Share

Bali

Penulis: Anandita Z
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-10 05:47:56

“Membaca.”

“Kamu suka baca?” tanya Christian masih dengan tidak menoleh pada Hana yang juga hanya menunduk. Perasaannya campur aduk saat ini. Kecewa, sedih, merasa diabaikan, dan tidak berharga sama sekali. Namun dibalik itu semua, ia sedikit senang karena akhirnya pria tampan itu muncul juga di hadapannya.

“Suka. Kamu… Udah makan?” tanya Hana.

“Menurut kamu?” ucap Christian balik bertanya.

“Udah… Pasti sudah.” jawab Hana dengan sendu dan mengumpat dirinya sendiri yang terlalu berbasa basi.

“Ini pertama kali kamu menjadi seperti ini?”

“Ng… Iya.”

“Hm… Pantas saja.”


“Kenapa?” tanya Hana saat sepintas lalu melihat seringai mengejek di sudut bibir pria tersebut.

“Nggak apa- apa.”

“Aku sudah bilang Tony kalau aku butuh wanita yang bersih. Bukan bayi.”

“Apa?” tanya Hana dengan raut wajah heran.

“Lupakan saja. Temani aku mandi.”

“Hah? Aku?”

“Kamu bodoh atau apa?! Kenapa aku harus selalu mengulang apa yang aku bilang sama kamu?”

“Sudahlah… Kamu boleh pulang besok,” sambung Christian dengan datar dan membuat Hana tahu jika pria itu sedang dalam mood yang kurang baik.

“Nggak… Aku sejak tadi emang nunggu kamu. Kamu mau sesuatu?” tanya Hana dengan lembut dan mengusap pipi Christian dengan ibu jari yang telapak tangannya masih menempel di rahang tegas pria tersebut.


“Apa yang bisa kamu lakuin untuk aku?” tanya Christian dengan tatapan tajamnya.

“Apapun yang kamu, Christian… Aku pasti akan lakukan.” jawab Hana dengan sedikit mendekatkan wajahnya secara naluriah. Pesona pria dihadapannya benar- benar luar biasa.

“Kiss me…” jawab Christian yang langsung meraup bibir milik Hana yang seperti menjadi obsesinya sejak tadi.

Bayangan akan lembut dan manisnya bibir gadis tersebut membuat ia selalu menginginkan untuk selalu melumatnya lebih lama.

“Aku suka mencium kamu,” bisik Christian tepat di telinga Hana dan itu membuat bulu kuduk wanita tersebut meremang dan merona malu.

“Aku suka aroma kamu…” sambungnya sambil mengecup pundak mulus Hana yang terbuka saat ini.

“Tadi kamu mau mandi kan?” ucap Hana mengalihkan sesuatu.

Christian mengendikan bahu. “Aku mau berenang saja sama kamu,” jawabnya.

Tanpa basa-basi, ia mengaitkan rambut panjang Hana di telinganya.

“Kalau gitu… Aku… Aku ganti pakaian dulu…”

“We don’t need that, baby…” ucap Christian yang kemudian berdiri dan dengan santainya berjalan menuju kolam renang yang berada di samping mereka sambil melepaskan pakaiannya satu pe rsatu.

Hal yang membuat jantung Hana berdebar hebat. Ia dan Adam memang berpacaran cukup lama dan sudah sangat jauh.

Ciuman dan pelukan tentu adalah hal yang biasa bagi mereka. Mereka juga pernah menginap dan berenang bersama saat berlibur dengan salah seorang sahabat Adam.

Saling menyentuh dan saling mencumbu juga tentu tidak terelakkan lagi dalam hubungan serius mereka sebelum akhirnya Adam ketahuan berselingkuh dengan wanita lain.

Namun tentu saja, kali ini Hana merasa jika semua sikap Christian hanya berujung pada satu hal yakni harus menyerahkan mahkota yang susah payah ia jaga selama ini dan hal itu tidak bisa lagi ia cegah!

