Sudah hampir dua bulan lamanya sejak pertemuan terakhir antara Hana dan Christian saat itu dan pria tersebut sama sekali hilang bagai di telan bumi. Pernah satu ketika, Hana mencoba menghubungi nomor telepon milik Christian saat ia merasa sangat merindukannya, namun ia harus menelan kekecewaan karena panggilannya hanya dijawab oleh suara merdu sang operator layanan. Mencari sosok Christian Smith ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Pria itu bahkan tidak memiliki liputan atau gambar apapun di dalam dunia maya. Dengan kata lain, Christian Smith bagaikan sebuah tokoh fiktif yang mungkin hanyalah karangan belaka.Hana tersenyum pada seorang pria yang kini sedang berjalan menghampirinya dengan membawa sebuah nampan berisikan dua gelas minuman bersoda serta dua paket ayam goreng crispy beserta nasi yang berbentuk setengah lingkaran tersebut.“Ini dia tuan putri…” ucapnya dengan tersenyum dan membuat Hana membantunya dengan meletakkan makanan mereka ke atas meja.“Nggak salah nih? Banya
Hana kemudian melambaikan tangan pada Arya yang kini telah mengantarkannya ke apartemen milik kantor Christian yang sudah ia tempati sejak ia pulang dari Bali. Awalnya tentu ia sedikit enggan, namun karena ia masih berada di dalam masa kontrak dengan pria menyebalkan tersebut, tentu ia tidak punya pilihan lain. Dan kini, disinilah ia selalu sendirian merenungi nasib dan menahan kerinduannya. Merindukan sosok yang mungkin tidak pernah ada.“Sabarlah Hana, hanya tinggal dua minggu saja. Dan kamu bisa melakukan apapun. Memulai hidup baru, dan melupakan dia,” ucap Hana pada dirinya sendiri sambil menghela nafas dengan lesu. Dering ponselnya berbunyi dan dengan sedikit kerepotan, ia mencari keberadaan benda tersebut di dalam tote bag miliknya. Isi tasnya memang selalu penuh dengan begitu banyak barang.“Iya, Maya…” sapa Hana yang langsung menatap ponsel miliknya yang telah berlayar hitam pekat. Ia memang menyadari jika ponselnya sudah sangat kekurangan daya sejak di kantor Arya.“Kenapa M
Christian menatap Hana dengan tersenyum puas karena telah membuat wanita kesayangannya tersebut terkulai tak berdaya dengan wajah bersemu merah.“Kenapa?” tanya Hana dengan masih beralaskan lengan kekar Christian di kepalanya.“Nggak apa- apa. Kamu kelihatan lucu aja kalau malu gini. And you know what? Kamu cantik dan luar biasa.” bisik Christian dengan menggoda.“Kamu dari mana aja?” tanya Hana akhirnya ketika Christian memeluknya dengan lembut.“Aku… Aku kemarin lagi banyak urusan. Ada sesuatu hal yang terjadi dan nggak bisa aku hindari. Tapi… Konyolnya semua itu nggak bisa bikin aku lupa sama kamu. Dan jujur, awalnya aku mau kamu bebas dari aku. Aku tahu kamu gadis yang baik dan hanya berada dalam keadaan yang kurang baik. So… Aku tadinya mau melepaskan kamu. Mau kamu mendapatkan hidup dan pasangan yang baik.” jelas Christian sambil memainkan ujung rambut panjang Hana.“Tadinya? Maksudnya? Apa sekarang kamu nggak mau aku punya hidup yang lebih baik?” tanya Hana lagi dengan heran.“
Ponsel Hana berdering saat ia dan Christian baru saja menghabiskan sarapan yang diantarkan oleh kurir pesanan Maya. Pria berkaos polos hitam tersebut nampak sibuk mencuci piring bekas makan mereka sementara Hana membereskan meja makan kecil yang ada dalam ruangan serba putih dan abu- abu tersebut.“Iya halo, mas,” sapa Hana pada Arya yang sedang meneleponnya.“Lagi ngapain? Mau sarapan sama- sama atau aku kurir aja?” tanya Arya dengan ramah dan mbuat Hana melirik ke arah Christian yang masih fokus dengan piringnya.“Aku baru aja selesai nih. Makasih ya…” jawab Hana yang terdengar tidak seperti biasanya.“Kenapa? Lagi sakit? Mau aku jemput dan antar ke dokter?” tanya Arya lagi dengan cemas. “Hana, masih dengar aku?” “Masih, mas… Aku nggak apa- apa. Nggak lagi sakit juga,” jawab Hana dengan sedikit mengecilkan suaranya.“Ya udah… Kalau gitu, nanti aja aku jemput makan siang ya… Kebetulan aku mau ke daerah apartemen kamu. Sekalian aku jemput,”“Eh jangan jangan… Aku lagi ada yang mau di
