Share

Bali

“Membaca.”

“Kamu suka baca?” tanya Christian masih dengan tidak menoleh pada Hana yang juga hanya menunduk. Perasaannya campur aduk saat ini. Kecewa, sedih, merasa diabaikan, dan tidak berharga sama sekali. Namun dibalik itu semua, ia sedikit senang karena akhirnya pria tampan itu muncul juga di hadapannya.

“Suka. Kamu… Udah makan?” tanya Hana.

“Menurut kamu?” ucap Christian balik bertanya.

“Udah… Pasti sudah.” jawab Hana dengan sendu dan mengumpat dirinya sendiri yang terlalu berbasa basi.

“Ini pertama kali kamu menjadi seperti ini?”

“Ng… Iya.”

“Hm… Pantas saja.”


“Kenapa?” tanya Hana saat sepintas lalu melihat seringai mengejek di sudut bibir pria tersebut.

“Nggak apa- apa.”

“Aku sudah bilang Tony kalau aku butuh wanita yang bersih. Bukan bayi.”

“Apa?” tanya Hana dengan raut wajah heran.

“Lupakan saja. Temani aku mandi.”

“Hah? Aku?”

“Kamu bodoh atau apa?! Kenapa aku harus selalu mengulang apa yang aku bilang sama kamu?”

“Sudahlah… Kamu boleh pulang besok,” sambung Christian dengan datar dan membuat Hana tahu jika pria itu sedang dalam mood yang kurang baik.

“Nggak… Aku sejak tadi emang nunggu kamu. Kamu mau sesuatu?” tanya Hana dengan lembut dan mengusap pipi Christian dengan ibu jari yang telapak tangannya masih menempel di rahang tegas pria tersebut.


“Apa yang bisa kamu lakuin untuk aku?” tanya Christian dengan tatapan tajamnya.

“Apapun yang kamu, Christian… Aku pasti akan lakukan.” jawab Hana dengan sedikit mendekatkan wajahnya secara naluriah. Pesona pria dihadapannya benar- benar luar biasa.

“Kiss me…” jawab Christian yang langsung meraup bibir milik Hana yang seperti menjadi obsesinya sejak tadi.

Bayangan akan lembut dan manisnya bibir gadis tersebut membuat ia selalu menginginkan untuk selalu melumatnya lebih lama.

“Aku suka mencium kamu,” bisik Christian tepat di telinga Hana dan itu membuat bulu kuduk wanita tersebut meremang dan merona malu.

“Aku suka aroma kamu…” sambungnya sambil mengecup pundak mulus Hana yang terbuka saat ini.

“Tadi kamu mau mandi kan?” ucap Hana mengalihkan sesuatu.

Christian mengendikan bahu. “Aku mau berenang saja sama kamu,” jawabnya.

Tanpa basa-basi, ia mengaitkan rambut panjang Hana di telinganya.

“Kalau gitu… Aku… Aku ganti pakaian dulu…”

“We don’t need that, baby…” ucap Christian yang kemudian berdiri dan dengan santainya berjalan menuju kolam renang yang berada di samping mereka sambil melepaskan pakaiannya satu pe rsatu.

Hal yang membuat jantung Hana berdebar hebat. Ia dan Adam memang berpacaran cukup lama dan sudah sangat jauh.

Ciuman dan pelukan tentu adalah hal yang biasa bagi mereka. Mereka juga pernah menginap dan berenang bersama saat berlibur dengan salah seorang sahabat Adam.

Saling menyentuh dan saling mencumbu juga tentu tidak terelakkan lagi dalam hubungan serius mereka sebelum akhirnya Adam ketahuan berselingkuh dengan wanita lain.

Namun tentu saja, kali ini Hana merasa jika semua sikap Christian hanya berujung pada satu hal yakni harus menyerahkan mahkota yang susah payah ia jaga selama ini dan hal itu tidak bisa lagi ia cegah!

“Ayo turun…” ucap Christian yang entah sejak kapan ia mulai menceburkan dirinya dan kini sudah berada di ujung sisi lain kolam renang tersebut, "aku gak suka buang-buang waktu."

Deg!


