YUK VOTE YA
"Apa Azil rewel?" tanya Sunan begitu sampai di rumah adiknya pagi-pagi."Kalau Mas Sunan mau buru-buru ke kantor tidak apa-apa nanti Sahnas yang anterin Azil ke rumah eyangnya."Sunan memang sudah berpakaian rapi, harum dan tampan ketika menjemput putranya dan sayang sekali kalau kembali kusut karena ngurusin anak yang rewel. "Aku ada meeting dengan klien jam sembilan pagi, masih sempat antar Azil ke tempat ibu.""Azil nya juga masih tidur, kasihan kalau dibangunin, ini aku juga masih bikinin sarapan untuk anak-anak."Adik perempuan Sunan juga mempunyai dua anak laki-laki yang umurnya tidak beda jauh dengan Azil, kadang Sahnas juga bantu mengurus Azil kalau abangnya tiba-tiba ada acara mendadak seperti kemarin. Kemarin sebenarnya memang Sunan yang minta Sahnas untuk mengajak Azil jalan-jalan, sedikit kebohongan agar Sunan bisa berduaan dengan Nabila."Tidak apa-apa nanti Sahnas yang antar," ulang Sahnas sekali lagi."Aku lihat Azil dulu!" Sunan tetap naik ke kamar anak-anak untuk mel
"Jadi kemarin Sunan sudah ngajakin kamu ke rumah orang tuanya?" Moy masih melotot tapi ikut bahagia luar biasa. "Terus ... terus ... ayo cerita lagi Nabila ... " Moy semakin tidak sabaran seperti biasanya."Kami hanya ngobrol dan makan malam di rumah orang tuanya.""Yakin kalian gak ngapa-ngapain lagi?" Moy mengedip jahil."Apa maksudmu!" tolak Nabila."Ah, ayolah Nabila, jangan nanggung-nanggung ceritanya ... " bujuk Moy dengan senyum sangat iseng dan jahil. "Sunan ngajakin kamu belok ke mana setelah dari makan malam di rumah orang tuanya?""Kami tidak kemana-mana!" "Ah, mustahil Sunan gak pingin ngapa-ngapain kamu dulu, masak dia gak kode-kode sama sekali? mungkin pegang-pegang atau gesek-gesek dikit?" Moy mulai cekikikan sendiri."Sudah hentikan!" Nabila malu ikut didengar karyawan lain yang rata-rata masih gadis."Ingat, Nabila! Sunan Sudah tiga tahun jadi duda, mustahil dia gak kaku saat cuma berduaan sama kamu di dalam mobil.""Kami langsung ke rumah Riko buat jemputin Bagas dan
Setiap tindakan akan ikut membawa sebuah hubungan ke tingkat yang berbeda."Apa aku membuatmu tidak nyaman?" tanya Sunan dengan hati-hati."Bukan begitu Mas, ini hanya terlalu cepat."Bahkan otak Nabila seketika ikut kembali buntu ketika melihat Sunan cuma sekedar mendecakkan bibirnya yang masih agak lembab. Bibir yang baru saja juga Sunan gunakan untuk mengapit dan melumati bibir Nabila. Nabila seperti masih merasakan napas sunan yang berhembus hangat menyapu kulit wajahnya. Nabila benar-benar belum lupa seperti apa rasanya ciuman bibir dari laki-laki itu. Padahal Nabila bukan remaja yang belum pernah dicium atau diajak berbuat lebih jauh oleh laki-laki, tapi nyatanya kali ini dia benar-benar merasa kacau.Sunan terlihat menghela napas kemudian menghembuskannya lagi dengan dada terasa memberat."Aku sudah tiga tahun menduda Nabila, selama itu aku belum pernah menyentuh wanita manapun."Nabila malah jadi tidak tahu harus bicara apa ketika mendengar kejujuran Sunan, padahal memang bisa
"Jadi berapa kali Mas Riko sudah nelepon Nabila sepanjang hari ini?"Riko baru keluar dari bilik kamar mandi ketika Novie langsung menodongnya dengan pertanyaan bernada sinis."Apa maksudmu?" Riko pura-pura tidak paham.Novie juga segera menyodorkan ponselnya. "Jangan pikir karena Mas Riko sudah menghapus semua jejak panggilannya lantas istri gak mungkin tahu!""Ah, kemarikan HP-ku!"Ketika Riko hendak meraih HP-nya Novie segera menarik kembali ke belakang pinggang. Wanita itu terlihat marah dan Riko sedang dalam kondisi tidak ingin berdebat."Kenap Mas?" tuntut Novie. "Kenapa Mas taku?""Kemarikan HP-nya!" Riko tetap ingin meraih ponselnya."Apa Mas Riko menyesal bersamaku dan sekarang ingin balikan lagi dengan Nabila?""Kenapa kau selalu berpikir seperti itu!" nada suara Riko langsung meninggi."Tadi pagi Mas belain Nabila, sekarang Mas sembunyi-sembunyi menelpon Nabila!""Kemarikan HP-nya!" Riko terus berusaha mengambil HP-nya karena juga penasaran padahal dia sudah menghapus semua