Hana melambaikan tangan pada Christian yang kini mulai melajukan kendaraannya ketika Nisa mendekatinya dan tersenyum.“Seingat gue, abang gue nggak punya mobil mewah gitu. Siapa, Han?” tanyanya.“Oh… Itu—““Pacar?” tebak Nisa dengan santai. “Gue tuh udah ngasih tahu ke mas Arya kalau loe dekat sama seseorang. Hanya aja dia keukeuh. Dia juga udah tahu kalau kan kalau loe punya cowok?”“Dulu hubungan kami masih belum jelas. Tapi… Kami berencana mau menjalani hubungan kami lagi. Tapi, Nis… Gue nggak enak sama mas Arya. Gue bukan mau mainin perasaan abang loe, hanya aja… Sejak awal gue udah bilang sama mas Arya kalau gue nggak mau menjalani hubungan apapun dulu. Dan waktu itu mas Arya hanya senyum dan dia malah ketawa. Dia malah bilang kalau dia emang nggak mau dekatin aku juga. Hanya sebagai teman,” jelas Hana mencoba meyakinkan kawannya tersebut.“Santai aja kali, Hanaa… Gue nggak ada urusan sama masalah cinta abang gue. Lagian nih ya… Dia juga punya gebetan lain selain loe. Jadi tenang
Christian tersenyum ketika Hana melirik minuman cola yang akhirnya ia pilihkan untuk menemani makan malam mereka berdua. Makan malam yang membuat Christian harus repot- repot menyewa satu lantai rooftop hanya untuk mereka berdua. Dan setelah makanan penutup mereka telah berakhir, Christian masih nampak mengulur waktu dan menanyakan beberapa hal sederhana kepada gadis kesayangannya tersebut.“Jadi Dita sudah tidak bersama Tony lagi?” tanya Christian yang sebenarnya sangat tidak tertarik dengan kehidupan pribadi orang lain. Namun sayangnya, Dita adalah satu- satunya orang yang Christian kenal dekat dengan Hana.“Iya. Dita mau menikah dan syukurnya tunangannya mau menerima masa lalu Dita. Dia beruntung sih…”jawab Hana dengan sedikit tersenyum getir. Tentu saja Dita beruntung karena menemukan pria yang bisa menerima masa lalunya sebagai wanita simpanan. Sedangkan dirinya sendiri belum tentu bisa seberuntung itu.“Masih lama?” tanya Christian yang sebenarnya sedang mengetikkan pesan pada p
“Lagi memikirkan apa?” tanya Christian pada Hana yang sedang duduk di balkon apartemen miliknya. Ia memang baru saja mendengarkan Leon melaporkan pekerjaannya selama seharian ini.Hana tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Christian yang kini malah langsung duduk disampingnya dan merebahkan tubuh dengan kedua paha Hana sebagai tumpuannya.“Malam ini indah ya, sayang…” ucapnya lagi yang lebih terdengar seperti pernyataan.“Iya. Kamu mau minum sesuatu? Biar aku buatkan,” ujar Hana dengan mengusap kening dan rambut Christian dengan lembut. Hal yang membuat pria tersebut merasa sangat nyaman. Dan sesungguhnya, hanya Hana lah wanita yang memperlakukannya semanis ini. Manis, lembut, dan nyaman. “ Ah, andai saja aku bisa bertemu dengannya lebih cepat,” batin Sakha setiap kali melihat Hana tertidur dalam pelukannya.“Nggak ada, sayang… Dan aku hanya pengen kayak gini terus sama kamu. Rasanya nyaman sekali,”Hana kemudian menatap wajah tampan yang tengah memejamkan kedua matanya tersebut sa
Hana nampak terlihat cantik dengan dandanan tipis menawan dan kebaya berwarna creme yang ia tumpuk bersama pakaian wisudanya. Pagi tadi ia terkejut dan tidak menyangka jika Christian mendatangkan penata rias yang juga membawa kebaya cantik bernuansa creme dan pink blush tersebut. Rambut panjangnya juga ditata tak kalah cantiknya meski hanya sanggul sederhana.Mata indahnya yang sejak tadi menatap layar ponsel yang telah menggelap tersebut terlihat sedikit kecewa karena Chrsitian tidak lagi membalas pesan terakhirnya. Tentu pria itu sedang sibuk saat ini, pikir Hana. Namun, ini juga merupakan hari yang penting untuknya dan tentu mengharapkan bisa membaginya dengan pria yang baru saja melamarnya tersebut.Hana langsung mengangkat wajahnya ketika mendengarkan suara MC yang menyebutkan nama yang tidak asing di telinganya tersebut. Nama salah satu dari beberapa pengusaha yang ikut menyumbangkan dana beasiswa kepada yayasan kampus mereka. Christian Aryasatya Winata.Riuh tepuk tangan langsu