Share

Bab 3

"Vin ada anak sekolah sebelah nantangin kita" bisik Fadly memberi tahu gavin.

Gavino adalah siswa teladan di sekolahnya dan berprestasi tentunya sangat disayangi setiap guru-guru karna sering membanggakan sekolah dengan prestasi dan bakat nya tapi tidak ada yang menyangkal dibalik semua itu ternyata gio tidak sebaik yang difikirkan.

Gavino anak geng? Benar gavin merupakan ketua dari geng RANDA 'jangan bangunkan macan yang sedang tidur' yaitu geng yang sudah ada sejak lama namun beberapa tahun sebelum gavino masuk sekolah di sini geng itu sempat mati tapi setelah Gavino masuk disana dia dan teman-temannya dipercaya untuk menghidupkan kembali.

Walaupun dia ketua geng dia tidak seburuk itu karna mereka semua 'pantang menyerang sebelum diserang' Kita tidak akan menyerang siapapun kecuali mereka yang duluan.

"Udah biarin aja" balas Gavino tenang sambil memainkan sebatang rokok ditangannya.

Mereka semua berada di luar sekolah yang berada di belakang sekolah. tempat ini jarang atau lebih tepatnya tidak pernah dikunjungin anak sekolah Alaska disaat jam sekolah Kecuali bagian dari RANDA mereka memanjat pagar agar bisa kesini karna jika lewat jalan depan gak bakal dibolehin sama satpam. tempat ini sudah seperti basecamp bagi mereka dimana lagi kalo bukan di warung babeh mamat.

"Tapi mereka udah berkali-kali nantangin kita" lanjut Fadly.

"Udah gak usah diladenin mereka cuma cari sensasi doang" balas Gavino sesekali menghembuskan asap rokoknya.

"Lagi pada bahas ape nih" cerocos Dino menghampiri mereka.

"Kebiasaan si Dino ijo. kepo" balas Richoles.

"Mending kepo dari pada elu plagiat nama bule" cibir Dino

"Lebih terhormat gue yang plagiat nama bule kalo elu plagiat nama hewan" balas Richoles sengit.

"Woii anak didikan Dugong gak usah berisik kalian. sama-sama plagiat udah diam aja gak usah pake ribut" timpal bambam.

"Lo gak usah ikut campur urusin aja noh perut gede Lo kapan mau lahiran nya"balas Dino.

"Abhang Gavin belain dedek dong masak iya dia hina perut dedek"kata bambam mengadu sambil mengusap perut buncitnya.

"Jijik gue dengernya"ucap Richoles

"Bisa-bisanya Lo jadiin waria kek dia anggota Vin kalo gue jadi Lo udah gue usir dari lama" kata Fadly.

"Babhang Gavin kan gak tegaan sama gue"kata bamabam.

"Gue mau masuk kelas dulu" Gavin berdiri dan beranjak meninggalkan mereka.

"Sekali-kali cabut bang jangan belajar mulu kasihan otak Lo capek pasti" teriak Dino tapi tidak digubris Gavino.

***

Saat Gavin memasuki kelas dia melihat seseorang sedang tidur pulas. Sudah beberapa hari ini Gavin perhatikan wanita itu selalu tidur dikelas.

Gavin melewati meja perempuan itu untuk menuju mejanya yang berada di belakang gadis itu tapi dia melihat pena yang tergeletak di bawah meja gadis itu dan dia berniat ingin mengabilkannya.

"NGAPAIN LO!" teriakan gadis itu sontak membuat Gavin kaget.

Gavin berdiri dan menaruh pena itu diatas meja gadis itu dan berlalu kemeja tempatnya.

Gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali lalu melihat kebelakang "sorry" katanya kikuk.

"Btwe kenalin nama gue Gracia 

pangil aja Cia" kata nya mengulurkan tangan.

Gavin tidak membalas uluran tangan Cia "udah tau" balasnya dingin.

Cia menyatukan kedua tangannya "kenalin juga gue Gavino" ucap Cia menyindir Gavin tetapi yang disindir tidak perduli.

