Share

Kenyataan

POV MIRA

Aku tak tahu harus berkata apa. Aku memang menangis semalaman. Perkataan Mas Angga begitu menusuk hati.

Aku memang wanita kotor dan tak berharga. Apa yang terjadi kala itu hanya ketakberdayaan. Iming-iming cinta membuatku tergoda.

“Masak sih, Ma?” Aku memegang wajah, coba menerangkan pada Mama Sandra kalau aku dalam keadaan baik-baik saja. Aku juga membohongi wanita yang telah melahirkanku itu, kalau tak menangis semalam.

Usia menyiapkan makanan, aku duduk dan sarapan bersama mereka.

“Mir, wajahmu pucat, apa kamu sakit?” Mas Angga memegang dahiku. Aku tahu itu hanya kepura-puraan agar dia terlihat baik di mata Mama Sandra.

“Aku baik-baik saja.”

“Apa perlu mama antar ke dokter?” tanya Mama Sandra.

Lekas aku menggeleng. “Mira hanya perlu istirahat saja.”

Kami lantas melanjutkan makan dalam diam.

Seperti biasa, aku mengantarkan Mas Angga hingga teras rumah untuk membawakan tas kerjanya. Terkadang, aku merasa, diri ini hanya seorang pembantu untuknya. Bedanya, kalau pem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status