“Ayo turun…” ucap Christian yang entah sejak kapan ia mulai menceburkan dirinya dan kini sudah berada di ujung sisi lain kolam renang tersebut, "aku gak suka buang-buang waktu."

Deg!


Demi apapun, di mata Hana saat ini, ketampanan pria tersebut meningkat 200 persen dengan wajah, tubuh, dan gaya rambut basahnya.

Dengan perlahan Hana mulai melepaskan pakaian yang dipakainya.

Hembusan dinginnya angin malam membuatnya sedikit bergidik meski ia tahu ia tidak dapat menolak apapun malam ini.

“Pasrah ajalah, Han. Demi nenek…” batin Hana sambil melangkahkan kakinya perlahan memasuki kolam renang hanya dengan mengenakan pakaian dalam yang menutupi bagian tubuhnya.

Christian tersenyum puas saat Hana perlahan ke arah ia berdiri saat ini. Terlebih, gadis itu 
melingkarkan kedua lengannya di pinggangnya walau jarinya gemetar.

“Kamu lapar?” tanya Christian setelah mencium Hana lagi.

“Nggak. Kamu?”

“Aku lapar, tapi bukan makanan…” bisik Christian menepis jarak antara keduanya
.

Hana bahkan dapat merasakan pria itu sangat membara. 


“Christian, aku… Aku belum… Belum pernah melakukan ini sebelumnya,” ucap gadis itu pada akhirnya.

Pria itu sontak mengernyitkan dahi bingung. “Aku tahu. Kamu udah bilang tadi. Ini pertama kalinya kamu punya sugar daddy kan? Yeah walaupun usia kita nggak terlalu jauh.”

“Bukan. Bukan itu maksud aku. Aku… Aku belum pernah sejauh ini dengan siapapun.”

“Aku nggak ngerti. Kamu baru pertama kali ke Bali?”

Hana yang gemas akan semua pertanyaan Christian yang seolah tidak paham akan maksudnya lalu mendekatkan dirinya pada Christian dan sedikit memiringkan duduknya agar bisa berhadapan dengan pria tersebut.

“Aku salah karena nggak bilang sebelumnya. Dan aku minta maaf kalau aku nggak jujur," ucap Hana, 
“aku… nggak pernah gituan sebelumnya.”

“Hah? Gituan? Gituan apa?” tanya Christian dengan heran. Kedua alisnya nampak bertaut dan bingung dengan maksud ucapan Hana.

“Chris…. Aku… I’m a virgin,” ucap Hana dengan sendu.

Ia banyak mendengar jika pria asing atau bahkan darah campuran tidak begitu suka dengan wanita yang masih mempertahankan mahkotanya karena mereka tidak ingin dianggap sebagai orang yang harus membawa tanggung jawab yang besar. Dan ia tentu tidak ingin Christian merasa terbebani dengan itu.

“What?!” 

Benar saja, Christian kini terbelalak. Apa yang harus Hana lakukan sekarang?

“Sama pacar kamu sebelumnya?” interogasi Christian cepat.


“Nggak pernah sampai sejauh itu.”


“Apa kamu yakin dia normal?”


“Sepertinya…” jawab Hana dengan miris karena tahu wanita yang menjadi selingkuhan Adam bahkan sedang hamil saat ini.


“Christian… Kamu nggak marah kan? Aku nggak akan nuntut apapun dan nggak akan jadikan hal ini sesuatu yang—-“


Ucapan Hana terhenti saat Christian langsung memeluknya dan menciumnya dengan lembut. Lama… Cukup lama.


“Kamu minta maaf karena masih perawan?” bisik Christian sambil menarik Hana agar berdiri dan hanya bisa mengangguk karena ia kembali menciumnya.


“Oh Rihana… Dari mana saja kamu selama ini? I'll never let you go,” bisik Christian sambil menciuminya lagi dengan penuh hasrat.

Kedua tangannya bahkan tidak lagi segan untuk menjamah apa yang bisa dilihat oleh matanya.