Gavino memutar bola matanya malas lalu mengeluarkan buku dari dalam tasnya dan mengabaikan cia.

"Cih" Cia berdecih.

"Cia Lo bener-bener yah. Tadi Lo bilang mau ke toilet bentar kita udah nungguin dari tadi gak datang-datang ternyata Lo disini"serocos Sindi panjang lebar.

Cia menggaruk tengkuknya "sorry "ucapnya kikuk.

"Tuh kan kebiasaan Lo"tambah Yosi.

"Eh tapi kalian ngapain berduaan dikelas hayo" Dea menyipitkan matanya menyelidik.

Gavin tidak memperdulikan ucapan Dea seakan-akan tidak mendengar nya, lagi pula menurutnya tidak penting juga di jawab.

Cia melirik vino sekilas lalu menaikan kedua bahunya pertanda tidak peduli.

****

"Iss gatau orang buru-buru apa"Cia menepuk-nepuk layar hp nya karna barusan Gladien chat kalo dia gak bisa jemput Cia karna ada urusan.

"Mana udah sepi lagi" kesalnya sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

Cia mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah yang semakin sepi "woii numpang dong" teriak Cia saat melihat orang yang sepertinya ia kenal.

"Woiii babiii!"

"Gak salah ya gue bilang Lo budek emang dasar nya Lo budek" teriak Cia lagi karena tidak di tangapin dari tadi.

Orang itu menghentikan motornya dan berbalik menghampiri Cia "gapunya sopan santun?" Tanyanya dingin.

"Apa?" Cia memperlihatkan telinganya seolah-oleh tidak mendengar nya "engak nih emang ada orang yang jual?" Balas Cia asal.

Tanpa mengubris ucapan Cia pria itu membelokkan motornya hendak pergi dari sana"tunggu!" teriak Cia sembari mengejar motor itu.

"Apa" balasnya.

"Nebeng dong yaa... pliss" Cia menyatukan kedua telapak tangan nya pertanda memohon.

"Apa gak dengar" jawab nya menirukan Cia barusan.

Cia memutar bola matanya malas lalu Menaiki motor itu tanpa memperdulikan pemiliknya, baginya sekarang yang terpenting dia bisa pulang ke rumahnya itu udah cukup baginya.

"Gue belum ngizinin Lo naik"ucapnya.

"Gavin yang ganteng nya melebihi telapak sepatu gue, jadi orang itu gak boleh pelit-pelit entar gantengnya ilang loh. ayok cepetan jalan" kata Cia lemah lembut.

"Turun!" seru Gavin.

"Masak Lo tega sih nurunin cewek cantik yang imut ini disini mana sekolah udah sepi lagi" kata Cia sembari melihat sekelilingnya yang benar sudah sangat sepi "kalo gue diculik gimana Lo mau tangung jawab?" lanjutnya lagi.

Mau tidak mau Gavin harus mengantarkan Cia pulang, lalu Gavin menancapkan gas nya meningalkan perkarangan sekolah.

"Gavin Lo kok diam aja sih ngomong apa kek gitu. Ah gak seru Lo masak iya hening banget berasa lagi dikuburan" kata Cia yang memang benar sedari tadi Gavin tidak bicara sepatah katapun.

"Cewek emang berisik!"  

"Lah!"

"Bawel, banyak mau ahkkk yang jelas berisik"

Cie mendengus"Mendingan berisik daripada cowok diam-diam menghanyutkan, tampangnya aja sok polos, pendiam tau-tau nya pakboy" katanya kesal.

"Bukan gue"

"Gak percaya gue, lo pasti pakboy suka mainin cewek Lo pikir cuma elo cowok pendiam yang gue kenal engak cuyyy. Dan dari sekian cowok pendiam yang gue tahu ataupun yang gue kenal semuanya pada BRENGSEK! Bener kan ngaku Lo" ucap Cia panjang lebar.

"Sok tau, cepetan turun udah nyampe," kata 

Gavin.

"Hah" Cia melongo lalu mengingat-ingat jikalau dia belum memberitahu Gavin dimana alamat rumahnya.

****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status