Wanita tersebut mengira jika Awan memandang remeh dirinya, jadi tidak ada salahnya membuat Awan mengingat namanya jika itu bisa membuat Awan lebih serius menghadapinya, "Baiklah. Namaku Disa dan saudara lelakiku yang tewas bernama, Denis. Sekarang, ingat nama kami baik-baik, agar kamu dapat menemukan saudaraku di alam sana untuk meminta maaf padanya."Setelah mengucapkan itu, Disa kembali menyerang Awan. Sekarang, ia tidak lagi menahan kekuatannya, dia mengeluarkan kekuatan yang sebenarnya. Udara di sekitarnya langsung terdistorsi begitu Disa melancarkan serangannya.'Bam.'"Awan?" Teriak Karin dan yang lainnya dengan napas tertahan.Devi juga menjadi semakin pucat dan kesal, karena tidak bisa berbuat apapun saat melihat Disa menyerang Awan.Braakk.Awan terbang cukup jauh, sebelum berhenti ketika menabrak salah satu kuburan dan menghancurkan batu nisan di atasya.Wajah Awan terlihat pucat, lalu memuntahkan seteguk darah segar.Disa tidak berhenti sampai di situ, dia kembali melesak d
'Glegar.'Mungkin ucapan Karin hanya tiga kata, tapi tiga kata itu seakan sengatan listrik langsung dalam kepala Awan."Sa-say..ang, Aku... sakit,""Aku.. aku bahagia. Kumohon, kamu tetap hidup. Aku dan... anak kita menunggumu di syurga."Sebuah kilasan memori tiba-tiba hadir berulang kali dalam kepala Awan, dan itu membuat tubuhnya gemetar kuat. Tanpa sadar, tubuh Awan mulai menegang, ketakutan dan rasa sakit yang begitu kuat seakan membuat seluruh tubuhnya meregang dan tanpa henti memberi rasa sakit."Angel... Angel.. tidak-tidak, aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu." Ucap Awan tanpa sadar. Lalu, sebuah cahaya berwarna hijau menerangi kedua tangannya dan seolah tahu apa yang harus dilakukannya, tangan Awan bergeser ke bagian tubuh Karin yang terluka. Cahaya kehijauan tersebut secara alami berpindah masuk ke dalam tubuh Karin dan menyembuhkan setiap sel yang ada di dalamnya.Bagian atas tubuh Karin tersentak dan sedikit terangkat naik. Ia juga tidak mengerti apa yang te
Sekelompok pasukan elit dengan berpakaian ala pasukan khusus datang ke area pemakaman. Hanya saja, kedatangan mereka sedikit terlambat, karena musuh sudah pergi. Mereka hendak menyusul dan mengejarnya, namun teriakan Devi seketika menghentikan niat mereka.Tentu saja Devi tahu, kalau orang-orangnya tidak akan sanggup menghadapi Disa. Bagaimanapun, Disa merupakan seorang grandmaster setengah langkah, sama seperti dirinya. Meski orang-orangnya kuat, namun tidak akan mudah bagi mereka untuk dapat menaklukkan serta menangkap Disa.Ya, orang-orang ini merupakan unit dari pasukan elit tim Zeta. Pasukan khusus yang ada di bawah komando Devi. Devi segera menekan tombol darurat yang terhubung langsung dengan pasukannya, begitu sadar jika ia berhasil diperdaya oleh musuh. Tentu saja, prioritas utama dirinya adalah keselamatan ketua klan, Awan.Pasukan Devi tersebar di beberapa tempat di kota Bandung. Begitu mendapat peringatan tanda bahaya Devi, mereka langsung bergerak dan melacak keberadaan
"Apa itu artinya kekuatan Awan sudah pulih?" Tanya Noura penasaran.Devi menggeleng ragu, "Aku tidak tahu. Saat itu, aku melihat perubahan mata Awan yang terlihat sama seperti mata makhluk itu. Tapi, tatapannya terlihat kosong. Tidak lama, Awan kehilangan kesadarannya hingga sekarang." 'Deg.'Noura terkejut."Bukankah kata paman Kelvin, dua kekuatan spirit yang terdapat dalam tubuh Awan sudah hilang begitu segel terakhirnya dimusnahkan oleh Annisa? Lalu, apa artinya mata itu?"Tentu saja semua orang cemas, jika spirit Gumara hidup kembali. Noura dan yang lainnya sudah melihat sendiri, betapa mengerikannya kekuatan Gumara. Madam Gao saja, bahkan tidak berkutik menghadapi kekuatan puncaknya. Terlebih, Gumara memiliki ambisi untuk menguasai tubuh Awan demi menyempurnakan kebangkitannya. Jelas dia tidak peduli dengan apapun, selain kejayaannya sendiri. Bangkitnya Gumara, merupakan bencana bagi umat manusia. Semua orang langsung terdiam dan seakan kompak memikirkan hal yang sama.Setela