“Astaga! Apa ini? Perasaan apa ini?” batin Hana yang semakin terbuai dengan sentuhan dan ciuman Christian di leher dan bibirnya. Sentuhan dan ciuman yang membuatnya semakin menginginkan lebih.

Suasana semakin memanas.

Pagutan Christian semakin menuntut. Baju keduanya perlahan terlepas.

Malam ini, Christian tak akan melepaskan Hana....!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Asisten Tama

    “Sayang, kamu dimana?” tanya Christian pada Hana sambil membuka laptop milikku. Kami sedang dalam perjalanan menuju lokasi pembangunan.“Aku udah di jalan, sayang. Mau ke kantor teman yang aku ceritain. Doain aku diterima ya…”“Maaf ya, aku nggak bisa anterin. Tadi di kantor lagi banyak tamu. Aku nggak sempat pulang.” “Nggak apa- apa. Kamu udah makan?”“Belum, sayang… Nanti aja. Tanggung.” “Aku juga belum… Tadi aku takut telat jadinya buru- buru,” jawab Hana terdengar sendu.“Kok gitu sih… Ya udah… Kalau misalnya nanti waktunya dapat, aku jemput kamu makan siang ya… Semoga kamu bisa lowong,”“Gimana sih, sayang… Masa iya aku hari pertama kerja, belum tentu keterima juga, aku langsung ijin makan siang di jam yang udah lewat makan siang. Lagian aku tadi beli onigiri kok di supermarket,” jelas Hana.“Mana kenyang sih makan gituan… Ya udah, nanti aku lihat kalau misalnya sempat, aku semperin kamu.”“Jauh, Chris…”Tok TokChristian langsung menoleh pada arah datangnya suara yang langsung

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Past Lives

    Christian POVAku duduk di kursi kerjaku sambil memandang pemandangan ibukota yang jalanannya seolah tak pernah sepi. Kesibukan bahkan membuat mereka jarang berada di rumah. Sama sepertiku sebelum menikah dengan Hana. Semuanya begitu membosankan dan aku tidak pernah betah tinggal di rumah besar keluargaku ataupun sendirian di dalam apartemen milikku. Sepi, monoton, membosankan dan hanya aku isi dengan pekerjaan dan berkencan sesekali. Kekasih? Aku tidak punya dan tidak tertarik. Mereka akan meminta banyak waktuku dan aku belum menemukan wanita yang membuatku rela meninggalkan pekerjaanku hanya untuk menngobrol dengannya.Aku memang cukup mapan. Perusahaan, aset dan harta milik mendiang kedua orang tuaku yang mereka wariskan kepadaku sebagai satu- satunya anak kandung mereka. Tentu Max tidak terhitung karena dia adalah anak papa bersama tante Brenda, yang tidak lain adalah sekertarisnya sendiri. Dengan kata lain, papa dan tante Brenda mengkhianati mama. Tapi jujur, tanpa kehadiran tant

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Tante Brenda

    Hana POVAku mendekati Christian yang nampak sedang santai sambil membuka ponsel yang sejak kemarin tidak ia sentuh tersebut. Satu tangannya kemudian menarikku untuk merebahkan kepalaku di atas pahanya dan membelai lembut rambut panjangku.“Kamu kenapa belum tidur?” tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sedikit terlihat serius.“Dikit lagi, sayang. Aku lagi periksa beberapa pesan dari Maya dulu,” jawabnya lalu mendaratkan satu kecupan manis di keningku.“Lapar nggak?” tanyaku.“Nggak juga sih… Emangnya kamu lapar? Mau makan apa?” ucapnya balik bertanya lalu menatapku dengan senyuman lembutnya. Entah mengapa di awal pertemuan kami, ia selalu memasang wajah tegang, masam dan dingin sedangkan sebenarnya ia bisa semanis dan selembut ini.“Aku mau masak mie instant. Kamu mau?” tawarku.“Mie instant? Nggak mau yang lain? Gimana kalau pesan aja, sayang? Mie instant kan nggak bagus,”“Tapi aku pengennya itu aja, Chris… Sekali ini aja. Sejak kamu datang, aku nggak pernah makan itu lagi. Bole

