup panggil nama saya saja, Awan tanpa embel-embel tuan. Aku sudah cukup susah dengan dua orang gadis yang memanggilku begitu." Ucap Awan ketika membayangkan Lana dan juga Xynthia yang kekeuh memanggilnya dengan sebutan tuan muda atau tuan Awan, sampai-sampai Awan menyerah sendiri untuk menyuruh keduanya berhenti memanggilnya dengan sebutan tersebut.Rose bingung, tapi juga terlihat canggung jika harus memanggil Awan langsung dengan namanya. Bukankah pemuda tampan tersebut telah menjadi tuannya saat ini?"Jangan pasang wajah begitu. Kalau
Rose menatap siluet punggung Awan yang baru saja menghilang dari balik pintu. Entah mengapa, punggung itu terlihat begitu gagah dan berwibawa, mungkin karena Awan telah berjanji padanya untuk menghabisi orang yang telah mengkhianati Rose dan organisasinya. Sehingga rasa hormat Rose pada Awan naik pada titik tertinggi.Semula Ia dan tunangannya, Samuel berencana untuk mencari perlindungan pada keluarga Sanjaya. Ia telah berlari cukup lama, bersembunyi dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun tidak ada satupun tempat yang aman, The Shadow selalu bisa mengendus keberadaan mereka.Satu-satunya tempat yang terpikirkan oleh mereka untuk bisa menyelamatkan diri adalah dalam perlindungan keluarga 9 Naga. Mereka pernah menjadi rekanan bisnis salah satu 9 kelouarga elit, Klan Sanjaya dan kesitulah tujuan mereka.Tapi takdir telah membelokan langkah mereka dan justru mempertemukannya dengan Sanjaya junior, Awan.Tidak hanya tempat perlindungan, bahka
"Tuh kan, Aku bilangin juga apa Kak? Seharusnya kita langsung aja masuk dari pintu depan, itu lebih keren!" Xynthia tampak cemberut."Siapa bilang cara ini gak keren? Bahkan mereka yang bodoh ini tidak ada yang menyadari kalau kita sudah ada disini."Dua wanita yang saat itu sedang asik berdebat adalah Lana dan Adiknya, Xynthia. Bahkan saking asiknya, keduanya tidak mengindahkan tatapan membunuh dari orang-orang disekelilingnya."Siapa kalian? Bagaimana kalian bisa masuk kesini?" Tanya Master Jade kesal karena dia tidak dianggap sama sekali oleh dua gadis cantik didepannya. Bahkan keduanya masih asik meneruskan perdebatan yang tidak penting itu tanpa menghiraukan keberadaan mereka disana.Penghinaan macam apa ini ?Bagaimana bisa mereka menerimanya? Mereka adalah pasukan The Shadow dan untuk pertama kalinya mereka tidak diindahkan dan yang melakukannya adalah dua orang gadis yang masih ingusan dimata mereka. Bahkan sekela
Melihat Lana dan juga Xynthia, mengingatkan Awan pada Neo. Gadis bermata sipit itu juga keluarga pelayan dalam klan Yamada dulunya, sebelum akhirnya Kenshin Yamada yang menjadi kepala keluarga Yamada menghadiahkan Neo pada Awan setelah memenangkan pertarungan dengan pangeran keluarga Yamada, Kunisada. Jika menilik situasinya, situasi antara Neo dengan Lana dan Adiknya tampak sama. Sama-sama terlahir dari keluarga yang melayani keluarga utama. Bedanya, status strata di keluarga Yamada atau mungkin keluarga besar lainnya di Jepang begitu kentara, sementara di keluarganya lebih longgar dalam membuat batasan. Seperti halnya Awan, Ia selalu menganggap ketiganya sebagai temannya ketimbang sebagai pelayan. Bahkan Awan mulai membandingkan siapa diantara Lana atau Neo yang terkuat, Xynthia mungkin akan belum dihitung karena kemampuannya masih dibawahnya Lana. Lana memiliki kelincahan dan pukulan mematikan yang berasal dari jurus pelayan kuno Tiongkok yang telah diwari