"Apa kami bisa menemuinya?" Tanya Karin lagi berharap.Sayangnya, Noura hanya dapat menghela napas dalam dan menggeleng, "Belum, untuk saat ini. Kalian tentu tahu, status Awan tidak biasa. Jadi, kami perlu memastikan kondisinya sampai ia bangun nanti. Sekarang, beberapa orang dari keluarga Sanjaya sudah datang untuk ikut memantau perkembangan kondisinya. Nanti, akan saya kabari jika ada perkembangannya."Karin dan yang lainnya terlihat kecewa, namun mereka bisa memaklumi kondisinya."Lalu, di mana Devi, mbak? Kami belum melihatnya dari tadi." Tanya Lina heran. Begitupun dengan teman-temannya yang lain. Mereka tahu, sekelompok pria yang datang di makam tadi itu merupakan pasukan khusus klan Atmaja. Melihat dari cara mereka bicara pada Devi, mereka berkesimpulan jika Devi pasti memiliki posisi penting dalam klan Atmaja. Herannya, semenjak mereka datang ke rumah sakit ini dan hingga saat ini, mereka sama sekali tidak melihat Devi di sana. Tidak mungkin Devi pergi begitu saja, sementara
"Jangan menyalahkan diri sendiri, karena keterbatasan yang kamu miliki." Ujar Noura sesaat setelah duduk di bangku kecil sebelah ranjang Radit."Eh, mbak Noura? Ma-maaf, aku tidak melihat kedatangan, mbak." Balas Radit coba menyembunyikan apa yang sedang dipikirkannya. Namun sudah terlambat baginya untuk bersandiwara, karena Noura sudah memperhatikan semuanya dengan begitu jelas, saat kakinya masuk ke dalam ruangan ini."Tidak usah malu karena kekalahanmu tadi. Wanita yang kamu hadapi merupakan seorang grandmaster setengah langkah. Dia berada di liga yang jauh berbeda denganmu. Bahkan dengan seorang kultivator yang baru mencapai tahap awakening, kamu masih bukan apa-apa. Jadi, kamu tidak perlu malu dengan semua itu." Jelas Noura lugas. Radit terperangah mendengar penjelasan Noura. Itu semua terdengar baru baginya, sehingga penjelasan Noura terdengar asing di telinganya. Bagi Radit, bertarung, yah bertarung! Siapa yang lebih handal dan kuat, maka dia lah pemenangnya. Setidaknya, itula
Melihat Awan mulai menggerakan beberapa ruas jarinya dan mengerjapkan matanya beberapa kali, Karin terlihat bersemangat. Ia segera berdiri dan duduk lebih mendekat. Ia sudah menunggu momen ini, saat di mana Awan terbangun dan sekarang sudah dua hari semenjak Awan tidak sadarkan diri. Ia cemas melihat Awan tidak sadarkan diri setelah menolongnya. Momen seperti itu, terasa seperti keajaiban baginya. Saat Awan di serang oleh Disa tempo hari, Karin tanpa ragu maju untuk menyelamatkan nyawa Awan. Meski pada akhirnya, nyawanya yang diselamatkan oleh Awan. Alasan ia bisa ada di sini, juga karena kejadian hari itu. Noura sendiri yang menginterogasi Karin, setelah mendengar pengakuan Devi, kalau kekuatan Awan bangkit karena terpancing oleh Karin. Mereka beranggapan, kalau Karin bisa membangkitkan kekuatan Awan, mungkin dia juga bisa merangsang kembali ingatan Awan.Makanya mereka sengaja menempatkan Karin di sana, namun tetap dengan beberapa pasukan elit klan yang berjaga di dekat mereka, un
"Kamu kenal dengan Angel?" Tanya Awan penasaran tanpa menjawab pertanyaan Karin. Meski Devi sudah menjelaskan siapa Angel sebelumnya. Namun Devi tidak pernah bercerita kalau Angel sekolah di tempat yang sama dengannya. Sehingga, Awan cukup terkejut melihat ekspresi Karin."Iya, tentu saja! Kak Angel adalah temannya kak Renata. Dia juga ratu kecantikan di sekolah kita, selain kak Renata." Jelas Karin dengan memuji Angel. Hanya saja, Angel kebalikannya dari Renata. Angel adalah karakter bidadari yang dingin."Hmn, seperti itu." Ujar Awan mengerti. Lalu dia menceritakan tentang kematian Angel, seperti cerita yang ia dapat dari Devi dan yang lainnya.Tampak Karin ikut sedih mendengar kematian tragis Angel dan lebih kasihan pada Awan yang sampai mengalami kejadian yang sama seperti saat ditinggal Renata dahulu.Awan tersenyum tegar dan meminta Karin untuk tidak terlalu memikirkannya. Lagian, dia juga tidak bisa mengingat semua itu sekarang."Benar juga. Kamu kan sedang kehilangan ingatan.