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Grateful

    Hana POVAku hanya bisa tersenyum melihat Christian dengan bangganya menyalakan kipas angin setelah kami menikmati makan malam sederhana kami. Setelah tadi siang ia terpaksa menghabiskan nasi dan lauk khas warteg kampung karena sudah terlalu kelaparan, akhirnya malam ini ia meminta dengan sopan untuk dibuatkan sepiring nasi goreng buatanku seperti biasanya. Meski awal penyesuaian kami hidup bersama dulu ia sering protes karena terlalu sering mengkonsumsi nasi, namun kini ia mulai terbiasa dengan pola makanku. “Gimana, enak kan kalau pakai kipas angin?” tanyanya sambil duduk di sampingku dengan kedua lengan yang ia bentangkan di sandaran kursi.“Iya… Enak,” jawabku dengan tersenyum.“Emang kenapa nggak mau pakai AC aja? Kan enak lebih sejuk,” “AC nya mau di tempelin kemana, Chris? Yang ada malah roboh semua dinding rumah ini,” candaku. Namun itu mengandung kebenaran. Lagipula, siapa yang membutuhkan AC dan kipas angin saat tinggal di desa sesejuk ini?“Itu kamu lagi baca apaan?” tany

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Renovasi

    Hana POV“Jadi dia yang kamu maksud dari kampung sebelah?” tanya Christian yang membuatku heran. Ia nampak menyetir dengan perlahan namun namun sedikit terlihat serius. Sejak menurunkan Lisa di rumah pamannya, ia memang tidak seperti biasanya.“Kampung sebelah? Maksudnya?” ucapku balik bertanya karena tidak paham akan apa yang ia tanyakan.“Tadi kan kamu bilang nggak nyangka akan punya suami aku. Tadinya impian kamu hanya sebatas orang kampung sebelah udah paling bagus banget… Jadi maksud kamu si Wara wiri itu…” jawabnya yang lebih terdengar seperti sedang meledekku.“Wira, Chris… Namanya Abang Wira,” imbuhku yang membuatnya mendelik kesal.“Kemarin panggil orang dengan sebutan Mas, sekarang Abang. Dan kamu malah panggil aku Christian atau Mr Smith. Aneh banget…” protes Christian yang membuatku mengulum senyuman.“Ya kan tapi kalau kamu aku manggilnya sayang. Dan itu panggilan yang nggak aku kasih ke orang lain. Kalau kamu mau aku panggil kamu mas, abang, aa, bli, daeng, uda, atau apa

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Keliling Kampung

    Kedua mata Christian nampak terbelalak ketika ia baru saja membuka pintu kayu ruangan yang Hana sebut kamar mandi tersebut. Bukan karena apa, melainkan semua yang ia dapati dalam ruangan kecil berbatu tersebut sungguh jauh dari batas titik paham kesederhanaannya.“Chris… Air panasnya bel—“ ucap Hana yang malah terkejut karena pria tinggi yang terlihat sedikit membungkuk tersebut malah hanya berdiri di depan kamar mandi dengan kedua tangan yang memegangi sisi kiri kanan jalan masuknya.“Kenapa?” tanya Hana dengan heran.“Sayang, no offense… Tapi… Apa… Nggak ada kamar mandi lainnya?” tanya Christian dengan menoleh pada Hana yang kini berdiri tepat di samping kanannya dan ikut menengok ke dalam kamar mandi.“Kenapa emangnya?”“Sayang, aku… Aku nggak pernah melihat tipe kamar mandi seperti ini. Maksud aku… Apa nggak ada toilet yang lain? Aku nggak tahu harus gimana pakainya,” jawab Christian dengan polosnya dan membuat Hana tertawa dalam hati. “Oh… Itu… Gini deh cara pakainya kamu buka c

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status