Hanya Awan yang masih terlihat tenang ketika melihat pertarungan antara Lana dengan Master Jade. Ia sama sekali tidak terpengaruh dengan pertarungan dengan intensitas tinggi didepannya dan seolah sudah bisa menebak hasil akhir dari pertarungan tersebut. Walau dari apa yang terlihat, Master Jade begitu mendominasi dengan kekuatan berdaya ledak tinggi layaknya seorang hercules. Tapi sampai detik ini Ia masih belum mampu untuk memasukan satupun pukulan pada lawannya.10 menit berlalu, pertarungan mulai terlihat membosankan dimata Awan. Karena walau Lana berhasil menghindari semua serangan Master Jade, ternyata tidak otomatis membuat posisinya jadi unggul. Karena setiap pukulan balasannya seperti tidak memberi dampak apa-apa ditubuh lawan, seolah tubuh Master Jade terbuat dari baja."Lana, jangan membuatku menunggu lebih Lama. Bertarunglah yang serius." Teriak Awan mulai tidak sabar.Mendengar itu, Master Jade dibuat terkejut. Sedari tadi Ia sudah sangat seriu
Ketegangan mulai melanda Master Jade, padahal Ia sudah dalam mode monster tapi kenapa kekuatannya justru tidak bisa menandingi kemampuan lawannya? Berapa usia pemuda ini ? Bahkan usianya baru awal 20an, tapi kekuatannya seperti diluar nalarnya.Dalam organisasinya sendiri, walau hanya berpangkat kapten pasukan terbawahThe Shadow, tapi jika sudah menggunakan mode monster seperti sekarang ini maka kekuatannya sudah layak untuk menjadi kapten divisi atasnya.Tapi meski secara sebutan kekuatannya sudah dianggap begitu menakutkan, namun semua itu seakan tidak ada artinya dihadapan Awan. Tidak hanya bisa memukul lawannya, tapi sekarang satu tangannya seakan terkunci mati oleh kekuatan yang sangat besar.Tidak peduli seberapa keras usaha Master Jade untuk coba melepaskannya, namun tangannya tidak beranjak sama sekali. Ketakutan mulai melanda Master Jade, sepertinya dia telah salah mencari lawan selama ini. Jika semula Ia menyangka, hanya divi
Satu tamparan, sepertinya nasib Jason sudah ditentukan. 'Tidak salah lagi, mereka datang untuk dirinya.' Pikir Jason cemas. Keputusasaan tampak jelas dimatanya, andai waktu bisa diputar kembali.Jason tidak menyerah begitu saja, dengan segala upaya Ia mencoba memohon Awan untuk keselamatan hidupnya, "Saya salah, ta-tapi saya hanya menjalankan perintah dari Dark Side. Saya adalah korban, sa-saya terpaksa mengkhianati keluarga saya di Sky Light. Mereka adalah keluarga saya, tapi Dark Side memaksa saya untuk mengkhianati mereka. Saya tidak berdaya dan terpaksa mengikuti perintah mereka. Kalau tidak... kalau tidak mereka akan membunuh saya.""Perintah? Jason bangsat! Kamu sendiri yang mengusulkan diri untuk menerima misi ini.." Sela salah orang temannya. Mereka tahu, jika mereka telah diampuni dengan mamatahkan salah satu tangan mereka sendiri. Tapi mendengar Jason memuntahkan omong kosong dan membuat drama seolah dia adalah korban dari kejahatan
Kemampuannya dalam menyembunyikan keberadaannya sudah menjadi kelebihan yang tidak setiap ahli memilikinya. Jika bukan karena ada kekuatan Huo dalam dirinya, mungkin Awan juga luput menyadari keberadaan pria ini sebelumnya. Walau setelah melihat dari dekat pria tersebut, Awan merasakan perasaan yang berbeda. Dia seperti memiliki kedekatan dengan pria tersebut, namun Ia juga tidak bisa mendeskripsikan kedekatan seperti apa yang dirasakannya. "Jadi, bisa jelaskan. Anda siapa? dan apa yang anda inginkan?" Tanya Awan dengan nada lebih melunak dari sebelumnya. "Saya.. Tobias.. Tobias Wijaya." Kening Awan berkerut ketika mendengar pria misterius tersebut menyebutkan namanya. Seakan mengerti dengan arti kerutan di dahi Awan, Tobias melanjutkan, "Seharusnya kamu sudah bisa menyimpulkan siapa saya, karena kamu juga pernah menggunakan nama belakang yang sama, walau tidak dalam waktu yang lama." Deg Awan mulai paham, perasaan dekat sepert