Demi apapun, di mata Hana saat ini, ketampanan pria tersebut meningkat 200 persen dengan wajah, tubuh, dan gaya rambut basahnya.

Dengan perlahan Hana mulai melepaskan pakaian yang dipakainya.

Hembusan dinginnya angin malam membuatnya sedikit bergidik meski ia tahu ia tidak dapat menolak apapun malam ini.

“Pasrah ajalah, Han. Demi nenek…” batin Hana sambil melangkahkan kakinya perlahan memasuki kolam renang hanya dengan mengenakan pakaian dalam yang menutupi bagian tubuhnya.

Christian tersenyum puas saat Hana perlahan ke arah ia berdiri saat ini. Terlebih, gadis itu 
melingkarkan kedua lengannya di pinggangnya walau jarinya gemetar.

“Kamu lapar?” tanya Christian setelah mencium Hana lagi.

“Nggak. Kamu?”

“Aku lapar, tapi bukan makanan…” bisik Christian menepis jarak antara keduanya
.

Hana bahkan dapat merasakan pria itu sangat membara. 


“Christian, aku… Aku belum… Belum pernah melakukan ini sebelumnya,” ucap gadis itu pada akhirnya.

Pria itu sontak mengernyitkan dahi bingung. “Aku tahu. Kamu udah bilang tadi. Ini pertama kalinya kamu punya sugar daddy kan? Yeah walaupun usia kita nggak terlalu jauh.”

“Bukan. Bukan itu maksud aku. Aku… Aku belum pernah sejauh ini dengan siapapun.”

“Aku nggak ngerti. Kamu baru pertama kali ke Bali?”

Hana yang gemas akan semua pertanyaan Christian yang seolah tidak paham akan maksudnya lalu mendekatkan dirinya pada Christian dan sedikit memiringkan duduknya agar bisa berhadapan dengan pria tersebut.

“Aku salah karena nggak bilang sebelumnya. Dan aku minta maaf kalau aku nggak jujur," ucap Hana, 
“aku… nggak pernah gituan sebelumnya.”

“Hah? Gituan? Gituan apa?” tanya Christian dengan heran. Kedua alisnya nampak bertaut dan bingung dengan maksud ucapan Hana.

“Chris…. Aku… I’m a virgin,” ucap Hana dengan sendu.

Ia banyak mendengar jika pria asing atau bahkan darah campuran tidak begitu suka dengan wanita yang masih mempertahankan mahkotanya karena mereka tidak ingin dianggap sebagai orang yang harus membawa tanggung jawab yang besar. Dan ia tentu tidak ingin Christian merasa terbebani dengan itu.

“What?!” 

Benar saja, Christian kini terbelalak. Apa yang harus Hana lakukan sekarang?

“Sama pacar kamu sebelumnya?” interogasi Christian cepat.


“Nggak pernah sampai sejauh itu.”


“Apa kamu yakin dia normal?”


“Sepertinya…” jawab Hana dengan miris karena tahu wanita yang menjadi selingkuhan Adam bahkan sedang hamil saat ini.


“Christian… Kamu nggak marah kan? Aku nggak akan nuntut apapun dan nggak akan jadikan hal ini sesuatu yang—-“


Ucapan Hana terhenti saat Christian langsung memeluknya dan menciumnya dengan lembut. Lama… Cukup lama.


“Kamu minta maaf karena masih perawan?” bisik Christian sambil menarik Hana agar berdiri dan hanya bisa mengangguk karena ia kembali menciumnya.


“Oh Rihana… Dari mana saja kamu selama ini? I'll never let you go,” bisik Christian sambil menciuminya lagi dengan penuh hasrat.

Kedua tangannya bahkan tidak lagi segan untuk menjamah apa yang bisa dilihat oleh matanya.

“Astaga! Apa ini? Perasaan apa ini?” batin Hana yang semakin terbuai dengan sentuhan dan ciuman Christian di leher dan bibirnya. Sentuhan dan ciuman yang membuatnya semakin menginginkan lebih.

Suasana semakin memanas.

Pagutan Christian semakin menuntut. Baju keduanya perlahan terlepas.

Malam ini, Christian tak akan melepaskan Hana....!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status