Kira-kira jam sebelas siang Riko juga mengirim pesan.[Terima kasih sudah mengijinkanku menginap]Pesannya cuma Nabila baca tidak dia balas dan beberapa detik kemudian sebuah SMS banking kembali masuk. Riko mengirim dana dua puluh juta.[Itu untukmu, jangan terlalu lelah bekerja]Dari dulu sebenarnya Riko memang tidak pernah pelit atau perhitungan masalah uang, cuma pengaruh Novie saja yang membuatnya banyak berubah. Mungkin kemurahan hati Riko itu pula yang dulu membuat Novie tertarik menggoda dan memanfaatkannya.[Ini untuk Bagas Mas]Nabila juga tidak mau sok mengembalikan uang Riko. Menurut Nabila itu hak Bagas selama suaminya sedang ingat anak, karena Nabila juga tidak bisa menebak bagaimana nanti Novie bakal kembali meracuni pikiran Riko dan bisa gak ingat anak seperti kemarin."Nabila yuk ikut makan siang, kita ketemuan juga sama Elice," ajak Moy. "Suruh Maya buat handel kerjaanmu dulu."Karena Moy yang lagi jadi bosnya jadi Nabila ikuti saja perintah Moy. Moy mengajak Nabila ke
Hampir setiap hari Sunan datang menjemput Nabila dari tempatnya bekerja, sedikit demi sedikit kecanggungan di antara mereka berdua juga sudah mulai terkikis. Nabila sudah terbiasa dengan Sunan yang suka menggenggam tangannya sambil menyetir atau sekedar ingin mengecup pipinya saat mereka berpisah di dalam mobil. Sebenarnya Nabila juga masih tidak menyangka jika dirinya akan kembali memiliki hubungan seperti ini dengan seorang pria di usia mereka yang sudah sama-sama matang. Meski agak malu untuk diakui, tapi jujur Nabila juga sidah merasa jatuh cinta dengan sosok Sunan. Entah apa mungkin itu yang sering disebut orang-orang sebagai puber kedua karena Sunan pun sepertinya juga jadi kembali bersemangat seperti anak muda. Intinya Nabila sudah tidak keberatan Sunan menganggapnya sebagai pasangan, yang artinya mereka sedang menjalani hubungan, saling menjajaki untuk menuju kejenjang yang lebih serius. Sunan juga semakin dekat dengan Bagas dan papa Nabila, Bang Togar pun juga terlihat sudah
Pasangan Riko dan Novie datang lebih dulu untuk menghadiri akad nikah Daniel. Sebagian besar keluarga Nabila yang juga banyak hadir di acara itu langsung saling berbisik begitu melihat istri baru yang dibawa Riko."Jadi itu istri baru mantan suami Nabila?" bisik salah seorang kerabat Nabila yang dulu juga mengenal baik Riko."Baru juga cerai beberapa bulan sudah menikah lagi."Sangat wajar jika hal seperti itu akan segera menjadi gosip, apa lagi Riko dan Novie juga berani tampil dengan sangat mesra."Yang kudengar mereka sudah selingkuh sejak lama. Begitu resmi bercerai dengan Nabila jadi Riko langsung nikahin itu wanita selingkuhannya.""Tidak tahu malu, seolah tidak punya dosa saja pamer kemesraan seperti itu!"Siapapun pasti kan ikut geregetan jika melihat sesuatu yang berjalan tidak adil. Mereka tahu Nabila istri yang baik, setelah diselingkuhi, suaminya juga malah menikahi selingkuhannya."Pelakor jaman sekarang gak ada yang punya urat malu, apa lagi kalau laki-lakinya tampan dan
"Eh Nabila, lama tidak lihat kamu Sayang." Seorang wanita paruh baya berkebaya anggun menyapa Nabila yang sedang bersama Sunan."Bude Ambar ... " Nabila segera berdiri dari tempat duduknya untuk cipika-cipiki sebentar dengan tatapan saling berbinar karena mereka memang sudah lama tidak bertemu."Makin cantik aja," puji salah satu bude Nabila yang tinggal di Surabaya."Ah, Bude bisa aja ...""Beneran, tambah langsing. Cantik Nabila!"Nabila jadi agak tersipu karena setelah itu Bude Ambar juga memperhatikan laki-laki tampan yang sejak tadi duduk bersama Nabila."Wah siapa ini?""Kenalin teman Nabila, Bude."Nabila memperkenalkan Sunan pada paman serta budenya. Sikap Sunan yang ramah nampaknya juga langsung mencuri hati mereka berdua."Sepertinya bakal ada yang segera nyusul," goda Bude Ambar melirik Sunan dan Nabila bergantian."Tergantung Nabila, Bude." Sunan yang menjawab sambil meraih tangan Nabila untuk dia genggam."Ah, Mas ... " Nabila kembali tersipu Malu dengan keterus terangan